Jumat, 20 September 2019
Pak Joudy hari ini ke Kanwil. Jadi, nggak bisa nemenin kita ngerjain Laporan Aktualisasi. Aku kerjain sendiri saja. Terus sama papan petunjuk arahnya bagaimana. Karena dalam salah satu kegiatanku, ada pemasangan papan petunjuk arah dalam berbagai bahasa.
Kita kemaren dikumpulin yang BKO di Kanim semuanya sama Pak Farid. Intinya, selama ini, ada kesenjangan sejak kita semua di BKO. Untuk itu, Pak Farid nginstruksikan untuk dibuat struktur kelas. Nah, mulai hari ini kita diskusi dan voting. Ketua I Bangun, Ketua II Febri. Kita sepakat kalo tiap hari iuran Rp. 20.000,- untuk makan bareng-bareng. Nah, nanti tiap 6 bulan sekali, kita ada semacam reuni. Rencana bulan April yang kebagian tempat Wonosobo.
Senin, 23 September 2019
Aku berangkat dari rumah jam 7 kurang seperempat. Ternyata, sudah pada siap-siap apel. Aku untungnya nggak terlambat. Disana, jam sudah nunjukkin pukul 07.22. Kita lalu kumpul di Gasebo buat konsultasi terus divideo. Intinya aku dapet gambar. Kalo bisa minggu ke-3 sudah selesai semua kegiatannya.
Selasa, 24 September 2019
Setelah bertahun-tahun, muncul pula pengesahan RUU KUHP. Padahal, diajukannya sejak 2015 ke DPR. Para mahasiswa di hampir seluruh Indonesia melakukan demonstrasi menuntut untuk dibatalkannya pengesahan RUU KUHP, RUU KPK, dan RUU yang berkenaan dengan soal Pemasyarakatan, yakni untuk para koruptor sendiri.
RUU KUHP ini memuat beberapa pasal yang cukup kontroversial menurut anggapan beberapa pihak. Diantaranya mengenai hukuman bagi para pemelihara hewan yang hewan peliharaannya masuk ke rumah warga lain dipidana. Lalu, soal penghinaan terhadap presiden. Ini menurut beberapa kalangan seperti kembali ke zaman Orde Baru.
Penghinaan presiden sudah pernah dilakukan ketika masa pemerintahan SBY. Di masa presiden Soekarno juga pernah. Hanya saja, Soekarno selalu memenjarakan lawan politiknya dengan alasan revolusi. Seperti contoh Sutan Syahrir dan Mohtar Lubis.
Salah seorang mahasiswa yang sempat viral di medsos, Nanik Marganamahendra, ketua BEM UI, membuat pernyataan yang cukup menghebohkan. Sebelum itu, mahasiswa yang berdebat di Gedung DPR tidak terima jikalau mereka hanya diterima saja oleh Fraksi Gerindra. Mereka seakan di politisir kalau seperti ini. Akhirnya, mereka diterima oleh bagian Sekjen DPR dan juga ketua Baleg. Intinya, Ketua BEM UI ini melayangkan mosi tidak percaya kepada DPR. Karena setelah mereka berdebat dengan DPR, Sekjen DPR mengatakan kalau penyampaian aspirasi mereka di tempat yang salah.
Ini persis yang dilakukan saat Soekarno berpidato dengan marah di depan mahasiswa di dalam istana saat demo Tritura. Soekarno menganggap demo Tritura ditunggangi oleh kepentingan politik Nekolim. Padahal menurut Soe Hok Gie, demo mahasiswa itu tidak ditunggangi oleh kepentingan politik Nekolim.
Kamis, 26 September 2019
Selama di Rudenim, aku buat desain papan informasi dan desain papan petunjuk arah. Kalo papan informasi itu, rencana dalam dua bahasa: Inggris dan Indonesia. Terus, untuk papan petunjuk arah: bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Itu gara-gara kemaren, aku dibilangin Pak Farid kalo dibuat pakai bahasa Arab saja. Karena deteninya banyak yang berasal dari Afghanistan dan beberapa dari Afrika.
Sore tadi, habis dipanggil Pak Kris ditanya mengenai surat tugas itu asalnya darimana. Aku bilang itu gara-gara Selasa, aku dan satu kelompokku yang dimentori Pak Joudy sama Pak Joudy juga menghadap Pak Yusak, Plt. Karudenim Semarang untuk ijin karena kemaren hari Senin sosialisasi ke pengungsi di Wisma Husada. Aku, Ridwan, dan Nezar yang sosialisasi. Kalo aku kan soal pentingnya bahasa Indonesia untuk dipelajari bagi deteni. Tapi karena audience adalah pengungsi, aku bilang buat pengungsi.
Yang hadir pas aku sosialisasi ada 12 orang pengungsi, jadi sedikit. Tapi ini yang penting buat laporan saja kalo aku sudah ngelaksanain sosialisasi buat pengungsi. Padahal judul aktualisasiku "Optimalisasi Komunikasi Terhadap Deteni atau Pengungsi Luar Negeri di Rumah Detensi Imigrasi Semarang". Aku sempet tanya sama mereka, mau pakai bahasa Indonesia apa bahasa Inggris. Tapi banyak yang nggak ngerti bahasa Indonesia. Ya, sudah akhirnya, aku ngomong pake bahasa Inggris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sang Kupu-Kupu
No FicciónBerawal dari kegagalan penulis yang diperankan oleh "Aku" dalam seleksi penerimaan polisi, IPDN dan TNI AD membuatnya harus kuliah demi mengisi kekosongan waktunya. Lahir dari ayah yang berprofesi sebagai polisi membuat penulis termotivasi untuk men...