My Baby

*Last special Chapter*

(Our Family)

“A-Jiao, cepat bereskan kamarmu! Astaga,  4 tahun meninggalkan rumah rasanya sudah seperti 4 abad. Tikus tikus ini,  astaga!! Hey Song Lang, jangan menatap lukisan wajah putriku dengan tatapan pedofil mu. Ingat A-Qing! A-Qing, berhenti mencoba membunuh para kecoa! Kau akan merusak perabotan dan bukannya membunuh makhluk malang itu. Terakhir Daozhang berhenti menatapku dengan senyum anehmu!” omel Xue Yang.
          
Hari ini adalah hari dimana Xue Yang dan ‘keluarganya' pindah ke desa tempat tinggal Xue Yang dulu dan tempat lahirnya A-Jiao. Meski hanya ditinggal 4 tahun tempat ini telah menjelma menjadi sarang tikus, kecoa, dan berbagai hewan pengerat lainnya yang mau tak mau membuat Xue Yang harus mengomel panjang lebar karena risih ada keadaan sekitarnya. Ia mulai mengambil kemonceng dan mulai memerintah seisi rumah dan juga tak lupa sebuah rotan senantiasa menghiasi tangan lainnya. Para ‘pekerja’ dadakan mulai mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan intruksinya. Mereka berpencar.

Tempat Song Lang dan A Qing

“Gege, bantu aku membersihkan itu. Aku tak bisa meraihnya, lihat itu sangat kotor.” Ujar A Qing.

Song Lang mengangguk, ia mengangkat pelan tubuh kecil A Qing sehingga dapat diraih tempat kotor penuh debu tersebut. Mereka merengut dan mendumel tentang betapa kotornya Xue Yang dalam merawat rumahnya. Mereka tak tau saja betapa ‘kotornya' Xue Yang itu dalam artian paling bersih. Mengerti maksud kata itu? Ok abaikan. 

Setelah semuanya bersih Song Lang dan A Qing memutuskan untuk pergi keluar rumah membeli beberapa bahan makanan untuk mereka. Mereka berjalan berdampingan dengan A Qing yang masih setia memegangi tongkatnya. Ia masih belum mengakui ke'butaannya' kepada siapapun termasuk keluarga barunya. Ia takut jika dia mengaku maka mereka akan membencinya karena kedapatan berbohong. A Qing tak mau, ia terlalu menyayangi mereka. Awal pertemuannya dengan daozhang adalah awal dimana ia merasa dicintai dan dilindungi, lalu saat bertemu dengan Xue Yang pun ia merasa diberi kasih sayang lebih layaknya seorang ibu tetapi ia tak mengungkapkannya secara terang terangan. Lalu saat SongLang datang ia merasa aneh, perasaan mendebar muncul di hati rapuhnya. Selalu ingin bersamanya, selalu ingin berada disampingnya. Ia mencintai pria itu, tapi lagi lagi ia memutuskan untuk membisu.

Disisi lain SongLang melirik A Qing yang diam membisu. Menatapnya dari samping merupakan suatu hal yang menyenangkan baginya. Pipi tirus bersemu, rambut tersanggul berantakan dengan hanfu hijau yang senada dengan kulit putih bersihnya. Mata berwarna silver indah dengan alis menekuk membuatnya bagaikan pahatan patung dewi tercantik yang pernah SongLang lihat.  Pria hampir berkepala 3 itu tersenyum lembut mengabaikan sebuah gundukan tepat didepan kakinya. A Qing yang melihat itu segera menahan tangan SongLang yang menghela nafas lega. Ia menatap A-Qing dengan tatapan yang aneh mengabaikan helaan nafas lega yang keluar dari mulut gadis itu.

“Daozhang kau baik baik saja? Didepan mu ada lubang. Berhati-hati lah, atau lubang nya akan membuatmu terperosok masuk kedalam lubang yang cukup dalam itu.” A-Qing menghela nafas lega.

SongLang terdiam. “kau benar. Lubang nya sekitar 2 meter kan?”

“Tidak Daozhang, tidak. Lihatlah lebih teliti! Kedalamannya hanya beberapa puluh cm, tapi tetap saja kau akan terluka jika sampai tersandung.” Ujar gadis itu.

SongLang mengangguk masih menatap gadis itu. “matamu memang masih berfungsi dengan benar yak, A-Qing.”

A-Qing terdiam, dia terjebak. Di paling kan wajahnya kearah berlawanan dengan Daozhangnya itu membuat SongLang menahan lembut dagunya agar tak berpaling. “A-Qing gadis yang manis, gadis baik. Mengapa berbohong hmm? Ceritakanlah pada daozhang mu ini.”

Gadis itu semakin membisu menatap pria dihadapannya. “A- Aku... Aku tak mengerti maksudmu Daozhang.”

“Haola A-Qing, jangan mencoba mengelak. Apa kau takut? Takut kami membencimu karena berbohong? Takut menelantarkan mu? Tidak A-Qing. Justru kami akan senang, mengapa kau menyembunyikan nya hmm?” A-Qing mulai menangis.