Part 37

1.2K 75 5
                                    


Dari kejauhan terdengar samar suara Adzan Subuh, membuat sang pemilik mata indah membuka matanya, tangannya masih digenggam oleh gilang sedangkan tubuhnya masih dipeluk oleh selfi, perlakuan yang sudah lama tidak di rasakan, sedikit memejamkan mata menikmati pelukan dan genggaman dari orang-orang yang Ia sayang.

Lima menit berlalu akhirnya dengan suara serak dan pelan rara membangunkan Gilang dan selfi.

"Yah..... Ayah....." ucap rara pelan sambil tangannya mengelus tangan gilang

"Ayah..... Udah subuh..... Kak.... Kak Ceppy... Kak.....ayo sholat..... Ayah..." ucap rara kembali sambil mengelus

"Emmmmm... Masya Allah, eh Sayang maaf ayah ngak denger kamu manggil tadi" ucap gilang dan dibalas dengan senyuman oleh rara

Mata rara mengarah ke selfi, lesti dan soimah, gilang mengerti maksud rara dan mulai membangunkan mereka satu persatu.

Mereka pun sholat berjama'ah di imamin oleh gilang, ruangan yang cukup besar membuat mereka tak perlu pergi ke mushola

Waktu menunjukan pukul 6 pagi, rara masih dikelilingi oleh soimah yang duduk diujung kaki rara, Selfi yang duduk disisi sebelah kiri dan Lesti yang duduk disisi sebelah kanan,  hanya memandang wajah yang selama ini mereka rindukan tanpa suara, rara hanya tersenyum melihat kelakuan mereka

"Ooaaammmm...." suara seseorang yang menandakan orang itu baru bangun

Sehabis subuh ridwan langsung melanjutkan tidurnya disofa, tanpa menyadari jika rara telah bangun dan ikut sholat dalam posisi tidur dibankarnya

Clekkk.....

Suara pintu kamar mandi terbuka, keluarlah gilang yang baru selesai mandi sambil menggosok kepala dengan handuk berjalan menuju ruang tamu

Ridwan langsung berjalan kearah kamar mandi tanpa melihat kiri dan kanan, suara soimah menghentikan langkahnya

"Abang.." ucap soimah, ridwan langsung menoleh kearah soimah dan soimah menunjuk dengan lirikan matanya ke arah rara

Ridwan langsung terbelalak, tak menyadari bahwa sang adik hanya menatapnya dan tersenyum

"ADEK......AAAHHHHHH..... ADEKK GUE..." teriak Ridwan langsung berlari kearah rara dan mencium semua muka rara

"Abang..... Jangan teriak... Kasihan adek" ucap gilang sedikit teriak saat mendengar suara terikan ridwan, ridwan langsung menutup mulutnya

"Ihhhh... Abang... Jangan dicium.... Awas..." ucap rara pelan sambil mendorong dengan tangannya walau ridwan tak terdorong sedikit pun

"Kenapa... Adek ngak suka abang disini" ucap ridwan yang langsung menghentikan kegiatan  menciumnya

"Bukan..." jawab rara sambil menggeleng

"terus" tanya ridwan kembali

"Abang bauk iler.... Sana mandi, kalo udah mandi boleh cium lagi, cuman abang sendiri yang belom mandi" ucap rara kembali

Ridwan langsung melenggang kangkung kekamar mandi sesuai perintah sang adik.
Pintu kamar rara terbuka, masuklah 2 suster membawa meja dorong yang berisi air hangat, baju dan susu serta alat suntiknya.

"Selamat Pagi... Apa kabar ra, gimana tidurnya nyenyak" tanya salah satu suster dan dijawab anggukan oleh rara

"Sekarang mandi dulu ya biar segeran, tapi bukan mandi dikamar mandi, disini aja, biar suster lap badannya terus ganti bajunya" ucap salah satu suster itu kembali

"Sus... Boleh kita aja ngak" ucap lesti yang berharap mereka yang membersihkan badan rara dan dijawab anggukan oleh kedua suster itu

Suster langsung menarik tirai pembatas, menutup segala penjuru bankar rara, agar tak dapat cela untuk melihat kegiatan didalam tirai itu

Harapan Itu Pasti AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang