Kilau sinar matahari menerobos jendela dengan tirai yang sedikit terbuka. Menerpa tubuh Cherry yang terkulai di sebuah tempat tidur. Cherry membuka matanya pelan. Pening menyeruak isi kepalanya. Sekuat tenaga Cherry mengumpulkan ingatannya.
Makan dengan Laura, melihat-lihat kain, ingin masuk ke mobil, wajah Laura yang pucat pasi sambil terpekik, bau yang menyengat, dan gelap yang datang melanda setelahnya...Cherry mencoba bangun dan duduk di tepi ranjang. Ranjang yang cukup tinggi karena kaki Cherry bahkan tidak bisa langsung memijak lantai.
Dengan perasaan bingung Cherry mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. Kamar ini cukup bersih. Bergaya khas kamar dalam sebuah rumah pedesaan. Hanya ada ranjang, sebuah lemari
pakaian, satu meja dan satu kursi di sudut ruangan, dan satu pintu lain yang Cherry yakin itu adalah kamar mandi. Cherry turun dari ranjang dan melangkah pelan ke arah jendela. Pening kepala memaksanya mencengkeram tirai merah
jambu berenda yang ada di jendela. Cherry mencoba membuka jendela.Terkunci mati!
Pandangan Cherry tertuju ke luar. Bukan gedung-gedung bertingkat yang ada di hadapannya, tapi hamparan danau dan padang rumput yang lumayan luas yang mulai diguyur salju tipis. Jalanan mengecil hingga kejauhan. Sunyi sekali hingga Cherry dapat mendengar desiran angin yang ditingkahi suara cicitan burung-burung dan gesekan dedaunan. Cherry yakin ini bukan di tengah kota. Tempat ini pasti jauh dari pusat kota. Bahkan Cherry tak melihat rumah lainnya di dekat sini. Hanya sebuah obyek kecil di kejauhan yang Cherry yakin itu adalah sebuah rumah. Sangat jauh di seberang danau dan menanjak ke arah sebuah bukit.
Cherry menghela napas. Menyesali kebodohannya yang tak mengindahkan kekhawatiran Ethan.
“Oh Tuhan...” Lirih suara Cherry sambil menekan dadanya yang terasa sesak karena menyesali kebodohannya.
Pintu kamar berderak...terbuka. Seorang laki-laki menyeringai ebar, diikuti laki-laki lain yang menyeret seorang gadis yang meronta ronta dengan tangan terikat dan sebuah kain putih membekap mulutnya.
Cherry terhenyak. Laki-laki itu? Tetangga baru Ethan yang menghilang! Apa maunya laki-laki itu? Apa kesalahannya hingga dia diculik seperti ini? Beribu tanya dibenak Cherry, terputus oleh jatuh tersungkurnya gadis yang dibawa oleh laki-laki satunya lagi. Gadis itu tersuruk di ranjang dengan tangan terikat dan mulut tersumbat. Dan...
“Lucy?” Cherry terpekik sambil buru-buru melepaskan ikatan di tangan Lucy dan kain yang menutup mulut Lucy.
“You bastard!” Lucy berteriak pada kedua lelaki itu. Lucy menatap penuh amarah. Mengumpat kasar yang di balas dengan seringaian dan senyuman penuh kelicikan oleh dua laki-laki itu. Kedua lelaki itu berbalik keluar diiringi lengkingan merdu
lagu Bohemian Rhapsody dan tarian meliuk keduanya. Tarian kemenangan seperti yang pernah Cherry saksikan dalam sebuah parade.
Pintu tertutup dan terdengar suara kunci diputar. Lengkingan suara masih terdengar. Membuat Cherry dan Lucy berpandangan penuh keyakinan kalau kedua penculik itu adalah dua orang gila, dua orang psikopat yang tengah bergembira karena berhasil
menangkap sang mangsa....
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERRY, UNDENIABLE DESIRE (SUDAH TERBIT)
RomancePria 28 tahun bertitel dokter itu bernama Ethan William Leandro. Menjadi saksi bisu pengkhianatan ibunya terhadap ayahnya, membuat dirinya tidak perduli pada cinta. Dia mengabaikan hatinya dan membiarkannya asing pada perasaan itu selama bertahun-ta...