Confused

523 90 26
                                    

Kirana termenung melihat kursi di depannya sudah kosong.

Tadi Nino menjelaskan kenapa dia benar benar tidak menghubungi Kirana. Perihal tugas yang diberikan daddy nya.

"Ya hp aku diambil daddy terus aku ga hapal nomor kamu"

"Kenapa ga tanya daddy?" Kirana yang awalnya tidak peduli itu akhirnya juga penasaran dengan hal yang menjadi sumber kekesalannya beberapa minggu ini.

"Males aku ngontekin dia"

"Cih tapi update IG bisa"

"Aku awalnya lupa kamu udah follow, aku gatau uname kamu pas inget kan aku DM sampai sekarang aja kamu ga baca DM aku." Begitu katanya tadi.

Dan Nino benar sekarang Kirana melihat handphonenya yang masih memperlihatkan deretan pesan dari Nino.

Perlakuan Nino padanya memang bisa membuat bimbang, hanya deretan pesan tak penting yang memenuhi DM instagramnya saja memperlihatkan Nino selalu mengingatnya. Tapi disisi lain Nino akan membuatnya terasa tidak penting seperti sekarang. Dia pergi begitu saja.

Tadi Rio datang dan membisikkan sesuatu pada Nino, pria itu terlihat kaget dan segera menghampirinya.

"Naa... aku harus pergi, nanti aku telpon Jeno Juna ya supaya jemput kamu disini. Maaf... percaya sama aku" Dan dia benar benar pergi tanpa menjelaskan apapun.

***
Tak lama Juna dan Jeno datang, meminta makan sebentar di situ. Kirana hanya bisa menuruti permintaan keduanya dan pamit untuk ke kamar mandi. Dia memutuskan untuk turun ke bawah sekalian mencari udara segar.

"Terus Cilla gimana No? Udah oke kan?"

Kirana menyunggingkan senyumnya, tidak jauh dari Pricilla. Dia baru saja tak sengaja mendengar percakapan Rio di telpon. Rio yang menyadari kehadiran Kirana langsung terlihat salah tingkah.

"Kamar mandinya dimana ya?" Tanya Kirana.

"Loh ngapain turun kan diatas ada. Udah terlanjur sih. Itu ke belakang nanti ada petunjuk ke arah toilet" Jelas Rio.

***

Beberapa hari setelah itu Nino menghilang kembali tidak ada wujud ataupun kabarnya.

Kirana baru selesai mandi dan dapat telepon dari Teressa.

"Jalan yuk"

"Mager aku... kamu aja sini main ke rumah aku" Ajak Kirana.

"Ada si duo ganteng gak tapi?"

"Kamu tuh... mereka ya pulangnya sore. Udah sini aja. Aku tunggu ya."

Dan Kirana menutup teleponnya. Setidaknya dia akan ada teman.

Selang 30 menit Teressa benar datang ke rumah Kirana. Memang kebetulan keduanya hari ini tidak ada jadwal apapun.

"Wah gila sih udah lama banget gue ga ke sini" Kata Teressa yang sedang merebahkan dirinya di ranjang Kirana.

"Kangen sama warna pink nusuk mata hahaha" Candanya yang tentu saja langsung mendapat pelototan dari Kirana.

"Kok tumben ga jalan sama gebetan?" Tanya Kirana memulai pembicaraan.

"Ki timbin gi jilin simi gibitin... elo juga ngga kenapa gue harus?" Dari gelagatnya Kirana sudah bisa menebak jika Teressa sedang kesal.

"Yang mana lagi sekarang?" Tanya Kirana.

"Ck... Jadi ya... dia itu bukan gebetan gue Na... gue ga sengaja waktu itu datang ke salah satu cafe... eh numpahin minuman kan gue, pas manggil pelayan gaada yang datang... emang kayanya lagi briefing sih, gue juga datang pas mereka lagi siap-siap..." Dan mengalirlah cerita Teressa terkait seseorang yang bisa membuat dia uring uringan seperti sekarang hanya karena pria itu setelah menggombali Teressa malah jual mahal.

Kirana senang jika mendengar cerita Teressa, gadis itu akan bercerita dengan seluruh badannya dan ekspresi yang sangat kental.

"Gitu Na... Kesel kan, dia add gue di IG liat story gue, tapi ga pernah tuh komen atau apapun... gabisa lah gue, Teressa, dikacangin kaya gini"

"Emang seganteng apa sih sampai kamu uring uringan?"

"Duh kalau elo bandingin sama gebetan atau mantan-mantan gue jelas gantengan bekasan gue lah dari pada itu cowok sipit... tapi Na... auranya itu loh" Jelas Teressa.

"Kok aku baru sih liat sisi kamu yang gini?"

"Nahhh iya kan??? Gue juga ngerasa ini bukan gue... tapi yang gue rasain ya gini... kaya yang udah gue ceritain"

Kirana dan Teressa saling bercerita sampai tak terasa mereka tertidur dengan pulas. Sayup sayup Kirana mendengar suara seseorang yang memanggilnya dari tadi. Kirana masih mengumpulkan kesadarannya setelah bangun tidur. Dia masih menggerjap beberapa kali sebelum terkaget dengan seseorang yang memeluknya...

Sambil menangis.

"Kamu kenapa?"

Tapi tidak ada jawaban, dia hanya menangis tanpa henti di pelukan Kirana.

"Na... nitip dulu ya" Kirana melihat seseorang di ambang pintu sedang terlihat khawatir tapi berusaha tersenyum menyembunyikan kekhawatirannya. Aressa. Setelah mendapat anggukan dari Kirana pria itu pun langsung pergi.

"Nangisin ya sayang... biar lega" Kata Kirana sambil mengelus lembut kepalanya.

Teressa yang mendengar suara tangisan pun ikut terusik dan bangun dari tidurnya. Dia tentu saja kaget mendengar suara tangis yang penuh kepiluan itu.

"Siapa?" Bisik Teressa.

"Starla... adiknya Nino" Jawab Kirana tanpa suara. Iya Starla menangis sejadi jadinya. Kirana penasaran apa yang terjadi, tapi dia merasa menenangkan Starla sekarang adalah hal terpenting.

 Kirana penasaran apa yang terjadi, tapi dia merasa menenangkan Starla sekarang adalah hal terpenting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*sorry for long update hehe

KUTUBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang