Chapter 16

418 44 20
                                    

Hi, aing sebagai author senang sekali apabila kelean mencet bintang kecil ituu wkwk:)

"Abun" Ujar abun sambil mengulurkan tangannya.

"Dannia" Jawab dannia kemudian menerima tangan abun.

"Kamu kenal dia deey?" Tanya junior tersenyum.

"Katanya dulu suka merhatiin kamu" Tambah zara.

"Mmm, enggak gu-gue gak kenal" Ujar dannia.

"Yaudah karna sekarang kalian udah kenalan, jadi abun tinggal di rumah gue sekarang" Ujar junior.

"Iyaa deey, kalo kita main ke rumah junior nambah satu orang lagi dong" Tambah zara antusias.

"Ti-tinggal di rumah lo?" Tanya dannia heran.

Dannia bingung dengan semua situasi ini, kenapa abun tinggal di rumah junior? Dan kenapa abun pura-pura bahwa dannia tidak mengenalnya?

"Iyaa deey, dia bukan hanya anak temen mama gue sekarang, tapi gue udah nanggep dia sodara gue" Ujar dunnior kemudian berjalan menghampiri abun dan merangkulnya.

Abun dibuat terkesan dengan pernyataan junior, baru bertemu beberapa hari saja dia sudah menganggap abun sebagai Saudaranya.

Dulu di bandung abun tidak punya siapa-siapa selain uminya. Dan sekarang dia punya keluarga baru di sini.

"Ohiya kita dulu satu sekolah? Lo kelas berapa?" Tanya dannia sambil menahan air matanya untuk tidak jatuh.

Abun mengerti bagaimana perasaan dannia sekarang, dannia pasti sangat sakit. Seharusnya sekarang abun sudah memeluk dannia erat dan mengatakan rindu padanya tapi sekarang mereka malah terlihat seperti orang asing.

Abun ingin menceritakan semuanya kepada dannia tapi waktu nya tidak tepat, di sini ada junior dan abun tau kalau junior punya rasa kepada dannia. Abun tidak mau menyakiti junior, mungkin lain waktu abun akan mengajak dannia ngobrol dan menceritakan semuanya.

"Bunn malah bengong, di tanya dannia itu" Kejut angga kepada abun yang hanya terdiam.

"Eh iyaa, gu-gue kelas 7A" Jawab abun gerogi.

"7A, berarti kita sekelas? Kok bisa sih gue gak kenal lo" Ujar dannia, sebenarnya hati dannia sangat sakit saat mengatakan ini. Dannia tidak pernah memanggil abun dengan sebutan lo, itu terlalu kasar bagi persahabatan mereka.

"I-iyaa, l-lo dulu terlalu terkenal dan gak merhatiin siswa biasa kayak gue" Ujar abun datar.

"Lo salah, lo nya kali gak mau gabung dan kenalan sama gue, gue dulu orang nya welcome banget semua orang gue temenin, tapi pas sahabat gue ninggalin gue dan ngingkar janji tentang dia bakalan ngehubungin gue, dari saat itu gue males temenan lagi" Lirih dannia, hampir saja satu tetes air lolos dari matanya untung saja dia masih bisa menahannya.

"Lo tau gak? Junior, zara sama angga itu temen pertama gue setelah sahabat gue itu pergi. bayangin aja gue selama 2 tahun gak punya temen, gue kesepian. Gue pengen nangis tapi selalu gue tahan karna gue udah janji ke sahabat gue buat gak nangis gue gak mau ngingkar janji kayak dia" Sambung dannia lagi.

Mendengar hal itu hati abun sangat sakit, ternyata kepergiannya sangat berpengaruh bagi dannia.

"Mungkin sahabat lo punya alasan tersendiri gak ngasi lo kabar dan ngingkarin janjinya" Ujar abun.

"Haha apapun itu alasannya, gue kangen banget sama dia. Gue udah janji ke diri gue kalo nanti gue ketemu dia gue bakalan meluk dia selama mungkin, gue gak bakalan biarin dia ninggalin gue lagi, dia harus tau kalo gue sayang sama dia" Lirih dannia sambil menatap mata abun dalam.

𝙅𝙤𝙙𝙤𝙝 𝘿𝙖𝙧𝙞 𝙈𝙖𝙨𝙖 𝙇𝙖𝙡𝙪♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang