9

810 117 2
                                    

Terhitung sudah 4 tahun Xue Yang tinggal bersama Xiao XingChen dan tetap belum bisa menemukan putri mereka.

Ya kalian tak salah dengar, A-Jiao memang putrinya dan Xiao XingCheng.

Mengapa ia bisa tau hal itu adalah karena Jindan yang dimiliki A-Jiao 30 persen sama dengan Xiao XingCheng, mengagumkan bukan? Bahkan Xue Yang sendiri terkejut sekaligus kagum. Dan terkadang ia merenung sembari menyesali kecerobohannya, tak jarang juga isak tangis penuh kerinduan tanpa sadar kerap kali terdengar setiap kali dirinya mengingat semua penyesalannya, tapi dibalik semua itu selalu ada rengkuhan lembut yang selalu berhasil membuatnya merasa kelegaan penuh kehangatan. Ya, Xiao XingChen selalu merengkuhnya kedalam pelukan menenangkan kala ia sedang bersedih. Xiao XingChen pun ikut merasa sakit saat ia mendengar nada lirih milik pria tersebut dan selalu merengkuhnya ke dalam pelukan.


Selama bertahun-tahun pun ia memang mulai mengenal Xue Yang lebih jauh. Disisi yang lain Xue Yang ternyata memiliki sisi keibuan yang kental. Ia tak segan segan mengomel jika terjadi kesalahan dan berakhir dengusan sebal dari A-Qing. Meski begitu banyak hal yang mereka lakukan bersama selama beberapa tahun ini. Xue Yang sangat menyukai makanan manis terutama permen, jadi ia setiap pagi selalu menyimpan setidaknya 2 permen untuk Xue Yang dan A-Qing sebelum ia berangkat membantu penduduk desa. Dan setiap pemburuan malam, tak banyak mayat berjalan yang mereka temui. Mereka pun tidak terfokus hanya dengan memburu mayat, tetapi juga kepada pencarian putri tunggal Xue Yang. Entah mengapa Xiao XingChen sangat tertarik dengan putri Xue Yang serta selalu saja muncul desiran aneh setiap kali ia mendengarkan cerita Xue Yang tentang putriny, antara senang dan bahagia. Tapi ia tak tau mengapa. Ah ya, juga Xiao XingChen sudah mengetahui identitas Xue Yang tepat 2 tahun setelahnya.


Saat itu tepat 2 tahun kedatangan Xue Yang dan ia tak memberitahu identitas nya kepada kedua orang buta itu. Ah tidak, lebih tepatnya sepasang guru murid itu. Saat itu Xue Yang bertemu dengan sosok kawan lama XingChen dan terjadi sedikit pertarungan disana. Namun akhirnya keduanya dapat dipisahkan dan berakhir dengan obrolan malam bersama Xiao XingChen dan A-Qing. Keduanya tidak merasa keberatan toh tidak ada hal yang membuat mereka memburu satu sama lain sekarang. A-Qing pun terlihat senang karena dirinya mendapati seseorang yang memang cocok dengannya, berbeda dengan Xue Yang yang hanya bisa menjahilinya. Semenjak itu Song Lang mulai tinggal bersama dengan mereka dan masalah bertambah pelik bagi Xue Yang.

Setiap hari dia harus melihat adegan lovey dovey milik ketiganya yang seakan adalah sebuah keluarga bahagia yang juga mengesampingkan dirinya yang notabenya juga ada disana. Terkadang Xiao XingChen dan Song Lang akan menunjukkan kemesraan mereka yang terkadang membuat Xue Yang harus memakan banyak cuka.

Seperti malam ini, Xue yang ditinggalkan di belakang sementara sepasang keluarga itu tengah asyik bercanda ria didepannya. Xue Yang mengepalkan tangannya lalu berhenti melangkah membiarkan mereka meninggalkannya cukup jauh. Biar saja, toh bukankah dirinya dilupakan? 2 tahun terakhir ini ia selalu mencari putrinya sendirian. Song Lang dan A-Qing selalu saja bisa memonopoli Xiao XingChen, tapi apa peduli Xue Yang? Bahkan Xiao XingChen menikmati itu bukan? Senyuman itu, senyuman yang seharusnya hanya milik Xue Yang ia berikan kepada mereka dan bukan dirinya.

Sakit.

Itu yang Xue Yang rasakan 2 tahun belakangan ini, mengingat Xiao XingChen pun dengan tanpa ragu mengajak Song Lang berburu malam yang berakhir dengan acara kencan mereka.

Hey! Xue Yang tidak sebodoh itu melihat aura bunga bunga milik mereka, ah lebih tepatnya hanya Song Lang. Entah kenapa Xue Yang tak melihat situasi romantis apapun dari pria ber blinfold tersebut -selain senyumannya- dan kesampingkan sikap baik dia karena dia melakukan itu kepada siapapun.



"Hey Xue Yang! Angkat kakimu dengan cepat, kau mau tertinggal? Daozhang dan gege sudah dengan senang hati menunggumu dan kau malah bermalas malasan?" ujar Seseorang membuang semua lamunan milik Xue Yang.



Ditatapnya manik milik A-Qing dengan santai, "Hey buta kecil jika kalian mau berjalan maka berjalanlah sana! Aku akan menyusul, tidak perlu pedulikan aku!"



"Sudahlah Xue Yang. Cepat lah berjalan, ini sudah mulai malam. Kita harus cepat." Ujar Song Lang menimpali.



"sejak kapan kalian memedulikanku? Pergilah aku akan mencari putriku sebaiknya kalian pulang duluan." Ujar Xue Yang sembari berbalik dan melangkah pergi.



Terdengar suara panggilan beberapa kali dari mereka tapi Xue Yang tidak peduli. Kekeras kepalaan sudah mendarah daging dan ia sudah terlanjur kesal pada mereka.

Lagi pula mau Xue Yang mati sekalipun mereka takkan peduli bahkan bisa saja mereka bahagia bukan? Ia mendengus dan melangkahkan kakinya ke sebuah pasar malam.

My Baby Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang