Dulu Elnino bukan siapa siapa. Hidup dengan segala keterbatasan. Tapi berapa kali pun Nino mengingat masa itu, itu adalah masa terbahagianya. Ketika hidupnya penuh dengan canda, tawa dan bahagia. Hanya Nino, Bunda dan Jenat, adiknya.
Hidup Nino mulai berubah ketika bundanya memutuskan untuk meninggalkan dia dan Jenat untuk selamanya. Saat itu Nino berusia 14 tahun dan Jenat 10 tahun. Dua orang anak kecil yang harus melanjutkan hidupnya berdua. Pernah ditawari untuk masuk ke panti asuhan demi kelangsungan hidup keduanya, namun ditolak dengan tegas oleh Nino, karena bagaimanapun dia ingin hidup sama seperti orang lain dan membuat Jenat bahagia dengan usahanya. Untungnya waktu itu dia bertemua dengan orang tua Arjuna yang notabennya adalah sahabat bunda mereka.
Nino dan Jenat diberi tempat tinggal dan makan setiap harinya. Nino berjuang untuk membiayai sekolahnya dan Jenat. Dia tidak ingin terlalu membebani orang lain. Untung waktu itu Nino sempat mencoba peruntungannya demi mendapatkan beasiswa murid berprestasi dan berhasil mendapatkannya. Makannya yang dia usahakan adalah uang untuk membiayai sekolah Jenat.
Seakan diberi kemudahan, Nino yang saat itu berteman dengan Tio dipertemukan oleh Tio dengan omnya yang seorang seniman. Dari situ Nino bisa menyalurkan hobinya bahkan menghasilkan uang yang cukup untuk menutup biaya sekolah Jenat bahkan bisa sekali dua kali membelikan camilan atau apapun yang membuat Jenat tersenyum.
Bagi Nino, senyuman Jenat adalah segalanya.
Hampir satu tahun dan Nino berhasil bertahan. Tapi jalan hidupnya tidak semulus itu, disaat dia sudah terbiasa dengan segala hal yang ada. Tiba tiba ada seorang pria dengan setelan yang berkelas datang dan bilang.
"Saya, daddy kamu" Iya pria itu adalah Arya Atmajaya. Nino mungkin waktu itu masih 4 tahun ketika dia melihat ayahnya pergi meninggalkan rumah dan tidak pernah kembali. Tapi wajah itu masih tersimpan jelas di ingatannya.
Nino tentu saja menolak. Siapa dia datang tiba tiba dan mengajaknya untuk tinggal bersama. Kemana dia selama ini, kemana dia saat bundanya sakit sebelum akhirnya meninggal. Tapi iming iming masa depan cerah untuk Jenat menggoyahkannya. Dia tidak boleh egois dan akhirnya menerima tawaran daddy nya.
Kaget tentu saja ketika Nino dan Jenat dihadapkan rumah besar yang tidak pernah sekalipun Nino bayangkan akan tinggal di dalamnya. Lebih kaget lagi ketika masuk ada seorang anak laki laki yang lebih besar darinya dan anak perempuan yang lebih muda dari Jenat juga seorang wanita cantik yang nantinya mereka sebut mami.
Semuanya terasa benar ketika mereka bisa sekolah tanpa beban. Bisa makan dengan tenang bahkan Jenat mulai akrab dengan Starla, adik Nino yang lain. Pun dengan Nino yang dekat dengan Ressa. Tapi ketika kedatangan omah, Nino merasa Jenat sedikit murung. Jika ditanya pun Jenat hanya menggeleng tak memberi jawaban.
Sampai ketika Nino pulang persami dia tidak menemukan Jenat dimana pun.
"Maafin daddy, daddy udah cari kemana mana tapi ga bisa nemuin Jenat" Dan saat itu untuk pertama kalinya dia menangis. Menangis dengan suara meraung mengeluarkan segala sesak didadanya yang selama ini dia tahan di hadapan Jenat.
Mulai saat itu Nino berubah.
Dia yang biasanya akan ceria dan ikut bercanda baik dengan Ressa maupun Arya lebih banyak diam. Dia merindukan adiknya.
Hampir 6 bulan Nino mencari Jenat kesana kemari. Tapi Jenat seakan ditelan bumi. Sampai suatu hari Nino melihatnya. Adiknya yang selama ini dicarinya. Tapi Nino merasa aneh ketika dia menyadari jika Jenat menghindarinya. Sampai akhirnya Nino berhasil menghadang Jenat dan bicara dengannya.
***
Arya kaget dengan kedatangan putranya. Dia marah marah dengan membabi buta.
"Kenapa? Kenapa elo pisahin gue sama adik gue?" Bahkan anaknya sama sekali tidak menunjukkan rasa hormatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
KUTUB
RomanceNamanya KUTUB ada dua, selatan dan utara. Satu di atas satu di bawah Satu ke kanan satu ke kiri Gaakan sama Tapi emang takdirnya sepasang mau diapain lagi?