Part 9

1.2K 85 3
                                    

Skip Rumah Sakit

Selfi dan Rara telah sampai diparkiran rumah sakit, Mata rara menatap selfi dengan penuh kebinggungan seolah-olah banyak pertanyaan yang akan ia keluarkan.

"Kak... Ngapain kita kesini?" tanya Rara.

"Ketemu bang Fildan, Ayok dekk mereka udah nungguin dari tadi" ucap selfi sambil menarik tangan rara.

Tanpa sepetahuan mereka ada pasang mata yang sedang memperhatikan keduanya.
Setelah berjalan cukup lama, mereka sampai didepan ruangan fildan, selfi langsung mengetok pintu itu.

Tokk..tokk...tokk

"Masuk" jawaban dari dalam

Selfi mulai membuka pintu dengan perlahan. Rara terkejut pasalnya diruangan itu sudah ada abannya Ridwan, kakaknya lesti dan teman lesti yaitu Irwan. Rara memasuki ruangan itu disambut senyuman oleh semua yang ada diruangan fildan.

"Haiii Ra" sapa Irwan

"Hai kak, Kok abang sama kak lesti disini? Mau reunian?" tanya rara dengan penuh kebinggungan.

"Engak dek kita disini mau periksa kamu, Hari ini tes darah, CT Scan sama MRI ya" ucap fildan dengan lembut.

"kok pakek tes-tes segala, emang rara kenapa, untuk apa dites-tes?"

"Untuk..." belum sempat Ridwan menyelesaikan ucapannya langsung dipotong oleh Irwan

"Tes darah itu buat ngecek elo golongan darah biru atau darah kotor, terus kalo CT Scan sama MRI itu buat ngecek otak elo masih ada apa kagak terus klo masih ada ngecek isinya apa isinya cowok melulu atau pikiran kotor" sambar irwan seketika membuat Lesti dan selfi terkekeh.

"Issshhhh kak irwan, emang otak rara kayak kak irwan ngak ada isinya alias KOSONG" ucap yang membuat fildan tertawa terbahak-bahak.

"Bener banget kamu ra, abang juga mau cek irwan, otaknya kira-kira masih sisa berapa, hahahahhaa" fildan kembali tertawa dan diikut Ridwan, lesti dan selfi.

"Ya udah sekarang Rara ikut abang ya" ajak fildan yang diikut oleh rara dan yang lainnya.

Lesti dan irwan berjalan paling belakang, mata irwan dari tadi melihat ke arah pergelangan tangan rara yang masih membiru, dan akhirnya irwan membuka suara untuk bertanya.

"Les... Tangan rara kenapa?"

Lesti menceritakan semua kejadian yang dialami rara.

"Gila ayah lo kekerasan itu... Dia ngak mikir apa efek kedepannya gimana" kesal irwan yang membuat Ridwan dan Selfi menoleh.

"gue mohon wan, jgn bahas ini, gue ngak mau rara kepikiran, kasihan rara" ucap lesti yang dianggukan oleh irwan.

Langkah kaki mereka terhenti didepan ruangan yang bertuliskan Radiologi. Hanya rara dan fildan yang boleh memasuki ruangan tersebut. Dengan setia Ridwan, Lesti dan Selfi menunggu didepan ruangan tersebut.

Ternyata diruangan tersebut ada pasang mata yang sedang memperhatikan rara, kedua pasang mata itu yang sedari tadi juga memperhatikan rara diparkiran rumah sakit.

"Apa yang dilakukan rara disini, sakit apa dia" batin seseorang itu.

Percepat

Setelah hampir 3 jam berlalu akhirya pintu ruang radiologi terbuka fildan dan rara pun keluar dari ruangan itu. Ridwan, Lesti dan Selfi pun segera berdiri dari tempat duduknya.

"Gimana Fil... Kapan hasilnya akan keluar?" tanya ridwan kepada fildan.

"untuk hasilnya akan keluar besok pagi, tapi akan gue pelajari dulu, jadi rabu baru bisa gue jelasin ke kalian" jelas fildan

Harapan Itu Pasti AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang