Part 2

1.3K 85 0
                                    

Skip Sekolah

Rara hanya duduk termenung dikelasnya, dia binggung dengan keadaanya sekarang daya ingatnya semakin menurun, semua pelajaran yang diberikan oleh guru-gurunya susah untuk ia pelajari, sedangkan waktu kelas 1 dia dengan mudahnya memahami semua pelajaran yang diberikan, dia juga binggung kenapa ia bisa menjadi sangat-sangat pelupa, kadang dia tidak dapat membedakan hari, kadang dia binggung setelah pulang sekolah dia harus kemana, pernah suatu hari rara salah memasuki kelas, untung saja kelas yang dia masuki kelas kakaknya selfi dan langsung saja selfi mengantarkan rara ke kelasnya.

Didalam lamunannya putri yang duduk disebelah hanya memperhatikan rara, putri juga binggung dengan keadaan sahabatnya itu.

"ra...elo kenapa, gue binggung sama elo belakangan ini" tanya putri yang seketika membuyarkan lamunannya.

"ehhh...ehhhh.." jawab rara kikuk, yang binggung harus menjawab apa.

"gue binggung ra sama elo, sudah berapa bulan ini keadaan elo semakin aneh, kadang elo salah pakek seragam, kadang elo salah masuk kelas, kadang elo kayak orang bego yang ngak tau harus ngapa-ngapain" tanya putri kembali.

"putri sayang, elo tenang aja, gue ngak papa kok, mungkin belakangan ini gue banyak pikiran, itu yang buat gue kayak orang bego" jawab rara untuk menenangkan putri.

"tapi ra gue khawatir sama elo, kita izin pulang yuk, gue anter elo kerumah sakit ya buat cek keadaan elo, gue takut elo kenapa-napa ra" ucap putri yang semakin khawatir dengan keadaan rara.

Belakangan ini memang keadaan rara membuat semua orang yang didekatnya khawatir.

"putri sayang, sahabat terbaikku, elo tenang aja ya gue ngak papa kok" jawab rara penuh keyakinan sambil menangkupkan kedua tangannya ke pipi gembul putri agar putri percaya.

Percepat

Jam istirahat pertama pun telah datang, rara dan teman-temannya sedang asik mengobrol dikantin sembari menyantap makanan yang mereka pesan, dan tiba-tiba selfi, aulia dan tasya datang dan selfi langsung memeluk rara dari belakang.

"eehhhh kak selfi, bikin kaget aja, sini kak duduk disebelah rara" ucap rara sambil merangkul tangan selfi
"geser loh, kakak gue mau duduk" sambil mendorong badan afisan, dan akhirnya afisan mengalah.

"nie ambil tempat duduknya, mentang-mentang udah ada kakaknya, maunya nemplokkkk aja kayak perangko" sambil berdiri dan memanyunkan bibirnya

"sirik aja loh.... wekkkk..." jawab rara sambil menjulurkan lidahnya dan kembali bermanja-manja dengan kakaknya.

Semua teman rara dan selfi pun hanya bisa tertawa melihat kelakuan rara dna afisan, tapi tidak dengan selfi dan putri.

Sedari tadi selfi hanya terdiam, dan akhirnya membuka suara.
"dekkk.... Kamu ngak papa kan, kamu ngak marah sama ayahkan?" tanya selfi yang khawatir dengan keadaan rara karena kejadian pagi tadi.

"Ayah... emang ayah kenapa kak?" tanya rara binggung dengan ucapan selfi.

"eeehhh ennggaakkk, yaa sudah mari kita makan, ehh aul pesenni gue makan donk sudah laper nie" ucap selfi sembari mengalihkan pembicaraannya dengan rara.

"yeeeee dari tadi napa bilangnya, ya udah elo mau apa" tanya aulia

"apa aja yang penting gue makan, atau samain aja kayak pesenan elo" jawab selfi lesu.

"eeehhh....eehhh, ya udah cewek-cewek duduk manis disini biar abang randa yang pesenni" ucap randa seperti pahlawan kesiangan yang buat teman-temannya tersenyum kecut.

"adek selfi mau pesen apa?" tanya randa yang sok manis, membuat teman-temannya seketika mual. Tetapi selfi hanya diam saja.

"abang pesenin bakso sama es teh ya" dijawab dengan anggukan oleh selfi, pertanda dia setuju,
"ehhh elo bedua mau pesen apa?" tanya randa ke aulia dan tasya.

"samain" jawab mereka kompak.

"ehhhh curut, kemon" randa menjuk hari dan defri yang tangah sibuk menyantap batagornya.

Merekapun langsung berdiri, dan bejalan dibelakang randa.

Selfi yang sedari tadi melamun memikirkan keadaan rara yang menurutnya aneh, bagaimana tidak aneh, bagi selfi ucapan ayahnya pagi tadi cukup membuat selfi menangis, tapi bagaimana bisa rara begitu cepat melupakannya

"ya Allah dek... Kamu kenapa sayang, apakah bener kamu bener-bener lupa sama kejadian pagi tadi" batin selfi yang semakin khawatir dengan keadaan rara.

Ternyata dari tadi putri memperhatikan selfi, dengan raut muka yang membinggungkan, tatapan putri tetap pada selfi yang melihat ke arah rara.

Dari semua sahabat rara hanya putrilah yang paling peka dengan keadaan rara.

Rara kembali melamun memikirkan ucapan selfi.
"emang ayah kenapa ya, memang pagi tadi ada kejadian apa, kok gue binggung, apa gue tanya aja sama kak selfi? Udahlah nanti aja, yang penting makan dulu, bentar lagi kan mau tadarusan" batin rara.

Disekolah rara setiap hari jum'at sembari menunggu anak-anak laki-laki sholat jum'at anak-anak perempuan akan berkumpul diaula untuk melakukan tadarus besama.
Sekolah rara dan selfi bukanlah sekolah islam terpadu, melainkan hanya sekolah swasta pada umumnya tetapi kebijakan dari yayasan untuk tetap mengendepankan agama dan tentunya disambut baik oleh wali-wali murid, untuk yang beagama non muslim mereka akan dibimbing sesuai agama mereka masing-masing.




Bagaimana dengan keadaan rara,
Apa yang harus selfi lakukan,
Dan bagaimana cara putri membujuk rara agar mau kerumah sakit.

Maaf ya guys klo ngak nyambung, cerbung pertama nie 😁😁😁

Harapan Itu Pasti AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang