🎀 CHAPTER 18 🎀

52 16 4
                                    

•••••••••••••
Cek Typo
••••••••••••

🥀Never
leave it.🥀

✨✨✨

"Siapin cemilan dan cari
Tempat yang nyaman
Untuk membaca"

|| Ready... Go! ||

Jangan lupa Vote dan komentarnya

|| Happy Reading ||

_________

Wah, seriusan? Verrell mau ngajak aku jalan-jalan berdua. Apakah ini, apakah ini jalan menuju cintaku padanya. Tapi, apa dia menyukaiku.

Argh...

Aku menjerit, membayangkan semua itu. Seandainya, aku benar-benar bakalan menjadi nyonya Verrell. Aku bakalan terkenal dan di segani oleh banyak orang.

{ Mode Halu on }

"Nyonya..," teriak para para orang-orang yang sudah menungguku di perusahaan Verrell. Dengan membawakan Mading, yang bertulisan, I want to be like you.

Dan aku pun, melambaikan tanganku untuk mereka. Dengan memakai gaun yang super mewah, berkilau, dan mahal. Rambut yang ikal, Seperti sosis di gulung. Make-up, ala-ala wanita Korea Selatan. Disambut dengan, karpet berwarna merah yang sudah terbentang. Kamera dimana-mana untuk mengambil fotoku lalu di pajang di brand terkenal, oh My God.

Hey, hey, hey....

Verrell datang, untuk memelukku lalu mencium ku. Agresif sekali dia ya, apa gak malu di tempat keramaian begini.

Sadarlah...

{ Mode Halu off }

Verrell mencubit hidung ku. Astaga,
Ternyata cuman ngehalu doang. Aku memanyunkan bibirku dan memegang pipiku.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Verrell kepadaku sambil tertawa kecil.

"Ehm, anu-anu,"kataku dengan grogi.

Kalau aku beritahu dia, dia bakalan gak percaya. Malahan bakalan ilfil dan menjauhi ku.

"Arghh, gak mau," aku memukul-mukul dahiku.

"Kau kenapa?"lagi-lagi Verrell tertawa. Kali ini, dia tertawa terbahak-bahak sampai perutnya sakit.

"Ha?"aku mengukir senyuman paksa, karena memang ini yang seharusnya aku perbuat supaya tidak kelihatan bahwa aku sedang ngehalu. "I'm fine," .

Apakah Verrell bakalan percaya atau tidak?

"Oh,oke,"kata Verrell dengan cuek dan pergi meninggalkanku.

"Eh, btw anybusway," aku menghampiri Verrell dan duduk di sebelahnya.

"Apa?"balas Verrell, tetapi dia tidak melihat atau melirikku sama sekali. Dia sibuk dengan HP-nya.

"Kita jadikan, jalan-jalan?" Kali ini verrell melirikku. "Gak!" Jawabnya singkat.

Sad, ku menangis...

"Yah, padahal aku pengen jalan-jalan,"aku ngedumel dengan pelan. Dan melirik ke arah jam dinding yang terletak di atas televisi.
"Kau," kataku kepada Verrell. "Udah aku bilang, kita di rumah saja," balas Verrell dengan kesal. "Bukan itu!"aku melirik Verrell kembali. "Apa?" katanya lagi dengan cuek.

Odnoliub  [ END ✅ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang