Chapter 2

451 30 8
                                    

"Aku suka persahabatan kita, dimana saat aku menggenggam tanganmu, kamu malah merangkul pundakku"
-dannia salsabilla-

"Aku? Hanya suka kamu"
-abun sungkar-

Tidak terasa sudah hampir 7 tahun   dannia dan abun bersahabat, ada banyak sekali hal yang mereka lakukan bersama, sekarang kita tidak bisa menyebut mereka anak kecil lagi karna mereka hampir remaja.

Disinilah abun dan dannia berada sekarang, di depan gerbang SMP Al-furqon. Hari ini hari pertama mereka menginjakkan kaki di sekolah itu, abun dan dannia memilih SMP di sekolah yang sama, kalian tau lah alasannya apa, agar ada yang melindungi dannia.

Abun tumbuh menjadi anak laki-laki yang sangat tampan, mungkin di sekolah barunya dia akan menjadi idola.

Sementara dannia tidak kalah dengan abun, dannia seperti anak bule sangat cantik lah pokoknya.

"Bun semoga kita sekelas yah, kalau gak aku mau pindah ke kelas kamu aja" Ujar dannia masih di depan gerbang.

"Lah emang kamu yang nentuin" Jawab abun tertawa.

"Bodoh, intinya aku mau sekelas sama kamu" Ujar dannia lagi memaksa.

"Iya-iya, nanti kamu nangis lagi di sini, kan aku malu kita udah gede kata umi ku gak boleh nangis lagi" Jawab abun.

"Siapa yang nangis sih, ayo masuk" Aja dannia menarik tangan abun masuk ke gerbang sekolah.

Mereka pun masuk ke dalam sekolah baru, hari ini adalah hari pertama mos. Mereka semua di kumpulkan di pagar untuk menjalani mos.

Karna masih SMP jadi masa mos tidak sesulit biasanya, mereka hanya di suruh membersihkan seluruh sekolah bersama dan mengumpulkan tanda tangan para OSIS di SMP Al-furqon.

"Dannia kalau capek istirahat aja nanti aku yang lanjutin" Ujar abun khawatir melihat dannia yang sudah pucat karna kelelahan membersihkan.

"Iya deh bun, makasih yah aku duduk bentar doang kok" Jawab dannia kemudian duduk sebentar melihat abun melanjutkan pekerjaannya.

"Dannia kenapa duduk?" Tanya seorang OSIS yang tidak lain adalah wakil ketos, dia mengetahui nama dannia dari name tag yang ada di lehernya, terpampang nyata nama DANNIA.

"eh maaf kak dannia udah gak kuat lagi dia istirahat dulu mukanya udah pucat" Ujar abun membela dannia agar tidak di marahi pengurus OSIS.

"Ya kalo sakit gak usah sekolah, tinggal aja di rumah tidur" Jawab pengurus OSIS itu dengan nyolot, namanya adalah Ajeng, dia memang di kenal galak di sekolah ini. Bukan hanya galak dia bahkan suka sekali ngebully adik kelasnya, mungkin kalian bertanya kenapa dia bisa masuk OSIS. Yah karna dia anak kepala sekolah di SMP Al-furqon, dia sengaja masuk OSIS agar bisa mencari kesalahan-kesalahan adik kelasnya lalu membully nya.

"Maaf yah Kak tapi kakak gak usah nyolot, kan saya udah bilang bakalan lanjutin tugas dannia, biar dannia istirahat dulu" Ujar abun masih membela dannia mati-matian.

"Kamu mau sok pahlawan pake ngebelain dia. Oh atau dia pacar kamu makanya kamu takut dia pingsan trus mati gitu" Jawab ajeng, perkataan ajeng membuat kesabaran abun habis. Abun paling tidak suka kalau ada seseorang yang menganggu dannia.

"Eh kak jangan mentang-mentang lo Wakil ketos yah trus mau seenaknya gitu ngomong!!" Abun sekarang juga sudah mulai nyolot.

"Kamu gak tau siapa saya?" Tanya ajeng membentak abun membuat semua siswa yang ada di situ menatap ke arah mereka.

"Gue gak peduli lo siapa" Jawab abun.

Dannia tidak tega melihat abun bertengkar dengan OSIS di depan banyak orang karna dirinya. Dannia pun angkat bicara.

𝙅𝙤𝙙𝙤𝙝 𝘿𝙖𝙧𝙞 𝙈𝙖𝙨𝙖 𝙇𝙖𝙡𝙪♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang