Perjuanganku di Seleksi IPDN

641 14 9
                                    

Sabtu, 4 Agustus 2018

Sudah beberapa bulan lamanya, aku nggak nulis lagi diari ini. Tetapi toh, aku nggak bakal ngelupain diari ini, untuk selalu kutulis setiap jejak langkahku. Hari ini aku seneng kalo aku bisa lulus tes psikologi IPDN. Sebuah pengalaman yang luar biasa bagiku. Aku nggak bisa ngebayangin gimana ya rasanya bisa berada di kampus IPDN. Entah mengapa rasanya aku ngerasa nggak sabar dan semoga Allah swt meridhoiku untuk bisa kuliah di kampus ini.

Aku inget waktu pertama kali dapet sosialisasi dari kakak kelasku yang juga Praja IPDN. Hal itu membuatku sungguh tertarik dan berandai-andai bahwa aku bisa masuk dan diterima di kampus ini. Namun waktu itu, aku lebih milih Akpol. Sejujurnya, aku lebih prefer IPDN karena minatku di politik pemerintahan. Sejak kelas 2 SMA, entah kenapa ketertarikan pada politik membuatku sadar akan nasib bangsa ini dan aku pengen mbangun bangsa ini jadi lebih baik. Makannya itu aku jadi kenalan sama banyak tokoh dunia.

Sekarang aku baru sadar kalo aku bisa ngomong tiga bahasa asing, dan insya Allah ditambah lagi bahasa Perancis dan bahasa Arab. Aku cuma pengen nyari ilmu. Aku pengen jadi pemimpin yang mendalami soal agama Islam. Oleh karena itu, aku harus menguasai ilmu nahwu dan shorof agar ilmuku kelak bisa bermanfaat bagi orang lain. Semoga Allah swt meridhoinya. Amin

Setelah aku berlanjut di tes Pantukhir yang tentunya perjuanganku ini beberapa langkah lagi. Aku sadar bahwa aku masih harus bersaing dengan 123 orang untuk berebut kursi di IPDN. Tetapi aku punya keyakinan kalau Allah swt berkehendak, aku bisa diterima di IPDN tahun ini. No one can hinder me. Segala kekuranganku pasti bisa tertutupi.

Perjalananku ini, hanya karena Allah swt yang mengantarku hingga aku bisa merasakan tahapan yang akhir. Kiranya aku bisa mewujudkan impian ini. Tidak masalah, aku tidak menjadi seorang polisi. Tetapi IPDN sama juga menjadi seorang pemimpin. Bagiku yang penting aku bisa diterima sekolah kedinasan. Dan aku ingin agar tes pantukhir ini bisa mendapat peringkat 30 besar.

Minggu, 5 Agustus 2018

Setelah dapet informasi barang apa saja yang harus aku bawa ke kampus IPDN dari website IPDN, aku dan keluarga langsung menuju Semarang. Kami beli topi warna putih polos, sabuk kuning polos, dan sepatu dominan putih. Untuk pakaian, paling besok. Untuk pakaian aja, kami harus bawa dua stel kaos putih polos berkerah, dua stel training warna biru polos sama jaketnya juga, dan dua stel kemeja putih berkerah + celana kain warna hitam. Untuk training dan jaket, aku menjahit sendiri di tukang jahit.

Minggu 12 Agustus 2018

Hari ini, kami kumpul di kantor BPSDMD Srondol, Semarang untuk pemberangkatan kami ke kampus IPDN di Jatinangor. Sebelum berangkat, aku dan keluarga duduk dulu di rumah dan kami berdoa bersama. Aku minta restu sama kedua orangtuaku biar diberi kelancaran dalam tes di Jatinangor.

Sampe disana, kami baris dulu di lapangan sesuai sama urutan perangkingan hasil tes psikologi. Aku pas pengumuman tes psikologi aja dapet peringkat 14 dari 123 peserta yang lulus. Next, kami dibawa ke sebuah ruangan untuk dikasih pengarahan dari panitia BKD. Kebetulah Bapak Kepala BKD tidak datang, jadi yang ngasih pengarahan dari wakil kepala BKD.

 Kebetulah Bapak Kepala BKD tidak datang, jadi yang ngasih pengarahan dari wakil kepala BKD

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sang Kupu-KupuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang