Back Home (24)

3.2K 415 24
                                    

Dua minggu setelah insiden pemukulan Cherry, Ethan benar-benar seperti orang yang paranoid akut. Dia menempatkan pengawalnya bergantian di depan kamar rawat inap Cherry. Cherry menjalani pemulihan atas luka baru yang didapatkannya dari sang penyerang yang berdasarkan penyelidikan besar-besaran polisi Milan dan orang-orang kepercayaan Ethan, mengarah pada satu tersangka yang diduga kuat bernama Alexei Nikolai.
Bukti kuat dari keterangan beberapa saksi dan rekaman CCTV di berbagai sudut rumah sakit mengarah pada pria berumur 51 tahun berkebangsaan Rusia itu. Polisi belum berhasil menemukan pria yang menghilang bagai di telan bumi itu.

Tepat 3 minggu kemudian...

"Collin...segera siapkan jet perusahaan. Kita akan kembali ke New York besok pagi tepat pukul 06:00." Ethan memberi perintah pada Collin Anderson melalui telepon. Cherry tersenyum, mengelus perutnya lembut. Ethan melangkah menghampiri Cherry. Memeluknya erat sambil mencium puncak kepala Cherry dalam.

"Hei...child...tetaplah sehat di perut Mommy, okay? Kita akan pulang besok pagi." Ethan berujar sambil mengelus perut Cherry dengan sayang. Cherry tertawa. Ethan bisa sangat manis kalau sudah menyangkut calon bayinya.

Sebuah lamaran yang manis sudah tersusun di benak Ethan beberapa hari lalu. Ethan bukan pria yang biasa mengumbar kemesraan dan dia sama sekali bukan pria yang romantis, tapi Ethan berharap Cherry bahagia dengan lamarannya nanti.

Dean dan Lucy sudah kembali ke New York seminggu lalu, karena Dean harus berada di perusahaan, menangani beberapa proyek penting.
Lucy tak lagi membantah Dean yang over protektif setelah kejadian yang menimpa Cherry, walaupun Lucy kadang masih suka memberengut kesal karena Dean yang kelewat batas. Dean menambah jumlah pengawal untuk Lucy, karena Lucy berkeras ingin tetap bekerja. Ethan dan Dean seakan sudah hafal dengan ritme kerja sang penyerang, yang menyerang di saat semua merasa keadaan sudah kondusif.

---------------------------------

Pesawat jet bertuliskan Leandro Corp mendarat sempurna di bandar udara JFK setelah penerbangan selama 9 jam lebih dari bandar udara Malpensa, Milan menuju New York.

Sore hari tepat pukul 16:00, Cherry sudah berada di kamarnya lagi, di mansion keluarga Ethan. Lucy yang sudah pulang kerja menemani Cherry di kamarnya.

"Sepertinya aku akan segera menyerah menghadapi semua ini, Lucy." Cherry menghela napasnya berat.

"What? No...apa kau tidak memikirkan anak kalian?" Lucy bertanya jengah.

"Justru karena aku memikirkan dia, Lucy...aku rasa aku harus menyerah. Aku tidak bisa hidup seperti ini. Merasa tidak aman, selalu khawatir...kau tahu...aku tidak ingin anakku mengalami apa yang aku alami." Cherry berkata lirih.

"Pikirkanlah perasaan Ethan kalau begitu, dia akan hancur Cherry." Lucy berkata tak kalah lirih. Lucy akhir-akhir ini juga sering berada di tebing putus asa dan hampir saja menyerah. Keadaannya tak jauh beda dengan Cherry.

"Sudahlah...bicarakan baik-baik dengan Ethan. Sekarang istirahatlah yang banyak, kau butuh itu." Lucy mengusap bahu Cherry sambil beranjak dari ranjang Cherry menuju kamarnya.
James Sanders dan seorang maid bernama Joana masuk mengantarkan teh dan satu toples biskuit, air putih dalam teko dan buah-buahan.

"Terima kasih banyak, James." Cherry mengangguk sambil tersenyum. James balas mengangguk dan keluar bersama Joana. Cherry meminum tehnya. Aroma melati yang menguar begitu menenangkan, hingga Cherry merasa nyaman.

Sementara itu Ethan dan Dean sedang menemui Ayah mereka di ruang kerja.

"Bagaiman keadaan Cherry dan Lucy, Son?" Edward bertanya pada dua anak laki-lakinya.

"Lucy baik, Dad." Dean menjawab sambil menatap prihatin ke arah Ethan.

"Sejauh ini pemulihan Cherry berjalan baik, Dad...tapi aku tahu Cherry merasakan lebih dari sekedar sakit di tubuhnya. Secara mental dia juga sangat down, Dad." Ethan menjawab sambil menghela napas panjang. Edward mengangguk.

CHERRY, UNDENIABLE DESIRE (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang