Part 42

1.1K 88 25
                                    

Hai....haii...haiiii

Author kembali

Maaf atas keterlambatan Up ceritanya

🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

************************************

"Bagaimana dengan keadaan gunawan" ucap Gilang yang melihat Ramzi, Inul dan irsya yang keluar dari kamar tamu

"Alhamdullilah sudah baik" ucap Ramzi

"Alhamdullilah, biarkan dia istirahat ditemani rara" ucap gilang kembali sambil merangkul bahu ramzi dan dianggukan oleh ramzi

Setelah mengetahui keadaan gunawan semua keluarga dan para sahabat kembali keaktifitas mereka masing-masing

Skip Gunawan dan Rara

Rara dengan setia memegang tangan gunawan tanpa lelah, matanya terus terfokus kewajah gunawan yang sedikit pucat, sesekali tangan rara mengelus dada gunawan dengan sedikit kerutan dikeningnya dan pikiran yang berkelana kemana-mana

"Ini yang terbaik buat elo Ndi, gue mau elo tetep sehat ndi, gue mau hidup elo bisa normal kayak orang-orang, gue mau elo lanjutin hidup elo dengan normal, tanpa obat, tanpa terapi, tanpa sakit, tanpa bolak balik kerumah sakit, sampe segala dokter kenal elo, sampe suster jadi fans setia elo, gue lakuin ini buat elo, gue sayang elo Ndi...." ucap rara yang setia memengang tangan gunawan

"tapi ini buruk buat elo, gue ngak suka, gue normal kalo elo dideket gue, gue sehat kalo elo selalu disamping gue, kalo elo dideket gue terus gue udah hidup normal kayak orang-orang yang lain, elo obat gue ra, ngak perduli seberapa banyak dokter yang jadi sahabat gue, ngak peduli seberapa banyak suster jadi fans gue, yang penting elo selalu dideket gue, yang penting elo sayang gue, gue sayang elo, jangan macem-macem itu aja ra....." ucap gunawan sambil memejamkan matanya

"Tap...." ucap rara terputus

"Shutttttt..... diem gue mau tidur" ucap gunawan
"gue harap janji elo yang tadi ditepati" ucap gunawan kembali dengan mata tetap tertutup

"Ya udah dehhh, elo istirahat ya, gue mau gabung sama yang lain" ucap rara

Rara menggayuh kursi rodanya dengan tangan secara perlahan mengarahkan ke pintu kamar dan bergabung dengan yang lain meninggalkan gunawan yang beristirahat

Ceklekkkk.....

Suara pintu terbuka, ridwan dan lesti yang berdiri tak jauh dari kamar tamu segera menghampiri rara

"Gimana dek..." ucap Lesti yang berdiri didepan rara

"Baik.... Indi Sedang tidur kak...." jawab rara
"Bang rara mau liat kamar sebentar anterin ya" ucap rara kembali

"Okay My Princes" ucap ridwan sambil mendorong kursi roda rara

"Kok didorong, gendong bang"

"Ngak perlu, ayah sudah sedikit ngerenov rumah ini biar kamu ngak susah untuk turun naik" ucap ridwan sambil memasuki lift rumah yang baru dibuat gilang yang diiringi lesti dibelakang

"Wiiiiieeeee Ayah the best rumah rara sekarang sudah ada liftnya" ucap rara dengan mata berbinar

Ting

"Stop bang jangan didorong, abang sama kakak keluar dulu"

"Loh... Kamu mau ngapain" ucap lesti

"udah diem aja, pokoknyo abang sama kakak sono dulu, bennnttaaarrrrr aja ya, Pleaseeee" ucap rara sambil menangkupkan kedua tangannya

Dengan terpaksa ridwan dan lesti mengikuti keinginan rara, rara memencet tombol tanda turun setelah sampai dilantai bawah rara memencet tombol keatas kembali, beberapa saat kemudian rara sampai dilantai 2 rumah mereka

Harapan Itu Pasti AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang