Chapter 8

360 29 3
                                    

"Orang yang paling dekat denganmu pun bisa menjadi asing dalam waktu yang singkat"
-abun sungkar-

Abun menatap dannia dari kejauhan, tidak berani mendekat ataupun menyapa seseorang yang sbelumnya adalah sahabat dekatnya.

Sementara dannia? Dia sibuk dengan buku-bukunya entah apa yang dia hafalkan, sampai tidak sadar bahwa abun sedari tadi memperhatikan nya.

Ada banyak sekali yang ingin abun ceritakan pada dannia, tentang ajeng yang sebenarnya orang baik, dan juga tentang alasan abun tidak mengantar dannia pulang sore itu.

Seharusnya jika dannia mendengar semua penjelasan abun dannia jadi mengerti.

Sebenarnya sore itu ajeng minta tolong ke abun untuk menemaninya menemui neneknya, ajeng sudah lama sekali tidak bertemu. Karna ajeng malu dan tidak tau harus bicara apa makanya dia mengajak abun.

Dan lagi sekalian abun menemani ajeng untuk belanja perlengkapan ulang tahunnya, karna jika mengharapkan papanya itu tidak mungkin.

Abun hanya kasian kepada ajeng makanya dia menyempatkan waktu untuk menemani gadis itu.

Terlalu dalam memperhatikan dannia sampai abun tidak sadar kalau dannia sudah kembali ke kelas sejak tadi.

"Kita jadi asing secepat ini deey" Ujar abun kepada dirinya sendiri.

***

Pulang sekolah abun masih tidak menyerah, dia menyempatkan singgah ke rumah dannia untuk minta maaf.

Abun menarik nafasnya panjang keumudian turun dari motornya, entah ini sudah kali keberapa abun meminta maaf tapi belum juga di maafkan oleh Sahabat nya.

Abun mengetuk pintu rumah dannia, dan untung saja yang membuka pintunya adalah dannia sendiri.

Abun tersenyum lebar, tetapi belum sempat bicara dannia sudah menutup pintu nya kembali.

Abun berjalan menuju ke halaman rumah dannia yang tepat di bawah balkon kamar gadis berusia 13 tahun itu.

"Danniaaaa maafin akuu" Teriak abun dari luar, mendengar itu dannia sebenarnya merasa kasihan, tapi dia masih cukup kelas karna abun.

"Deey aku gak bakalan pulang sebelum kamu maafin aku" Sambung abun lagi.

Langit sore memang sudah mendung sejak tadi, sampai abun tidak sadar kalau sekarang hujan sudah mengguyur wajah tampannya.

Dannia merasa gelisah dengan keadaan abun, apalagi abun sangat tidak cocok dengan hujan, kena sedikit saja dia pasti langsung demam.

"Deey aku gak bakalan pulang kaloo kamu gak turun" Ujar abun lagi tapi sekarang suaranya sedikit lemah.

Dannia sudah tidak bisa menahan egonya, dia berlari menemui sahabatnya yang sedang kehujanan di bawah sana entah kenapa air mata dannia terjatuh dengan sendirinya.

"Bunn" Panggil dannia kemudain berlari memeluk abun.

Abun tidak bisa berkata-kata lagi selain membalas pelukan dannia, mereka berdua kehujanan sekarang.

"Kamu nggak boleh nyakitin diri kamu cuman buat dapet maaf dari aku bunn" Lirih dannia di pelukan abun.

"Maaf dari kamu penting buat aku dannia" Jawab abun sambil mengusap rambut dannia.

𝙅𝙤𝙙𝙤𝙝 𝘿𝙖𝙧𝙞 𝙈𝙖𝙨𝙖 𝙇𝙖𝙡𝙪♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang