Part 6

1.1K 77 6
                                    



Lesti baru memasuki pintu rumahnya waktu memunjukan pukul 20.15 Wib, diruang keluarga terdapat Ridwan, Selfi dan mama nya yang tengah asik mengobrol.

"Assamu'alaikum..." ucap Lesti yang langsung mengarahkan tangannya ke mamanya.

"Walaikum'salam" jawab mereka kompak.

"Mama sudah pulang? Sudah makan belom, Ayah sudah pulang? Rara mana?" tanya Lesti ke mamanya tanpa jeda.

"Masya Allah nak satu-satu donk nanyannya, Alhamdullilah tadi jam 7 mama sudah dirumah, kami semua sudah makan, ayah lembur, tadi mama sudah telpon katanya bentar lagi pulang, rara ada dikamarnya tadi selesai makan katanya langsung mau kekamar ngerjain PR, sudah lengkap belom jawaban mama"

"ngak nanya oleh-olehnya sekalian" tanya soimah kembali.

"AKU TAK MINTAK OLEH-OLEH, EMAS PERMATA DAN JUGA UANG, YANG KUHARAPKAN ENGKAU PULANG..ANGG...ANGG" teriak lesti sambil bernyanyi depan mamanya.

"Ooiii Cempreng berenti ngak elo, sakit kuping gue dengerin suara elo" teriak ridwan sambil menutup telingannya.

"iiihhh apaan sih lo bang" sambil melirik tajam kearah Ridwan.

"Ya udah Lesti bersih-bersih badan dulu" lesti langsung mencium pipi sang mama dan pergi meninggalkannya, sambil melanjutkan nyanyiannya

"Dirimu bagaikan layang layang
Kulepas tali benang ku genggam
Semakin melayang kau di awan
Semakin aku takut kehilangan.....OOOOO..OOOOO"

Soimah, Ridwan dan Selfi hanya mengelengkan kepala mereka melihat tinggah laku Lesti.

Saat lesti berjalan melewati kamar rara lesti terhenti karena mendengar suara dari kamar rara, seperti rara sedang mengobrol dengan seseorang.
Kamar lesti dan rara memang berdampingan sedangkan kamar selfi berhadapan dengan kamar Rara dan kamar Ridwan berhadapan dengan kamar Lesti dan berdampingan dengan kamar Selfi.

Saat lesti ingin menempelkan telinganya kepintu kamar rara, dia dikegetkan dengan tepukan di bahunya.

" Astagfirullah dek, ngagetin aja" ucap lesti sambil mengelus dadanya.

"Kakak ngapain" ucap selfi. Ya yang menepuk bahu lesti adalah selfi dan ridwan yang dibelakangnya.

"Ssshuuttttttt.... Diem dengerin aja" ucap Lesti kembali menempelkan telinganya di pintu kamar rara dan diikuti selfi dan ridwan.

#suara dari dalam kamar Rara

"Iya bunda... Rara tau, hihihihi bunda lucu dehhh....emang bunda tau dari mana.... Hahahhaha.... Eeehhh bunda-bunda rara mau dibacain buku cerita lagi donk, jangan yang itu bun... Yang itukan sudah kemarin yang satunya aja.... Iiihhhhh bunda mahh... Hihihihihiiii..... Bener bun yang itu....ooo ya bun rara mau nanya... Bunda ngerasa sendiri ngak... Kalo bunda ngerasa sendiri nanti rara temenin bunda..... Ngak bunn Ayah ngak akan marah... Ayah pasti seneng kalo rara temenin bunda......"


Seketika obrolan rara terhenti pintu kamarnya tiba-tiba terbuka, dan terdapatlah abang dan kakak-kakaknya berdiri didepan pintu kamar, mata mereka berputar mencari sosok yang dipanggil bunda oleh rara.
Mereka mulai mendekati rara yang sedang duduk ditengah-tengah tempat tidurnya.

"Rara sayang.... Adek sedang apa?" ucap selfi yang tangannya mengelus pucuk kepala rara.

"Iya dekk... Adek tadi ngobrol dengan siapa?" tanya lesti dengan lembutnya dan memengang tangan rara.

"Ooooo.... Tadi ngobrol sama bunda kak, tadi kata bunda mau bacain buku cerita" Jawab rara dengan polosnya.

"trus bundanya mana?"tanya lesti kembali.

"ngak tau, waktu kalian masuk tiba-tiba bunda udah ngak ada" kedua kakak dan abangnya mengerutkan dahi mereka dan sedang memahami kalimat rara.
"Kakak, Bang.... Rara boleh nemenin bunda ngak"

"NGGAAAKKKK...." jawab mereka kompak.

"iihhhh kalian kenapa sih..." sambil melipatkan kedua tanggannya di dada seraya memajukan bibir lucunya.

"Sayang..... Kalo kamu nemeni bunda, yang nemeni kak lesti, kak ceppy, bang uwan, mama sama ayah siapa?" tanya lesti dengan lembut.

"kan kalian udah rame, bunda sendirian kakak" 

"Adekkkkk... Kamu sayang ngak sama kak ceppy" tanya selfi dan dijawab dengan anggukan oleh rara
"kalo kamu sayang temeni kita disini ya, jangan kemana-mana, kak ceppy, kak lesti sama bang uwan masih mau adek disini" ucap selfi sambil menangkupkan tangannya di kedua pipi chuby rara.

"Ya udah dehhhh...hussss sana kalian keluar, rara mau sholat, trus tidur rara sudah ngantuk" usir rara kepada abang dan kakak-kakaknya.

Diluar kakamar rara, lesti sedang berbicara dengan ridwan dan selfi, dia menceritakan semuanya tentang obrolannya dengan irwan siang tadi termaksud rencana irwan besok siang.

Percepat

Restoran Alexandra

Mereka telah berkumpul di restoran tersebut, sesuai perjanjian kemarin, disana terdapat Fildan, Ridwan, Lesti, Selfi, Irwan, Rara dan Ega. Ega ikut karena permintan Fildan, ega selaku psikolog diikut sertakan oleh irwan, karena fildan ingin mengetahui psikologi rara terganggu atau tidak.

"Rara sayang.... Bang fildan ada beberapa pertanyaan dikertas ini, rara jawab ya" fildan sambil menyodorkan kertas pertanyaan kepada rara.

"dan ini dari kak Ega, rara jawab juga ya" ucap ega yang juga memberikan kertas ke rara.

"Kok cuman rara yang dikasih, yang lain mana? Trus ini pertanyaan apa?" tanya rara dengan binggung.

"ini itu pertanyaan yang nanti buat adek masuk ke fakultas ke Dokteran atau Psikologi itu kan cita-cita adek" bohong Lesti agar rara tidak curiga.

"udah dekkk jawab aja abis itu teminni kak ceppy ke sana, nanti kak ceppy beliin es cream yang banyak" ucap selfi sambil menunjuk nimimarket diseberang jalan.

"Oke Siap" jawab rara dengan semangat karena mendengarkan kata es cream.

Percepat

Rara telah menjawab beberapa pertanyan yang diberikan fildan dan ega.
Mereka berdua mengerutkan dahi setelah membaca kertas yang ada ditangan mereka masing-masing.

"gimana fil.... Sudah bisa di diagnosa rara kenapa?" tanya ridwan dengan cemasnya ke fildan.

"gini rid, ini baru serangkaian kecil tes yang kita lakukan, gue akan pelajari dulu hasil tes tertulis barusan, tapi senin gue akan jadwalkan rara untuk pemeriksaan lanjutan, jadi..." omongan fildan terpotong karena irwan ikut numrung bicara

"hahahhaa elo bang, tes tertulis elo kira rara mau masuk kerja, ngak sekalian di interview" ucap irwan sambil tertawa lepas yang membuat seketika fildan langsung meliriknya.

Taakkkkk....

"eehh bego" sambil menjitak kepala adik sepupunya
"punya adik dokter gini amat ya Allah, gue tanya sama elo, elo sekolah kedokteran brapa tahun? Ini namanya tes neuropsikologis guna mempelajari hubungan antara struktur dan fungsi otak dengan proses dan perilaku psikologis seseorang" jelas fildan.

"bukan begitu bang, gue mewakili mereka yang ngak ngerti" menunjuk ke dengan muka ke arah ridwan dan lesti, dan dijawab dengan anggukan oleh mereka berdua.

"trus hubungannya sama ega apa? Kan sama-sama tes psikologi?" tanya irwan lagi dan di anggukan kembali oleh ridwan dan lesti.

"kalo gue untuk mengetahui perilaku dan menilai konstruksi psikologis, seperti fungsi kognitif dan emosional seseorang" jelas ega.

"ya udah pokoknya senin gue jadwalkan rara untuk melakukan CT Scan, MRI dan Tes Darah jam 4 sore, jadi sepulang sekolah elo langsung aja bawa rara kerumah sakit" jelas fildan kembali. Dan dijawab dengan anggukan oleh mereka semua.




Bersambung



Apakah yang terjadi dengan rara,
Sebenarnya rara mengidap penyakit apa,

Ok teman-teman jangan lupa di vote dan comment ya.

Harapan Itu Pasti AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang