KUTUB

Licik

Nino memijat kepalanya, acaranya sudah selesai tapi tidak seperti dugaannya. Dan sekarang dia sedang terbaring memijat kepalanya di atas ranjang apartmennya. Tidak sudi jika harus pulang bertemu dengan pria licik itu.

Memang suatu kesalahan mengorbankan dirinya hanya untuk kebahagiaan sang kakak.

Nino harusnya tau, sadar bagaimana liciknya sang daddy.

Bahkan tadi ketika penerus dipanggil tanpa nama yang ditujukan harusnya Nino mengerti bahwa ini jebakan daddynya.

Dia melihat dengan jelas seringai daddynya ketika bukan Ressa yang maju tapi dirinya sendiri.

"Ya, perknalkan ini putra kedua saya. Elnino Atmajaya. Atau mungkin kalian lebih kenal dengan nama... Elja?" Begitu kata daddynya yang tiba tiba mengambil alih profesi MC dalam sekejap. Sontak ketika nama Elja disebut semua wartawan begitu terlihat tertarik dengan Nino yang sekarang berdiri di tengah panggung. Siapa yang tak mengenal seniman misterius Elja, yang baru saja selesai melakukan pameran seni yang sukses dan aktif sebagai musisi yang tidak pernah menunjukkan wajahnya.

Bukan... bukan itu yang membuat Nino pening, karena dia sudah tau identitasnya akan terbongkar begitu dia menaiki panggung tapi kata kata yang dilontarkan daddy selanjutnya.

"Mungkin kalian sudah dengar desas desus lainnya, sekalian saya kenalkan Alissa Kirana sebagai tunangan Elino." Dan seorang gadis cantik, yang Nino kenal sebagai model papan atas itu segera menaiki panggung dengan senyuman lebar yang Nino yakini sebagai senyuman palsu. Ayolah siapa yang bisa tersenyum lebar seperti itu ketika dikenalkan dengan tunangan yang bahkan tidak dikenalnya. Boro boro kenal bertemu satu sama lain saja sebelumnya tidak pernah.

Riuh tepuk tangan yang sedang berlangsung sama sekali tidak terdengar bagi Nino, dia dengan segera mencari keberadaan Ressa dengan matanya untuk sekedar memberi kejelasan apa yang sedang terjadi. Namun nihil yang dia dapatkan hanyalah gedikan bahu Ressa yang mengisyaratkan jika dia tidak paham apapun yang terjadi sekarang.

Dan ketika daddynya mendekati Nino dan  Kirana untuk saling menyematkan cincin pertunangan, Nino tidak bisa berkutik dan hanya bisa menuruti semuanya sesuai dengan rencana licik daddynya yang dia tau sedang merasa dipuncak kepuasannya.

Nino yakin besok wajah dan namanya akan terpampang di headline berita manapun. Bahkan akun gosip sekalipun karena gadis dihadapannya memang seseorang yang cukup berpengaruh di dunianya.

Apa panggilannya? Princess Nasional? Ayolah dia memang cantik tapi sama sekali bukan tipe seorang Elnino. Camkan itu.

Brukkk

"Gue beneran gatau" Ressa masuk ke kamar adiknya dengan tergesa, sedikit banyak merasa tidak enak hati. Apalagi dia tau jika adiknya itu mempunyai kekasih saat ini.

Tak mendapati jawaban apa apa Ressa kembali berkata.

"Terus elo mau gimana sama Pricilla?" Mendengar nama Pricilla, Nino melihat ke arah kakaknya itu.

"Ya elo aja gatau gimana gue? Lo kira gue bakalan punya solusi?" Semprot Nino ayolah Nino bahkan lupa dengan Pricilla, kekasihnya itu jika tidak diingatkan, saat ini dia hanya memikirkan hidupnya yang akan benar benar berubah mulai besok.

"Salah gue mau aja ditumbalin kaya gini" Ucap Nino lagi sambil melirik tajam pada kakaknya yang Nino tau menghindari tatapannya.

"Asal abang tau aja, mami tadi nangis bahagia. Artinya abang lepas dari Ka Cilla dan itu kebahagiaan mami" Apa lagi ini, Starla ikut ikutan ke apartmentnya.

Dasar adik dan kakak laknat. Tidak ada yang memikirkan kebahagiaannya.

Daddy
I love you boy, daddy tau kamu ga akan ngecewain. Besok ke kantor. Daddy tunggu. Hahaha

Dan Nino hanya bisa menggeram ketika melihat pesan dari daddynya yang bahkan sedang merasa tidak perlu repot menjelaskan apapun padanya saat ini.

Bodoh!!!

Bisa bisanya dia terjebak permainan daddynya.

Alissa Kirana

Pricilla Maudy

***

Minal aidizin walfaidizin

Mon maaf lahir bathin guysss