Pagi yang cerah, matahari seakan ikut merasakan hangatnya sekumpulan hati yang saling bertaut. Cherry memandang ke arah tanah lapang. Ethan sedang bergumul dengan dua jagoan kecilnya. Semua yang mengenal Ethan tak akan menyangka kalau Ethan bisa sehangat itu. Tertawa lepas, berlari, menjadi tumpuan kedua anaknya layaknya kuda, dan terbaring kelelahan di rerumputan karena tingkah anak-anaknya yang sangat aktif.
Cherry tertawa kecil saat mengingat Ethan masih saja salah membedakan yang mana si sulung Zachary William Leandro dan mana si bungsu Alexander William Leandro. Mereka identik, dengan sedikit perbedaan yang tak mencolok. Alex mempunyai tahi lalat super kecil di atas bibirnya. Namun naluri Cherry sebagai ibu tak membuatnya harus melihat perbedaan itu hanya untuk tahu mana Zach dan mana Alex.
Ethan berubah menjadi kekanakan bila bersama dua anaknya. Seperti tadi pagi saat mandi, Cherry di buat kewalahan dengan tingkah mereka bertiga yang mandi dalam satu bathtub penuh busa dan bertebaran memenuhi setiap sudut kamar kamar mandi. Bahkan Ethan sengaja membuat busa sabun menempel di kepala dan dagu Zach juga Alex layaknya rambut kribo dan jenggot tebal seorang kakek-kakek.
Zach dan Alex tertawa terbahak-bahak ketika mereka diajak bercermin oleh Ethan di cermin kamar mandi. Kamar mandi menjadi berisik sekali ketika Cherry masuk ke kamar. Cherry yang gemas karena mereka mandi terlalu lama, masuk dan mencoba mengangkat Zach untuk segera di mandikan dengan benar, dan hasilnya Zach menangis keras sekali hingga membuat Alex ikut menangis. Dan Ethan sama sekali tidak membantu, dia malah menaik turunkan alisnya menggoda Cherry.
"Ooh ayolah, sayang...sebentar lagi." Ethan membujuk.
"Mereka akan sakit, Ethan." Cherry berujar dengan nada gemas.
"Daddy mereka dokter kalau kau sudah lupa." Ethan kembali meraih Zach. Melumurinya lagi dengan busa membuat Zach kembali tertawa-tawa.
Cherry mendelik ke arah Ethan, menghentakkan kaki dan melangkah keluar dari kamar mandi dengan bibir mengerucut."See...Mommy kalian galak sekali, Son." Ethan memandikan Zach dan Alex dengan benar lalu menggendong mereka keluar menuju kamar.
Cherry segera memakaikan mereka baju dan memberi mereka susu hangat. Segera saja mereka berlarian keluar menyusul Ethan ke tanah lapang setelah menghabiskan susu mereka. Dan di sanalah mereka bertiga. Tiga hati yang paling berharga bagi Cherry, menghabiskan pagi menjelang siang yang hangat di tanah lapang.Suasana ranch sangat sepi, hanya terdengar lenguhan sapi yang sedang merumput di kejauhan.
Ethan mengendong Zach dan Alex untuk ditidurkan. Celotehan riang keduanya membuat suasana rumah yang hari itu begitu sepi karena Viktor dan keluarga sedang ke Beograd menghadiri sebuah pesta pernikahan, menjadi ramai."Ayo, cuci kaki kalian dan tidur siang...huuuh...anak Mommy bau matahari." Cherry tertawa sambil mencium Zach dan Alex.
Ethan mencuri ciuman dari bibir Cherry membuat Zach dan Alex tertawa seakan mereka sedang bermain bersama. Cherry mengerucutkan bibirnya. Cherry merasa mengasuh dua bayi kecil dan satu bayi besar.
"Menikahlah denganku." Ethan berkata tiba-tiba.
Keduanya sedang ikut berbaring di samping kanan dan kiri Zach dan Alex yang terlelap. Cherry menatap Ethan. Manik hitam itu menyiratkan kesungguhan."Kita kembali ke New York dan kita akan..." Ucapan Ethan terpotong oleh gelengan Cherry.
"Nikahi aku di sini." Cherry meminta sambil mengelus rahang Ethan lembut. Ethan mengeryitkan dahi, yang segera dielus oleh Cherry.
"Malu-malulah sedikit, Cherry...pura-puralah menolak atau merajuk...atau... " Ethan merajuk dan disambut kekehan Cherry sambil beranjak pelan dari ranjang Zach dan Alex.
"Ethan...ayo bercinta sekarang..." Cherry mulai merajuk sambil menatap malu-malu pada Ethan.
"Aaaargh...bukan itu, Cherry." Ethan tertawa gemas sambil melangkah cepat menyusul Cherry yang keluar dari kamar Zach dan Alex menuju kamarnya melewati pintu penghubung.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHERRY, UNDENIABLE DESIRE (SUDAH TERBIT)
RomancePria 28 tahun bertitel dokter itu bernama Ethan William Leandro. Menjadi saksi bisu pengkhianatan ibunya terhadap ayahnya, membuat dirinya tidak perduli pada cinta. Dia mengabaikan hatinya dan membiarkannya asing pada perasaan itu selama bertahun-ta...