13

832 114 2
                                    

Mereka berjalan santai mengelilingi desa sembari menatap sekitar. Namun hingga tengah malam pun tak kunjung menemukan apapun, lagi. Mereka kini berada disebuah padang rumput dengan Xue Yang yang menundukkan kepalanya kecewa. Ia kalut dan hampir putus asa.
          
“kita akan mencarinya lagi nanti. Jangan sedih!” Xiao XingChen menepuk pelan bahu Xue Yang.
          
“Bagaimana aku tidak sedih, aku kecewa Daozhang! Aku kecewa pada diriku karena tak bisa menemukan putriku. A-Jiao adalah satu satunya keluargaku, dia adalah cahayaku. Aku tak berguna! Hiks...” Tangis Xue Yang perlahan terdengar pilu.
           
Tangis ini lagi, tangis yang sangat Xiao XingChen benci. Setiap mendengar tangisan ini selalu membuat dada XingChen berdenyut aneh. Ia ingin senyum Xue Yang bukan isakan tangisnya. Dengan cepat dirinya mendekap lembut kedalam kehangatan yang diciptakannya. Xue Yang memang merasakan sakit namun lebih menyakitkan bagi Xiao XingChen mendengar tangis pilu mantan musuhnya itu. Ia merasakan apa yang Xue Yang rasakan, kehilangan sosok yang berharga baginya. Xiao XingChen menangkup lembut kedua pipi Xue Yang dan mendongakkan nya lembut, walau tak memiliki bola mata Xue Yang dapat merasakan kelembutan dari tatapan daozhangnya itu.
          
“Xue Yang, Xue Yang... kita adalah manusia, wajar.. sangat wajar membuat kesalahan. Sebaiknya kita pulang dan--,”
           
“Tidak bisa daozhang, bagaimana. Bagaimana jika dia kenapa napa? Bagaimana jika dia terluka parah, atau sekarat? Ba- bagaimana jika dia telah tiada??” histeris Xue Yang.
          
Xiao XingChen terkesiap. “Xue Yang! Jangan mengatakan hal yang tak masuk akal! Dia baik baik saja, percayalah pada ku. Dia baik baik saja!”
          
Xue Yang terdiam, ditatapnya Xiao XingChen yang juga menghadapkan wajahnya pada Pria itu.

“Daozhang, bolehkah penjahat ini bicara? Bolehkan orang bedosa ini berkata? Apakah Daozhang akan mempercayai pendosa ini?”
          
“apa yang kau ucapkan Xue Yang. Katakan saja, aku percaya apapun yang kau ucapkan.” Ujar Xiao XingChen lembut.
          
“Aku...”
.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

           “Daozhang? Xue Yang? Kalian masih disini?” Ujarnya.

My Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang