- [12] -

386 45 10
                                        

"Dan saat itu sejeong sangat terpuruk meratap kesedihan atas peninggalan kedua orang tuanya dan ia juga berniat untuk menyegerakan proses pengalihan posisi padanya, tapi saat ia pergi untuk mengurus wasiat yang diberi oleh orang tuanya pada sejeong. Tapi sekali lagi nasib sejeong saat buruk saat itu wasiat peninggalan SeonHo padanya telah dirampas paksa oleh seseorang yang sudah sedari dulu mengamati SeonHo.",SeoJoon tidak berhenti menceritakan kisah sejeong yang rupanya sangat pahit saat itu.

"Kau bilang tadi nama isterinya SeonHo adalah Kim HaNa ?",tanya JinWook yang mengulang kembali nama ibu sejeong. SeoJoon menganggukkan kepalanya. Semua mata melihat kearah JinWook sehingga perkataan Jinhyuk mengejutkan mereka terutama sehun yang sudah disalah anggap oleh jinhyuk waktu itu, namum sampai sekarang saja masih salah paham diantara jinhyuk dam sehun.

"Kim HaNa? Apa yang appa maksudkan itu eomma ?! Lee HaNa ?"




_________________






Angin pagi memang sangat segar apalagi menghirupnya dalam-dalam. Sejeong yang sudah sadarkan diri tadi malam dan melihat disekitarnya kosong ditambah lagi ia dikejutkan bahwa ia tidak berada di kamarnya atau kosnya melainkan berada di kamar rawat rumah sakit. Walaupun hanya pingsan biasa, tapi mampu membuat sejeong kehilangan kesadarannya sehingga ia baru saja bangun tadi malam. Dan di sinilah sejeong, duduk dikursi taman yang sudah ada beberapa suster berkeliaran untuk melanjutkan pekerjaan mereka dan beberapa pasien yang lagi menghirup udara segar.

Ia duduk sambil bersenandung ria tanpa melepaskan infus ditangannya yang masih melekat. Menghirup udara segar dipagi hari memang menyenangkan sambil bersenandung dan ia juga berusaha melupakan apa yang telah terjadi padanya sehingga ia masuk kerumah sakit tadi malam. Mengingat kejadian beberapa tahun lepas yang sempat meranggut nyawa kedua orang tuanya pun langsung memejamkan kedua matanya lalu ia dongakkan wajahnya dan membuka matanta perlahan sehingga ia bisa melihat betapa cerahnya langit diatas sana.

Ia tersenyum dan mengatakan..

"Appa..apa kau tidak merindukan ku disini ? Jika kau merindukan ku datang lah padaku, Bahkan kau tidak ada didalam mimpi ku beberapa hari ini..",ucapnya lirih.

"Eomma..kau pasti semakin cantik disana..apa eomma juga tidak merindukan ku ? Apa eomma sudah bahagia bersama appa disana..sehingga melupakan ku disini..kalian harus cerita padaku melalui mimpi, eoh..apa yang kalian lakukan diatas sana.."

Ucapnya sambil menatap langit biru dan awan putih yang saling bersatu untuk bisa lebih cerah bersamaan dengan matahari. Sejeong belum tau pasti kenapa kedua orang tuanya bisa bertengkar hebat sehingga berlakunya kemalangan saat itu.

"Aku merindukan kalian..sangat..",ia kembali menundukkan wajahnya sambil memejamkan matanya erat dan kembali membuka matanya perlahan tapi masih menunduk.

Tepat saat ia membuka matanya ia bisa melihat sepasang sepatu pria berada didepannya. Sejeong mendongakkan kembali wajahnya perlahan sehingga mata mereka bertemu.

"Sehun.."

"Aku mencari mu..rupanya kau ada disini..",ucap sehun sambil tersenyum manis terhadap sejeong lalu mengambil tempat sebelah sejeong dan menduduki punggungnya. Bola mata wanita itu mengikuti gerakkan sehun.

"Kenapa kau disini ? Bukankah pagi ini kau bekerja ?",tanya sejeong pada sehun sambil menatap pria itu.
Sehun menolehkan wajahnya kearah sejeong lalu tersenyum manis.

"Aku kesini karena ingin melamar suster disini..",jawab sehun sambil berkekeh kecil melihat wajah sejeong yang mulai kesal saat mendengar jawabannya tadi.

"Ck !",sejeong berdecak sebal mendengarnya dan kembali melihat didepan karena ia malas melihat wajah sehun.

"Aku kesini ingin melihat keadaanmu..",ucap sehun pelan yang berhasil membuat wajah cantik itu kembali lagi menatapnya.

My Driver [Complete ☑]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang