Chapter 18

417 39 9
                                    

"Dannia?" Tanya riana penasaran sambil menghampiri dannia.

"Ta-tante?"

"Loh kalian saling kenal?" Tanya junior heran.

"Ihh umi salah orang ini bukan dannia yang itu, udah ayo ke atas zara udah nunggu" Dengan cepat abun menarik tangan dannia dan junior dengan maksut menghindari pertanyaan-pertanyaan dari uminya.

"Loh abun, umi belum selesai" Teriak riana kepada putranya.

"Nanti lagii miii temen kita udah nunggu di atas" Jawab abun tampa menoleh ke arah uminya. Riana hanya menggeleng melihat kelakuan putranya itu.

"Danniaaaaaa" Teriak zara yang membuat seisi kamar penuh dengan suaranya.

"Yahh ngapainnn lo berduaan di kamar gue" Tanya junior curiga.

"Apaan sih juu, orang kita cuman belajar ngelukis. Mumpung di sini banyak alat lukis, emang lo doang yang bisa jago lukis, kita juga pengen kali" Jawab zara panjang.

"Loh junior jago lukis? Sama dong sama dannia" Jawab abun keceplosan.

"Kok lo tau?" Tanya angga bingung.

"A-anu, dulu pas SMP dia ikut ekskul lukis katanya, jadi pasti dia jago lukis" Jawab abun mencari alasan.

"Ouhhh" Ujar angga dan zara bersamaan. Dannia hanya terdiam membiarkan abun menjalankan semua permainannya, dannia hanya berusaha mengikuti meskipun hatinya terasa sakit.

"Yaudah sini ngapain berdiri di pintu" Teriak zara sekali lagi.

"Ihh raa, suka bener ko teriak! Kuping gue sakit nih" Protes dannia.

"Maaf dannia sayang, lebih baik lo ajarin gue ngelukis deh sini cepetan" Ujar zara sambil cengegesan.

"Gue ganti baju dulu yah" Abun berpamitan kepada teman-temannya dan segera masuk ke kamar mandi untuk ganti baju.

"Itu koper siapa?" Tanya dannia heran melihat dua koper yang ada di kamar junior.

"Oh itu koper abun, belum sempat beberes mungkin nanti baru di masukin di lemari" Jawab junior.

"Abun bakalan tinggal di sini seterusnya?" Tanya dannia heran.

"Iyaa, sampai bundanya bisa beli rumah dia bakalan tinggal di sini, lagian gue seneng ada abun jadi kayak punya sodara cowok" Jawab junior tersenyum.

"Emang abun gak punya rumah?" Tanya dannia heran.

"Kalo yang gue denger dari bunda, dulu abun anak orang kaya tapi setelah abinya ngehianatin uminya , keluarganya jadi hancur. Semuan harta abinya di kuasai istri mudanya trus abun dan tante riana di usir dari rumah" Jelas Junior.

"A-apaa? Di usir?" Penjelasan junior hampir membuat pertahanan dannia runtuh, dannia masih berusaha menahan semuanya.

"Truss-truss gimana keadaan abun dan tante setelah itu juu?" Tanya zara penasaran.

"Katanya sih abun sama tante riana pindah ke kontrakan kecil trus buka laundry kecil-kecilan buat biaya hidup, trus waktu uang mereka cukup buat ke Jakarta tante riana ngajak abun deh pindah ke sini" Jelas junior lagi.

"Kasian yah abun, gue jadi gak tega sama diaa. Dia kelihatan tegar tapi ternyata dia nyimpen banyak rasa sakit" Ujar zara sangat prihatin kepada abun.

Dannia tidak tahan mendengar semua penderitaan yang dib tanggung sahabatnya selama dua tahun. Air matanya hampir jatuh dengan cepat dannia berlari keluar  kamar agar Teman-temannya tidak melihat dannia menangis.

"Deey mau kemana?" Tanya zara tapi dannia tidak menjawab.

Di balik pintu toilet abun berdiri diam mendengar percakapan temannya tadi. Setelah mendengar bahwa dannia keluar kamar dengan cepat abun mengejar sahabatnya itu dan mencari dimana keberadaannya.

𝙅𝙤𝙙𝙤𝙝 𝘿𝙖𝙧𝙞 𝙈𝙖𝙨𝙖 𝙇𝙖𝙡𝙪♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang