*
Hati Cherry tercekat, entah kenapa laki-laki yang ternyata penghuni baru apartemen yang terletak selisih dua pintu dari apartemen Ethan itu membuatnya merasakan sesuatu yang ganjil. Cherry sempat bertanya pada Philip apakah dia kenal tetangga yang tinggal di sekitar sini? Philip bilang dia mengenal hampir semua tetangga Ethan di lantai teratas gedung apartemen ini, apalagi jumlahnya tidak sebanyak lantai di bawahnya.
Walaupun kenyataannya Philip jarang bercengkerama, karena kebanyakan dari mereka adalah para eksekutif muda dengan jabatan yang tinggi yang terlalu sibuk. Seperti halnya Ethan.Perasaan ganjil yang dirasakan Cherry tak juga hilang. Dingin merayap, ketika laki-laki itu tersenyum padanya pagi ini ketika Cherry keluar membawa sekantong sampah dan menyerahkan pada cleaning service yang sudah menunggu di depan pintu. Laki-laki itu juga membuang sekantong kecil sampahnya. Mata Cherry berhadapan dengan mata laki-laki itu, dan lagi-lagi...laki-laki itu tersenyum pada Cherry, yang entah kenapa senyuman itu justru terlihat bagai sebuah seringaian di mata Cherry.
Cherry mengangguk sopan, dan segera masuk ke dalam apartemen. Philip seperti biasa sedang membereskan dapur, dan Ethan sedang menikmati sarapannya. Cherry melangkah ke arah Ethan. Ethan sangat tampan dengan balutan kemeja warna biru muda dan celana khakinya. Rambutnya sudah agak panjang dan seksi.
"Kenapa pipimu merah begitu? Cepat sarapan." Ethan menatap Cherry sambil tersenyum. Ah, Ethan tidak saja tersenyum tapi dia tertawa kecil. Cherry masih berdiri di samping Ethan, mengambil tisu dan mengusap ujung bibir Ethan yang ada sedikit lelehan susu putih.
"Hmmm, manis sekali, girlfriend?" Ethan menggoda sambil meraih pinggang Cherry. Berdiri, dan meraup bibir Cherry lembut. Perlahan, hingga bibir mungil itu bergerak membalas. Ethan mengangkat tubuh Cherry untuk memperdalam ciumannya. Membuat Cherry terpekik kecil di sela ciuman mereka.
"Wow...do I miss something here?" Philip yang terkejut dengan kelakuan dua anak muda di depannya menatap mereka dengan pandangan menyelidik. Cherry berusaha melepaskan diri dari Ethan tapi Ethan justru mengeratkan lingkaran tangannya di pinggang Cherry. Philip mendekati mereka. Saat itu juga Cherry ingin bumi menelannya. Wajahnya merah karena malu. Ethan menurunkan Cherry tanpa melepaskan pelukannya di pinggang Cherry.
"Look at her face, Philip...she is blushing."
Ethan tertawa sambil membalikkan tubuh Cherry menghadap ke arah Philip. Memeluk perut Cherry erat agar tidak melarikan diri. Philip tertawa kencang saat Cherry justru menutupi wajahnya. Ethan benar-benar kelewatan. Philip merangkul dua anak manusia yang sedang jatuh cinta itu. Ikut bahagia. Rasa hangat menyelusup di hatinya. Ini luar biasa setelah puluhan tahun Philip menjadi saksi betapa Ethan mengalami hidup yang tak mudah. Kelihatan sempurna dan kokoh dari luar tapi begitu rapuh di dalam.
"I am so happy for you...both of you." Philip tersenyum tulus sambil melepaskan rangkulannya. Ethan tersenyum, dan Cherry lebih memilih menyurukkan wajahnya ke leher Ethan, tak kuasa
menahan malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERRY, UNDENIABLE DESIRE (SUDAH TERBIT)
RomancePria 28 tahun bertitel dokter itu bernama Ethan William Leandro. Menjadi saksi bisu pengkhianatan ibunya terhadap ayahnya, membuat dirinya tidak perduli pada cinta. Dia mengabaikan hatinya dan membiarkannya asing pada perasaan itu selama bertahun-ta...