*special Chapter*

1.1K 103 2
                                    

(Xue Yang and A-Qing)

Mentari telah muncul dari ufuk timur membuat ketiga insan yang sedang tenggelam dalam mimpi mulai terganggu. Xue Yang yang pertama bangun perlahan menegakkan tubuhnya. Mengusap wajahnya dan perlahan menengok kearah samping tempat dimana dua sosok yang berharga di hidupnya tertidur dengan saling memeluk satu sama lain.

Ah ya, dia baru ingat kalau putrinya sudah kembali 5 hari yang lalu. Dimana pertemuan pertama mereka sukses membuat Xue Yang malu setengah hidup. Ya dirinya tertangkap basah berciuman dengan Xiao XingChen, membuat posisi keduanya yang berawal saling memangku langsung saja ia menarik diri dengan wajah memerah padam. Xue Yang terkekeh mengingat hal itu. Melihat kekasih dan putri mereka masih tertidur dirinya memutuskan untuk bangkit dan pergi kedapur untuk memasak.
          
“Hiks.. hiks...”
           
Di pertengahan jalan menuju dapur Xue Yang mendengar sebuah suara isakan wanita. Setelah menelan ludah dengan susah payah Xue Yang memberanikan diri pergi kearah sumber suara. Salah satu ruangan yang tak terpakai, dan jujur saja semenjak A-Jiao lahir dirinya menjadi seorang penakut. Ia tak takut menghadapi apapun tapi jika sudah berurusan dengan hal tak kasat mata bahkan saudara sesumpahnya sekalipun tak bisa membantunya. Dalam cahaya lilin dirinya melihat seorang gadis menangis sembari memeluk lutut, gadis berambut hitam yang digelung dengan tubuh kecilnya yang didekap oleh lengannya.
           
“Buta kecil? Kenapa kau menangis?” kaget Xue Yang sembari menghampiri gadis yang ternyata A-Qing itu.
           
A-Qing tersentak lalu menengok kearah Xue Yang yang menyalakan beberapa lilin disana.

“Be-berhenti memanggilku begitu!”
          
Xue Yang memutar bola matanya malas dan mulai duduk disamping gadis itu. "baik baik, kenapa kau disini sendirian? Ini masih pukul 4 pagi. Dimana Song Lang? Kenapa kau menangis?”
          
“A- aku... aku hanya merindukan keluargaku.” Lirihnya.
           
“Kau tau bukan kalau aku tinggal dijalanan? Kemarin aku dan Gege pergi ke desa lalu tanpa sengaja aku menabrak seorang anak. Aku dan gege terpisah saat itu, anak itu menangis dan ibunya memarahiku.” Lanjutnya.
          
Xue Yang mengerutkan dahinya, “bukankah itu normal?”
          
“Tapi mereka keterlaluan, aku tau aku hanyalah anak yatim piatu yang tinggal dijalanan. Tapi apa wajar jika dia menghinaku anak sial yang membuat kedua orang tuaku meninggal?! Apa salahnya? Bukan salahku keluargaku tiada, bukan salahku aku tinggal di jalanan. Bukan salahku, hiks.. kalau aku dilahirkan!” A-Qing kembali menangis.
           
Xue Yang terenyuh, ditatapnya lembut gadis yang sudah bertahun tahun tinggal dengannya itu dan direngkuhnya ke dalam dekapan hangat.

Walau dirinya terkadang tak pernah akur dengan A-Qing tetapi bagaimana pun dirinya selalu teringat terhadap putrinya jika melihat gadis ini. Terkadang jika terjadi sesuatu pada gadis ini sebelum A-Jiao ditemukan membuat jiwa keibuannya muncul. Kisahnya dan kisah A-Qing memang memiliki beberapa kesamaan tapi Xue Yang berharap nasib A-Qing takkan memiliki nasib buruk yang sama dengan dirinya saat ia kecil. Setidaknya ada dirinya, Daozhang, dan Si SongLang itu.
          
“Hey buta kecil, kau bukan anak sial. Biarkan saja mereka mengatakan apapun! Kau adalah gadis kuat yang bahkan bisa hidup dijalanan hingga saat ini. Kau adalah A-Qing, seorang anak perempuan kuat yang Daozhang angkat menjadi keluarganya. Berhenti memikirkan apa yang mereka katakan, kau adalah kau. Kau adalah gadis manis yang selalu menjadi sasaran jahilku. Tak ada yang boleh membuatmu menangis selain aku!” Ujar Xue Yang santai.
           
A-Qing yang mendengar perkataan Xue Yang menelan semua perasaan kagum mendengar perkataan terakhir pria itu. Tapi karena dirinya sedang tak mood meladeni hanya diam menyamankan posisi dalam pelukan hangat Xue Yang. Sementara yang memeluk hanya tersenyum lembut sembari mengelus lembut kepala A-Qing, dia terdiam sejenak.

“Aiya gadis ini perlahan manja yak.” ujar Xue Yang kembali jahil.
          
A-Qing mencebikkan bibirnya, bukannya melepaskan pelukan dia malah dengan manja memeluk Xue Yang lebih erat. “sebentar saja, pelukanmu hangat. Aku... tak pernah merasakannya.” Lirihnya.
          

My Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang