Chapter 10

330 23 3
                                    

"Aku tidak pernah membayangkan hal ini akan terjadi di persahabatan kita, kamu pergi ninggalin aku"
-dannia salsabilla-

Abun mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata, sambil terus berfikir bagaimana caranya dia akan menyampaikan hal ini kepada dannia.

Waktunya tinggal dua hari lagi, dalam dua hari itu abun harus memberitahukan hal ini kepada sahabatnya tampa menyakiti hatinya.

"Pokoknya besok aku harus ngomong ke dannia" Batin abun.


***

Sepeti biasa, abun menjemput dannia untuk berangkat ke sekolah, tapi hari ini dia membawakan dannia ice cream padahal masih pagi.

Dannia berlari ke teras rumahnya sambil membawa sepatunya yang belum dia pakai, dia heran sekaligus senang melihat apa yang di bawakan abun untuknya.

"Bunn ngapain bawa ice cream Pagi-pagi sebanyak ini?" tanya dannia heran.

"Mau gak? Kalo gak mau aku bawa ke sekolah ku bagiin di sana" Ancam abun tapi hanya bercanda.

"Eitss jangan dongg, sini ice cream nya biar ku masukin dulu ke kulkas" Dannia mengambil ice cream yang di bawa abun kemudian berlari lagi menuju ke dalam rumahnya.

"Dannia cepetan nanti kita telat" Teriak abun.

"Iya bun bentar" Jawab dannia.

Dannia kembali lagi ke luar, duduk di sofa nya kemudian memakai sepatunya, seperti biasa dannia selalu kesusahan dengan tali sepatu nya.

Tanpa dannia minta, abun sudah terlebih dahulu jongkok di hadapannya dan mengikatkan tali sepatu untuk dannia. Tentu saja dannia hanya tersenyum dengan perlakuan manis sahabatnya itu.

"Udah, ayo jalan" Ajak abun setelah selesai mengikatkan tali sepatu dannia, dannia mengangguk kemudian berjalan ke motor abun.

Di perjalanan abun terus saja berfikir dengan cara apa dia harus menyampaikan hal ini kepada dannia, abun takut menyakiti dannia.

Dannia masih terus heran dengan tingkah laku abun, kadang dia sangat baik tapi tiba-tiba dia terdiam tanpa berbicara sama sekali.

Sampai di sekolah, abun terus saja melakukan hal-hal manis untuk dannia seperti merangkul nya saat sedang jalan melepaskan helm, bahkan menarik kursi jika dannia ingin duduk, dannia tidak tahu harus bahagia atau bingung.

"Bunn kamu kok hari ini baik banget sama aku?" Tanya dannia heran.

"Ini nihh, baik salah jahat salah maunya apa sih mba" Jawab abun geram.

"Hehe maunya di traktir makan" Ujar dannia.

"Yaudah ayok kita makan" Jawab abun tanpa menolak sama sekali.

"Lah tumben gak nego dulu" Dannia semakin dibuat bingung oleh tingkah laku abun.

"Yaudah mau makan gak?" Tanya abun sekali lagi.

"Mauu dongg"

Setelah makan abun mengajak dannia untuk mengobrol sebentar di rooftop.

"Deey kita ke rooftop bentar yuk" Ajak abun kepada dannia.

"Ngapain?" Tanya dannia heran, dannia memang tidak terlalu suka rooftop, terlalu tinggi katanya sementara dannia tidak suka ketinggian.

"Ikut aja" Abun menarik tangan dannia sampai di pintu rooftop kemudian mengajaknya untuk duduk di kursi panjang.

𝙅𝙤𝙙𝙤𝙝 𝘿𝙖𝙧𝙞 𝙈𝙖𝙨𝙖 𝙇𝙖𝙡𝙪♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang