Ocehan Axel & Putri

90 10 0
                                    

Karena suasana hati Nuca yang tak kunjung membaik, Nuca memutuskan mengajak Axel dan Putri, kakak tertuanya ke sebuah restauran luar ruangan di kota mereka.

Axel mengemudikan mobil dengan fokus sedangkan Nuca hanya menatap ke luar jendela mobil, sedangkan Putri yang berada di kursi penumpang fokus pada handphonenya.

Sesampainya di restoran itu, ketiga kakak beradik itu memesan makanan mereka.

"Pesan yang banyak Nuk, galau butuh tenaga,"Putri memulai obrolannya, sebagai anak tertua di keluarganya Putri selalu mengayomi adik-adiknya, tapi tidak jarang ia mengejek adik-adiknya.

Nuca hanya mengangguk sebagai balasan. Nuca mengalihkan pandangan pada suasana hijau di sekitar restauran.

"Temanya apa Nuk kamu ajak kita makan hari ini?" Axel mengoceh sambil memakan ayam geprek pesanannya yang baru saja datang. "Masih masalah yang kemarin?"Axel bertanya lagi.

" Masalah kemarin yang mana?"Putri penasaran.

Karena Nuca tidak kunjung menjawab, Axel berkata, "Ini dia suka sama cewek lo Mbak tapi nggak mau bilang."

"Bukan itu mas, aku lagi bingung nentuian pilihan kemana ke depannya sekarang. Nulis lagu nggak dapat ide terus, mau ngapain gitu aku ke depannya?"Nuca menjawab.

"Nah sekarang kamu maunya gimana Nuk?" Putri bertanya dengan serius.

"Belum tahu juga mbak, aku lagi bingung."

"Setahu mbak nih, musik masih jadi jiwa dan mimpi kamu dari dulu..." Putri menjeda ucapannya. "... Kamu mungkin kebingungan karena kamu baru keluar dari kompetisi yang kamu udah karantina di sana berbulan-bulan."

"Tapi mbak aku yang pernah bingung kayak gini tentang langkah yang harus aku ambil,"

"It's okay Nuk, kamu butuh waktu. Biarin diri kamu menikmati dulu kebingungan kamu sekarang,"

"Sampai kapan mbak?"

Putri terdiam sebentar ia meletakkan tangannya di atas tangan Nuca, "Sampai kamu nggak bingung lagi, dan kalo kamu merasa terlalu lama kamu kebingungan, mbak akan selalu ada buat nuntun kamu, jangan takut ya." Putri mengatakan itu dengan sangat tulus.

Mata Nuca berkaca-kaca ia tak mampu menjawab perkataan Putri, ia sangat bersyukur mempunyai kakak seperti Putri.

"Mbak kita udah dewasa Nuk," Axel berkata untuk memecahkan keheningan di antara mereka. Axel juga tampak sangat tersentuh dengan ucapan Putri.

"Kamu juga Xel, dewasalah!" Dengan sedikit kesal Putri menendang kaki Axel pelan.

Ketiganya lalu membahas hal yang tidak penting dan sesekali tertawa lepas, Putri menatap kedua adiknya yang sudah beranjak dewasa itu, ada rasa bangga dan cemas di sana.

"Mbak kenapa memutuskan berhenti dari dunia musik?" tiba-tiba saja pertanyaan yang sudah Nuca tahan dari dulu sejak kakak kuliah itu keluar juga dari mulutnya.

Putri tampak menatap mata Nuca dengan kebingungan.

"Kalo Mbak nggak mau jawab, nggak papa kok Mbak." Nuca mengatakannya takut Putri tidak nyaman dengan pertanyaannya.

"Nuk, Mbak memilih untuk nggak main musik lagi itu murni karena mbak merasa musik itu bukan dunianya Mbak."Sejak 3 tahun lalu berkuliah bukan jurusan musik, Putri memang tidak pernah lagi bermain musik, dulunya dia sesekali manggung sebagai pianis band.

Nuca mengangguk mengerti, Putri paham betul dengan pilihan yang diambilnya.

"Mbak tahu nggak Nuca dari kemarin galau lo karena cewek."muka Axel sangat usil pada Nuca.

"Bener Nuk?"dengan penasarannya Putri bertanya.

"Nggak mbak, mas Axel memang suka mengada-ngada."Nuca menyanggahnya.

"Ya elah Mbak, masa nggak percaya sama aku, Nuca suka sama cewek tapi dia nggak berani bilang."Axel tidak mau kalah.

"Nuk, keputusan Mbak buat nggak kuliah musik termasuk keputusan paling berani yang Mbak pernah ambil."

Putri mengamati adiknya itu dengan seksama,  "Kamu itu laki-laki Nuk, kamu harus lebih berani ya sama keputusan kamu,"

"Berani dong Nuk,"kali ini Axel sangat puas menggoda Nuca.

Ketiga kakak beradik itu lalu tertawa menikmati makan di sore hari kalau senja kala itu.

Terima kasih sudah membaca💕💕💕

Lyodra & NucaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang