"Cuma aku yang boleh ngejailin kamu, yang lain gaada hak"
-Abun sungkar-Abun berjalan di Koridor bersama dannia dengan tangan yang terus merangkul pundak sahabat nya itu.
Seperti biasa mereka terus tertawa sepanjang jalan, entah apa yang selalu mereka bicarakan yang membuat humor mereka begitu renda.
Banyak orang yang salah paham tentang hubungan dannia dan abun, mereka pikir dannia adalah adik kandung abun. Itu wajar saja jika melihat kedekatan dua sahabat itu, terlebih lagi waktu bunda menjemput mereka berdua. Orang-orang semakin mengira kalau dannia dan abun adalah saudara.
Dia sahabat itu sedang menuju ke parkiran motor, berniat untuk pulang ke rumah.
"Deey nanti aku mampir ke rimah kamu dulu yah" Ujar abun.
"Iyaa siap boss" Jawab dannia tersenyum manis yang membuat abun gemas kemudian mengacak puncak kepalanya.
"Ihh abun kan jadi berantakan rambutnya" Protes dannia tidak Terima abun Memberantakkan rambutnya.
"Ihh abun kan jadi berantakan rambutnya nyenyenye" Ejek abun kepada dannia sambil menirukan gaya bicara dannia saat sedang manyun.
"Kamu ngeselin ih" Protes dannia lagi.
"Udah gak usah manyun gitu, nanti aku beliin ice cream banyakk" Bujuk abun kepada dannia. Dannia yang gila sekali terhadap ice cream pun langsung tersenyum dan menampakkan sederetan giginya.
"Bener yah bun, awal lo kalo boong aku ngambek beneran nanti" Ujar dannia.
"Iya bener ayo naik cepetan" Ajak abun sambil memberikan helm, baru saja dannia akan naik ke motor abun suara terdengar dari arah belakang memanggil nama dannia.
"Dannia" Panggil seorang yang ternyata adalah kakak kelas mereka, namanya Farrel dia sudah kelas 9.
"Si-siapa yah?" Tanya dannia gugup.
"Nama gue Farrel, kelas 9b ketua tim basket di sekolah ini" Jelas Farrel.
"Kita gak nanya" Sambar abun sedikit tidak suka dengan Farrel yang sok akrab ke Sahabatnya.
"Lah gue gak ngomong sama lo, ohiya dannia bisa minta nomor telpon lo gak" Tanya Farrel kepada dannia seolah-olah tidak menganggap abun ada di sana.
"Oh buat apa kak?" Tanya dannia heran.
"Gak papa mau kenalan aja" Jawab Farrel sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Dannia melirik ke arah abun, dia meminta persetujuan apakah boleh memberikan nomor nya ke Farrel. Abun menatap dannia lagi dan kemudian menggelengkan kepalanya.
Farrel yang melihat itu sadar bahwa dannia tidak akan memberikan nomornya tampa persetujuan dari abun.
"Kalo gak di kasi gak papa deh, nanti kakak cari sendiri" Ujar Farrel menyerah.
"Yaudah kakak sambung main basket lagi yah, dah dannia" Sambung Farrel kemudian mengacak puncak kepala dannia.
Hal itu membuat dannia gugup campur geli sendiri dengan perlakuan dari orang yang baru saja dia kenal.
"Woi kak kalo nomor ponsel gue mau gak?" Teriak abun kepada Farrel yang sudah lumayan jauh.
"Ogah banget" Jawab Farrel geli.
Abun dan dannia tertawa melihat ekspresi Farrel.
"Abun jail banget sih" Ujar dannia sambil tertawa.
"Lah dia sok akrab sama kamu" Jawab abun.
"Iya pake pegang-pegang lagi, ihh geli, kenapa kalo sama kamu beda yah" Ujar dannia lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙅𝙤𝙙𝙤𝙝 𝘿𝙖𝙧𝙞 𝙈𝙖𝙨𝙖 𝙇𝙖𝙡𝙪♡
Teen FictionBenar kata orang-orang, seseorang yang datang dari masa lalu tidak akan pernah sama lagi. Itulah yang di rasakan dannia saat sahabat nya selama 8 tahun tiba-tiba meninggalkan nya, dan kembali lagi setelah dua tahun. "Jika tidak bisa menepati, jang...