Neukkun Naik Taxi

21 2 0
                                    

"Bermimpilah meskipun terlihat mustahil, meskipun mimpimu tak menjadi kenyataan. Setidaknya kamu pernah berusaha untuk meraihnya."

Happy reading....

Mimpi hanyalah bunga tidur. Dyra selu menyangka mimpi hanya bunga tidur sebelum ia merasakan dasyatnya sebuah mimpi, bahkan hanya dengan mimpi ia mampu menjawab semua pertanyaan yang berputar di otaknya selama ini. Kenapa dengan Aska? Kenapa Aska selalu menghindarinya? Kenapa Aska selalu menyendiri? Bahkan Dyra pernah berprasangka buruk jika pria itu menyembunyikan sesosok wanita selain dirinya di dalam kamar miliknya itu. Karena Aska selalu mengunci kamarnya walaupun pria itu hanya keluar barang satu menit, dan betapa menyesalnya Dyra dan merasa berdosa karena sudah berpikiran yang tidak senooh pada suaminya sendiri. Ketika pemadaman listrik Apartemen yang membuatnya harus terkurung di kamar Aska semalaman suntuk.

Bahkan Dyra benar-benar sangat bersyukur akan mimpi yang membuatnya bisa merasakan apa yang suaminya itu rasakan, mengetahui apa yang selama ini tak ia ketahui. Membuatnya sedikit mengerti apa yang dibutuhkan dan tidak disukai Aska. Dulu Dyra kerap mengira Aska aneh, atau bahkan kelainan mental. Namun setalah ia merasakan sendiri, ya meskipun hanya lewat mimpi, Dyra cukup tahu jika itu bukan penyakit, kelainan atau aneh seperti dugaannya melainkan sifat yang mendasar, yang dimiliki oleh setiap orang.

Introvert, ambivert dan ektrovert. Aska adalah sosok introvert yang menjadikan kesendirian adalah sumber dari energinya, sedangkan Dyra adalah ambivert, gabungan dari introvert dan ektrovert. Terkadang membutuhkan waktu menyendiri, terkadang juga sebaliknya, di halayak ramai hanya sekedar menjernihkan pikiran. Sedangkan Introvert seperti Aska, mereka hanya butuh kenyaman, sama yang Dyra rasakan dalam mimpinya, nyamanlah yang membuatnya bisa menerima Nadia dan Saras, karena keduanya mempercayainya dan menerima segala kekuranganya. Itupula yang saat ini Dyra terapkan pada suaminya, ia akan selalu berusaha memberikan kenyamanan pada Aska, memberi pria itu waktu jika memang membutuhkannya. Karena bagi introvert sediri adalah nafasnya, sendiri adalah kekuatanya, sendiri adalah sumber energinya.

Jika diibaratkan, mimpi Dyra itu baginya bukan hanya sekedar bunga tidur melainkan taman tidur yang berisi bunga-bunga indah yang bermekaran. Bagaimana tidak, hanya karena mimpi yang tergolong singkat di dalam dekapan pria itu setelah ia terkejut-kejut bukan kepayang ketika tersadar dari tidur siang dan mendapati wajah pucat penuh keringat, meringkuk diatas sofa mungilnya. Dan ketika Dyra mendekat ia dapat medengar rintihan yang membuat Dyra panik bukan kepayang. Bahkan bukan hanya mengubah Dyra namun juga Aska yang tidak sadar terbawa oleh perubahan sifat Dyra yang drastis. Dari yang semula lebih banyak diam dan penurut jika bersamanya menjadi ekspresif dan banyak bicara, namun itulah Dyra yang sebenarnya. Dyra yang Aska lihat ketika tubuhnya terbaring lemah disofa kamar Dyra. Dyra yang hanya mondar mandir sambil mengomel tak jelas ketika sedang panik. Itulah yang selalu Aska lihat jika gadis itu bersama orang lain atau teman-temanya.

“Aduh Kak, Dyra harus gimana. Dyra nggak kuat gendong kakak secara badan kita macam semut sama jerapah gini,”

“Apa Dyra panggil ambulan aja ya, iya kali ya Kak?” mulutnya memang melontarkan pertanyaan pada Aska, namun kakinya belum juga diam. Hilir mudik dari pintu ke sofa sambil bersedekap.

“Nggak usah,” jawab Aska lirih, nyaris tak terdengar. Membuat Dyra seketika mengehentikan langkahnya, berjalan mendekat lalu berjongkok, mengimbangi tinggi Aska sembari mendekatkan telinganya ke depan bibir pria itu.

“Apa kak?”

“Nggak usah, buatin kakak sayur bening bayam aja,” dan sejurus kemudian Dyra sudah bergelut dengan alat dapur hingga suara piring bertegur sapa dengan lanjai, atau wajan yang beradu dengan sutil, apapun itu cukup terdengar nyaring di telinga Aska yang nyatanya masih meringkuk di sofa kamar Dyra.

Introvert Star☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang