Benci Perkataannya

330 36 0
                                    

Setelah selesai tampil hari ini di depan semua pendukung dan para juri, sekarang peserta yang lolos sedang asyik membicarakan penampilan mereka.
Namun Lyodra tak ada bersama teman-temannya yang lain. Nuca mencari keberadaan Lyodra. Saat melewati kamar mandi cewek ia mendengar isak tangis, dan tahu pasti itu adalah suara Lyodra.
Lyodra kemudian keluar dari kamar mandi. Lyodra mendapati Nuca tak jauh dari kamar mandi itu. "Kamu nggak papa Lyo?"kata Nuca. "Nggak papa Kak Nuc."suara Lyodra terdengar bergetar. Nuca menatap ke arah Lyodra, Lyodra memang berusaha tersenyum, tapi senyumnya pahit, matanya berkaca-kaca.

Tak mau terlihat lemah Lyodra berusaha menghapus air matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak mau terlihat lemah Lyodra berusaha menghapus air matanya.

Tak mau terlihat lemah Lyodra berusaha menghapus air matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hiks, hiks."tangis Lyodra yang pelan tetap saja terdengar. Nuca hanya diam, lalu Nuca menepuk pundak Lyodra, seperti menyalurkan semangat baginya. Tak ada yang bersuara di antara mereka berdua, tangisan Lyodra pun perlahan mereda.
"Kok kakak nggak bilang sih sama ku biar jangan nangis."kata Lyodra. "Nggak apa-apa nangis aja, kadang kalo ngerasa lagi lemah butuh nangis biar lemahnya pergi bersama tetesan air mata."kata Nuca tulus pada Lyodra. "Aku nggak lemah, aku kuat kok kak."kata Lyodra membela diri. "Iya kamu kuat kok. Cuma mata kamu memandang juri terlihat jelas kamu tersakiti. Dari cara kamu jawab pertanyaan mereka, aku bisa tahu kamu terluka."kata Nuca. Lyodra kini terdiam, merasa tak ada yang bisa dibantah dari perkataan Nuca. "Terus aku harus gimana kak?"kata Lyodra. "Kamu nggak boleh benci sama seseorang, tapi kamu harus benci perkataaannya. Kalo kamu benci orang lain walau yang dia lakukan itu baik akan selalu salah di mata kamu."kata Nuca. "Gitu ya."kata Lyodra.
Lyodra kemudian mengumpulkan lagi semangatnya. Menarik nafas dalam-dalam dan membuangnya perlahan. Lyodra kini sudah mengembangkan senyum di wajahnya.

"Aku benci banget kritikan mereka, tapi nggak papa aku akan belajar dari kritikan mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku benci banget kritikan mereka, tapi nggak papa aku akan belajar dari kritikan mereka."batin Lyodra.
"Yok kita gabung sama yang lainnya kak Nuk. Nanti aku makin sedih kalo disini."kata Lyodra sambil berjalan ke arah teman-temannya. Nuca berjalan di belakang mengikuti Lyodra.
Mereka semua sedang berkumpul tiba-tiba ada kejadian lucu. Lyodra tertawa terpingkal-pingkal.
Dalam hati Nuca "Lyo emang luar biasa, baru sepuluh menit lalu nangis sekarang udah ketawa aja."tanpa sadar Nuca tersenyum melihat Lyodra yang tertawa sangat keras itu.

"Kadang emang benar ya kata orang-orang, orang yang tertawa paling keras di depan orang banyak pasti punya beban yang berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kadang emang benar ya kata orang-orang, orang yang tertawa paling keras di depan orang banyak pasti punya beban yang berat. Kamu pasti kuat, Lyo."batin Nuca yang sebetulnya sangat kaget dengan perubahan ekspresi Lyodra.

Terima kasih sudah membaca ❣️

Lyodra & NucaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang