Part 33

1K 71 5
                                    


Disebuah tempat terdapat saung yang menghadap langsung kearah danau, dikelilingi oleh pohon-pohon cemara, suara dari burung kicau terdengar merdu, terlihat damai dan tenang. Terdengar suara tawa seorang gadis, sambil berlari-lari riang sambil tangan dilebarkan menyentu rerumputan.

"Bunda...." teriak gadis itu saat menemui sang bunda yang duduk manis disaung iti

"hehehehe.... Rara seneng banget disini" ucap rara

Ya gadis itu adalah rara, yang saat ini sedang bersama sang bunda, mungkin dapat dibilang kalau dia berada dibawah alam sadarnya.

Rara langsung duduk dan menjatuhkan kepalanya di pangkuan sang bunda dan bunda langsung mengelus pucuk kepala rara.

"Bunda..... Rara seeeennneeeennngggg baget disini, rara mau disini aja" ucap rara kembali

Sang bunda hanya tersenyum menatap dalam wajah putrinya

"Bun... disini rara ngak ngerasain sakit lagi, rara bebas bisa lari kemana aja tanpa ngerasain sakit"

"Bun.... disini rara bisa puas peluk bunda, cium bunda, lari-lari sama bunda...."

"Bun.... disini rara ngak perlu minum obat lagi, disini juga rara ngak pernah ngerasain sakit kepala"

"Tu bun liat kepala rara.... Ngak sakit lagi...rara seneng banget.. Hahahhahaha..." rara memukul-mukul pelan kepalanya

Sang bunda langsung menahan tangan rara dan menurunkannya pelan

"Sayang.... Adek... Dengerin bunda ya..." ucap sang bunda sambil menangkupkan kedua tangannya ke pipi rara

"Belum saatnya sayang.... Nanti bunda akan jemput adek sendiri, tapi ngak sekarang ya..... sekarang adek pulang dulu" ucap sang bunda namun dijawab dengan gelengan oleh rara

"Enggak bun.... Rara mau disini sama bunda... Rara ngak mau ditinggal lagi" ucap rara sambil melepaskan kedua tangan bunda dari pipinya

Bunda memengang erat tangan rara dan menatap tajam mata rara

"Adekkk.... Adek sayang sama bunda" ucap bunda dan dianggukan oleh rara
"Kalo adek sayang sekarang adek pulang dulu ya"

"Nanti bunda sama siapa, rara ngak mau bunda sendirian lagi, rara mau nemenin bunda" ucap rara dengan air mata yang mengalir

"Bunda ngak akan sendirian..... Dek kasihan Ayah, kakak Lesti juga dia nangis terus loh... Kamu ngak kasihan apa.... Bunda janji jika sudah waktunya bunda akan jemput adek" ucap bunda dan dianggukan oleh rara

"Janji..." ujar rara sambil menaikan jari kelingkingnya

"Janji...." ucap Sang Bunda sambil mengaitkan jari kelingkingnya





Gunawan Pov

Sudah hampir 7 bulan rara terbaring dirumah sakit, matanya masih setia tertutup, mulutnya masih terpasang selang ventilator.

Hari ini bagian gunawan yang menjanga rara kebetulan hari ini hari minggu, sehabis Sholat Subuh gunawan telah siap, dengan celana jens, baju kaos dan jaket army serta tas sandang, sepatu casual bertali, rambut yang disisir rapi dan semprotan minyak wangi semerbak memenuhi kamar tidurnya mungkin jarak 50m orang sudah dapat menciumnya.

Gunawan berjalan santai menuruni anak tangga dan menemui semua keluarga yang telah berkumpul disana untuk sarapan bersama sebelum kerumah sakit.

"Acel.... Tok Wani.... Telus lapi" ucap Key yang membuat semua keluarga beralih menatap gunawan

"Idddiiihhh.....  tumben banget elo rapi dan wangi, biasanya kalo nemuin pacarnya cuek bebek kayak orang belom mandi" ucap Awan sambil tersenyum saat melihat gunawan

Harapan Itu Pasti AdaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang