Xue yang perlahan bangun saat merasakan seseorang sedang mengusap wajahnya dengan kain. Xue Yang menyerngit lalu perlahan membuka matanya dan dengan kesadaran penuh ia menatap horor sosok didepannya. Dengan reflek Xue Yang sedikit menggeser tubuhnya menjauhi sosok berblindfold didepannya.
"Tenanglah, kau masih terluka. Biarkan aku menggobatimu." Ujar sosok itu lembut.
Sosok itu berperawakan tegas nan gagah dengan blindfold yang menutupi kedua matanua, sebuah pecut ekor kuda berwarna putih tersampir apik di kain pinggangnya. Senyuman yang lembut namun menenangkan, sentuhan lembut penuh kasih sayang. Xue Yang tak menyangka akan bertemu ia disini. Seketika satu nama terlintas begitu saja di otaknnya.
"Xiao XingChen." Batinya.
Dihadapannya tersuguh lah seorang Xiao XingChen sosok yang sebenarnya ia hindari sejak lama. Sosok dengan kepribadian lembut namun tegas dengan senyuman penuh kelembutan dan mata keabuan yang dapat memikat hati sosok yang melihatnya. Tapi mata itu kini tertutup sebuah kain putih menutupi bola indah itu, Apa yang terjadi? Xue Yang menyerngitkan dahinya.
"Hey! Apa yang kau lakukan? Daozhang sudah rela merawatmu dan menggendongmu kesini. Dimana rasa terimakasihmu!?" ujar seseorang mengalihkan atensi Xue Yang.
"A-Qing, jaga ucapanmu. Ah maafkan dia. Lukamu belum sepenuhnya sembuh dan kakimu masih terkilir." Ujar Xia XingChen membuat dahi Xue Yang berkerut bingung.
"terkilir? Sejak kapan?" batin Xue Yang sembari menatap kakinya sendiri.
"Bukankah tadi aku sedang dipasar dan menjual sayuran serta buah? Setelahnya ia melihat A-Jiao dibanting ketanah dan-tunggu!? A-Jiao!?" Batin Xue Yang lagi seraya menatap sekitar mencari sesuatu dengan gelisah.
Xiao Xingchen yang merasakan kegelisahan dari Xue Yang pun bertanya. "Apa ada masalah?"
"Putriku, dimana putriku?" paniknya.
A-Qing menyerngitkan dahinya. "Hey Tuan, kami tidak melihat siapapun bersamamu. Jangan mengada ada!"
Xue Yang menggeleng sembari terus meracaukan nama A-Jiao, dia dengan panik bangkit dan berniat mencarinya namun rasa sakit di kakinya membuatnya kembali terjatuh dengan posisi berlutut. Xiao XingChen yang mendengar rintihan itu tersentak dan kembali mendudukkan Xue Yang bersandar pada tembok. Xue Yang menatap tajam Xiao XingChen dan tanpa sadar membentaknya membuat si empunya tersentak namun tetap mempertahankan senyumnya, berbeda dengan A-Qing yang balas menatap tajam Xue Yang.
"Tenanglah, bagaimana kau mau mencari putrimu jika keadaanmu seperti itu?" ujar Xiao XingChen lembut.
Xue Yang menghela nafas gusar dan memejamkan matanya erat. "Kau benar, aku harus memulihkan energiku."
Xiao XingChen mengangguk puas lalu menyuruh A-Qing untuk beristirahat. Sementara dirinya menjaga Xue Yang, gadis itu mau tak mau pergi untuk istirahat dengan perasaan dongkol. Setelahnya hanya ada keheningan hingga tiba tiba Xue Yang membuka mulutnya. "Kenapa kau membantuku?" tanyanya tiba tiba.
Xiao XingChen mengerutkan dahinya, "Tentu karena kau membutuhkan bantuan bukan?"
Xue Yang terkekeh dan menatap Xiao XingChen dengan pandangan aneh, "sungguh naif. Bagaimana jika aku ada seorang penjahat?"
"Aku percaya kau takkan macam-macam, lagipula kau tetap saja memerlukan bantuan." Ujarnya.
Xue Yang terkekeh hambar sungguh andaikata ia diberi pilihan 'bertemu dengan seorang Xiao XingChen' atau 'memanjakan A-Jiao hingga putrinya menjadi gemuk' ia pasti akan memilih opsi kedua. Xue Yang benar benar belum siap bertemu dengan Xiao XingChen. Dia harus segera sembuh sehingga bisa pergi dari sini dan mencari putrinya yang manis. Ah beberapa detik tanpa putrinya saja membuatnya sangat rindu apalagi seperti sekarang, ia pasti akan gila. Xue Yang kembali melirik kearah Xiao XingChen yang diam membereskan sebuah peti untuk tidur.
"malam ini tidurlah disini, kau pasti lelah... dan soal putrimu, aku akan membantumu mencarinya." Xiao XingChen menengok ke arah Xue Yang.
Xue Yang terdiam dan menatap lekat pria blindfold itu, "Tidak perlu, aku bisa mencari putriku sendiri." Ketusnya.
"Tidak apa, kau bisa ikut pemburuan malam bersamaku. Bukankah itu sama saja berkeliling? Aku akan melindungimu. Tenang saja!" ujar Xiao XingChen menenangkan.
"Terserah." Pasrah Xue Yang lalu berbaring di peti yang disiapkan Xiao XingChen.
Xiao XingChen mengembangkan senyumnya lalu semalaman ia mengawasi Xue Yang yang ternyata demam. Malam ini akan dimulai sebuah takdir lama yang terhapus, takdir penuh kekejaman dengan noda hitam yang sulit untuk dihapus namun nyatanya noda itu terhapus dengan mudahnya hanya karena setitik cahaya yang selalu dijaganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Baby
FanfictionPairing : XiaoXue langsung baca! pairing XiaoXue. happy reading!!