^ Bonus Part ^

517 43 1
                                    

*Jika Anda membaca cerita ini di Platform lain selain WATTPAD, Anda kemungkinan besar berisiko terkena SERANGAN MALWARE.*

*If you're reading this story on a Platform other than WATTPAD, you are most likely at risk of a MALWARE ATTACK*

######

"Baby.. Bangun sayang."
"Aku masih mengantuk, appa."
"Katanya kemarin ada janji dengan oppa yang merebutmu dari appa."
"Astaga, aku lupa. Kenapa appa tidak membangunkan aku sejak tadi?."

"Dia yang buat janji, dia yang lupa, dia juga yang marah. Benar-benar mirip Jung Eun Ha."

######

"Oppa, Umji sudah bangun?."tanya Eunha
"Baru saja bangun. Dia benar-benar anakmu."jawab Sowon
"Kalau bukan anakku, anak siapa lagi coba?."Eunha
"Anakku."Sowon

Sowon memeluk tubuh Eunha dari belakang, istrinya itu terasa semakin kecil saja.

"Oppa, kamu berat. Tidak lihat aku sedang buat apa?."
"Buat apa memangnya?."
"Sarapan untuk kalian. Menyingkirlah!."

Sowon mendengus sebal dan kemudian duduk dikursinya.

"Appa - Eomma, nan kanta..."

"Yakkk. Kim Umjiii. Oppa, bawa dia kemari!."
"Aissshh anak itu."

Sowon bergerak cepat untuk menahan putrinya agar tidak pergi.

"Appa, aku sudah terlambat. Dia tidak suka kalau aku datang terlambat."Umji beralasan
"Kamu memikirkan dia yang tidak suka kalau kamu terlambat, tapi tidak memikirkan appa dan eomma yang tidak suka kalau kamu pergi tanpa sarapan."dumel Sowon "Appa memang mengizinkanmu berkencan, tapi bukan berarti kamu harus selalu mementingkan dia. Lagipula dia namja baik atau bukan?. Seharus dia menjemputmu kalau ingin mengajakmu kencan."omelnya lagi, dia menarik kerah baju Umji dari belakang dan membawanya ke meja makan

"Astaga oppa, kenapa menarik Umji seperti itu?. Lehernya pasti sakit."Eunha
"Kalau bukan dengan cara seperti ini, anakmu sudah kabur."Sowon
"Dia anakmu juga, oppa."Eunha

Sowon mendudukan Umji di kursinya, "Setelah sarapan, terserah kamu mau pergi kemanapun bersama oppa-mu itu."
"Ne..."

Umji akhirnya sarapan bersama kedua orangtuanya. Disela-sela kunyahannya, Eunha dan Sowon memberikan nasihat bergantian. Membuat Umji merasa jengah. Dia sudah 18 tahun, bukan anak kecil lagi sekarang.

"Jangan pulang terlalu malam."

"Jangan melakukan hal yang aneh-aneh."

"Jangan mau diajak menginap."

"Kalau dia menyentuhmu di area terlarang, gampar saja."

"Pegangan tangan boleh, tapi tidak ada cium."

"Appa - Eomma... please, jangan terlalu berlebihan."Umji

"Ini bukan berlebihan. Ini demi kebaikanmu. Sebenarnya appa ingin kamu mulai berkencan setelah selesai Kuliah. Sudah mending appa melonggarkan aturan itu, jadi jangan banyak protes!."

######

"Oppa mian, appa-eomma melarangku pergi sebelum sarapan."
"Gwaenchana, aku juga yang salah, seharusnya aku menjemputmu."
"Pulangnya saja antar aku. Kalau menjemput, aku kasihan padamu, appa selalu mengomel di pagi hari, membuat telinggaku panas saja."
"Jhaha.. Kamu ini. Pantas aku juga selalu kesal padamu di sekolah."
"Tapi sekarang kita tidak di sekolah, ssaem. Kamu tidak marah 'kan?."
"Aku tidak marah, asal kamu jangan memanggilku seperti itu diluar."
"Nde, Yuju oppa."
"Umji-ya.. Bioskopnya belum buka. Kamu mau kemana dulu?."
"Kita lihat-lihat disekitar sini saja, oppa. Aku juga ingin membeli buku."
"Aku akan mengikuti kemanapun kamu pergi, princess."

Sarang 2.0 [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang