6. Blood of Fairy

77 13 0
                                    

Written by tapak_Kata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Written by tapak_Kata

Rapat hari ini selesai dengan keputusan akan diadakan rapat kedua setelah pencarian seseorang yang dimaksud Gian. Pencarian itu ditugaskan oleh sang ratu pada peri kerajaan esok pagi. Semua peri hanya bisa mengangguk dengan sopan.

Setelah semua perwakilan peri pergi, Ratu Elsya termenung di singgasananya. Wanita yang memiliki rambut putih perak itu menutup mata dan menghela napas pelan. Ia harus segera bertindak sebelum semuanya terlambat.

"Maaf, Yang Mulia Ratu."

Mata sang ratu terbuka dan langsung disuguhi pemandangan seorang peri yang berlutut di hadapannya. "Ada apa? Apakah ada masalah lagi?"

"Saya kemarin bertemu raja untuk membahas hal yang terjadi di perbatasan. Akan tetapi, saya belum menerima jawaban apa yang harus dilakukan untuk saat ini. Segel perbatasan tampaknya sudah tidak sekuat dulu, bahkan salah satu dari penjaga perbatasan bilang ada sosok yang masuk Rosehill Timur dengan mudah. Mohon maafkan kami karena saat itu tidak berjaga di sana sepanjang waktu."

"Kenapa ada yang bilang masuk ke negeri ini kalau kalian tidak berjaga di sana?"

"Di sana ada sebuah ledakan. Hal tersebut membuat kami pergi ke sana, tapi tidak ada apa pun ketika kami sampai. Kemungkinan besar itu adalah sosok dari negeri Rosehill Barat. Kami akan bertindak untuk melakukan pencarian, tapi raja melarang kami. Beliau berkata, kalau itu pasti bukan dari kaum demon. Sehingga kami menunda tindakan itu. Untuk saat ini, kami tidak memiliki cara apa pun, Yang Mulia Ratu," tutur sang peri.

Ratu Elsya mengerutkan dahi karena merasa bingung. Wanita itu tahu kalau perbatasan memang tidak bisa dilewati kaum demon setelah perjanjian saat terpisahnya Rosehill Timur dan Rosehill Barat. Segel pertahanan itu sangat bagus dan tidak bisa diretas oleh siapa pun. Jika pun negeri yang dipimpinnya dimasuki, sosok itu akan hancur saat menghirup udara.

Wanita nomor satu di Rosehill Timur itu mengembuskan napas pelan. "Aku akan berpikir sebelum ambil keputusan. Perketat saja keamanan di perbatasan. Jika ada yang aneh, segera laporkan!" perintahnya.

"Baik, saya akan mengomando semua peri yang berjaga di sana untuk memperketat keamanan. Saya izin undur diri."

"Iya."

***

Nathan tersenyum setelah memakan roti gandum dan minum madu yang diberikan Emma. Akhirnya, ada satu hal wajar lagi dari dunia yang dianggapnya aneh ini. Ia pikir makanan di sini berupa daun atau bunga karena sepanjang jalan, tidak ada yang tumbuh, selain bunga dan pohon yang menjadi tempat tinggal peri.

Nathan sudah berkenalan dengan adik Vion yang bernama Emma. Gadis kecil yang ceria itu terlihat begitu senang dan asik diajak mengobrol. Hal tersebut membuat suasana  menjadi lebih berwarna dan tidak canggung.

Blood of Fairy [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang