Kirana tidak bisa berhenti terbahak ketika mendengar cerita Nino. Iya pria itu menceritakan kronologi bagaimana dirinya bisa berakhir jadi tukang kebun.
Jadi si kembar Juna dan Jeno mengadu pada Nino dan merengek jika mereka tidak bisa bermain di akhir pekan dan berakhirlah meminta Nino datang untuk bicara dengan Kirana. Tapi bukannya ada Kirana, dia malah dihadapkan dengan si kembar yang terus bertengkar ketika menemukan notes Kirana yang mengancam jika mereka tidak memangkas pohon di taman, Kirana akan mengadukan pada papi mereka jika kemarin mereka sempat bolos sekolah. Iya bolos dengan merengek pada Kirana hanya karena malas bertemu dengan pelajaran Sains. Ck.
"Lagi kamu mau maunya juga" Kata Kirana.
"Ya aku mah seneng seneng aja dong. Ngapain kamu ketawain. Emang hobby sih ini"
Kirana memutar bola matanya merasa jika omongan Nino ini hanya bualan belaka.
"Dih ngeledek lo. Gatau kan di apartment aku ada kebun bunga"
"Mana ada! Ngawur" Balas Kirana.
"Makannya kalau ke apart tuh jangan cuma diem di ruang tv, eksplorasi dong. Ada taman, ada ruang game, ada ruang lukis... ada ranjang aku yang bisa bikin kamu unch awww" Kirana mencubit perut Nino. Pria ini memang tidak bisa diberi hati.
"Sakit Na... tapi gapapa deh aku kan kangen dicubit kamu dijambak juga gapapa yuk" Kirana menghiraukan ucapan Nino.
"Heh kalian!!! Awas aja kaya gini lagi" Ancam Kirana pada si kembar yang sedang memakan kuenya.
"Kakak tuh bersyukur dong. Bener kan kata aku kak Kirana aneh gara gara gaada kak Elja. Liat tuh udah jadi kakak kita yang sebelumnya lagi" Kata Juna disela makannya.
"Bener Na... ka El tinggal disini aja dong. Tenang hidup kita"
"Berisik lagi kakak aduin ke papi" Kata Kirana yang agak sedikit malu.
"Kiw si eneng malu malu mukanya merah" Goda Nino sambil mencolek dagu Kirana.
"Apasih. Udah sana mandi. M
Bau matahari kamu" Kata Kirana."Kamu juga mandi dong... kan kita mau ngedate"
"Hah?"
"Udah sana... jangan pake rok ya" Kata Nino sebelum berlalu ke kamar nya. Berasa rumah sendiri.
***
"Na buruan... aku tungguin di luar ya... bawa Jaket" Teriak Nino
Kirana yang mendengarnya hanya menurut, segera keluar dan membawa jaketnya. Sampai di teras Kirana melihat Nino ada di dekat vespa kuningnya. Alisnya mengerut.
"Ayo buru. Malah ngelamun" Kata Nino.
"Kita naik motor?" Tanya Kirana.
"Iya!"
"Ih gamau!!! Aku ga pernah naik motor Ninoo" Rengek Kirana yang merasa takut.
"Ya makannya cobain. Buru ah! Mager gue malem minggu naik mobil. Macet Na" Memang masih labil. Kadang kalau kesal si "gue" nya memang selalu keluar.
Merasa Kirana hanya diam. Nino menarik tangan Kirana dan membawanya ke dekat motor. Nino lalu naik dan menyuruh Kirana mengikutinya. Mau tidak mau Kirana menurut.
"Pegangan kalau takut" Kata Nino begitu Kirana sudah berada di jok belakang.
Huft
Kirana yang diam hanya bisa terkejut ketika tangan Nino menarik tangannya dan melingkarkannya ke pinggang Nino. Jantung Kirana berdegup kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTUB
RomansaNamanya KUTUB ada dua, selatan dan utara. Satu di atas satu di bawah Satu ke kanan satu ke kiri Gaakan sama Tapi emang takdirnya sepasang mau diapain lagi?