Bagian 7

17 4 1
                                    

Pagi ini langit kota Jakarta kembali bersinar dengan terang. Rafly bersiap-siap ingin pergi ke kantor dan tentunya dengan mengendarai motor kesayangannya. Padahal jam masih menunjukkan pukul 06.00. Tapi, Rafly tidak ingin semerta-merta datang terlambat walaupun jabatannya sudah setinggi manager. Tetap saja ia harus sadar akan peraturan dan makna jabatan. Rafly juga sadar, bahwa jabatan tinggi ini diberikan olehnya karena ia dianggap bisa memegang amanah untuk jabatannya saat ini. Jadi, Rafly tidak mungkin dan akan berusaha sebaik mungkin untuk tidak terlambat.

🖤💍

Tepat pukul 07.00 Nidya sampai di kantor. Ia bernafas lega akhirnya bisa sampai tepat waktu, padahal tadi Ia menunggu angkutan umumnya lama sekali. Di pintu masuk, Nidya terpelonjat kaget. Karena kehadiran Izhar yang entah darimana langsung muncul di depan Nidya dengan tatapan sumringahnya.

"Astagfirullah, Izhar. Ngagetin aja kamu. Udah tadi di jalan mau kesini deg-degan. Eh..sampai sini kamu lagi yang ngagetin," ucap Nidya setengah marah.

"Ehee..maaf nona Nidya. Saya sengaja tadi..ups keceplosan," ucap Izhar dengan tak berdosanya.

Ditengah pembicaraan tidak jelas Izhar, mereka tidak sadar bahwa di belakang mereka sudah ada Rafly yang juga ingin masuk.

Menyadari adanya Izhar dan Nidya di depan pintu, Rafly langsung menyapa mereka dengan hangat.

"Assalamualaikum Izhar, Nidya."

"Waalaikumussalam," jawab mereka berdua.

"Eh, ada pak Manager," ucap Izhar sok sopan.

"Kalian ngapain di ambang pintu pagi-pagi?" tanya Rafly.

"Gak apa-apa pak, ngobrol renyah aja kaya kerupuk singkong baru di goreng." tukas Izhar.

"Izhar saya ada urusan penting sama kamu. Kamu ikut dengan saya sekarang!" perintah Rafly tegas.

"Nidya!" Nidya yang sedang terdiam langsung menatap Rafly. "Silahkan kamu kembali dan selamat bekerja," ucap Rafly sambil tersenyum kearah Nidya.

"Iya pak, saya permisi." Nidya langsung berjalan kembali menuju ruangannya.

🖤💍

"Silahkan duduk, Izhar." Izhar langsung duduk di kursi dengan pikiran masih bertanya-tanya. Kenapa ia tumben dipanggil keruangan Rafly? Tidak biasanya.
Izhar masih berlagak bingung, tanpa ingat kesalahan yang ia perbuat kemarin. Sungguh manusia tidak tau sadar diri!

"Kamu tau kenapa saya memanggilmu ke sini?" tanya Rafly ingin membuat Izhar sadar duluan. Tapi, susah sekali membuat Izhar ini sadar akan kesalahannya.

"Tidak, pak. Memangnya kenapa bapak tumben-tumben manggil saya ke sini, saya mau dikasih hadiah atau surprise?" tanya Izhar dengan pedenya.

"Kamu kemarin dari mana?"

Izhar tampak berfikir, mengingat-ingat apa saja aktivitasnya kemarin.

"Oh, saya ingat pak. Saya kemarin keluar sebentar, mau ke rumah teman saya pak," ucap Izhar.

"Siapa yang mengizinkan kamu keluar?"

"Hehe..maaf pak, kemarin saya lupa izin sama bapak dulu," ucap Izhar tampak menyesal.

"Kamu tau konsekuensinya jika melanggar peraturan?"

"Tau, pak. Tapi, saya mohon banget pak, jangan hukum saya. Saya janji tidak akan mengulangi kesalahan yang sama," pinta Izhar dengan wajah ditekuk.

Rafly menarik nafas dan menghembuskannya. Sebenarnya peraturan di kantor ini begitu ketat. Jadi, siapa saja yang melanggarnya harus diberi sanksi.
Tapi, disisi lain, Rafly juga tidak tega dengan Izhar.
Akhirnya Rafly meringankan hukuman Izhar dengan hanya memberinya tugas lebih.

"Baik. Kamu saya maafkan, tapi jangan diulangi lagi." ucap Rafly.

"Terima kasih banyak pak, saya janji akan bekerja lebih baik dan gak akan melanggar peraturan lagi," ucap Izhar dengan mata berbinar-binar.

"Iya. Tapi saya akan memberi kamu tugas yang lebih dari biasanya. Ini dokumennya, silahkan kamu kembali ke ruanganmu dan kerjakan tugas ini."

Izhar mengambil dokumen tersebut dan berpamitan dengan Rafly. Lalu, ia kembali ke ruangannya.

🖤💍

Menyadari Izhar baru saja masuk di ruangan, Angel langsung bertanya.

"Lo dari mana aja?" tanya Angel penasaran.

Izhar diam sejenak, tak langsung menjawab.

Beberapa detik kemudian, Izhar menyadari bahwa Angel masih menunggu jawabannya.

Izhar tertawa sebentar. "Nungguin ya?"

Angel langsung memasang wajah cemberutnya.

"Elahh..Putri Salju lagi ngambek nih. Mau gue bilangin sama Pangeran yah." ucap Izhar tertawa terbahak-bahak.

Angel bersiap melempar Izhar dengan map yang ada di tangannya. Tapi, cepat ditepis oleh Izhar.

🖤💍

Jam menunjukkan pukul 09.00. Putri bangun dari tidurnya karena alarmnya yang terus berbunyi nyaring. Putri bangun kesiangan karena tadi sekitar jam 4 pagi ia bangun untuk solat subuh. Karena tidak terbiasa bangun sepagi itu. Akhirnya Putri ketiduran lagi hingga jam 9.

Putri mengambil ponselnya di atas nakas. Dan membuka aplikasi berwarna hijau dengan ikon telepon. Ada beberapa chat yang masuk, termasuk dari Izhar tentunya. Dari Izhar sudah ada sekitar 100 pesan yang masuk. Tapi, pesan itu belum ada yang dibuka oleh Putri, pastinya karena Putri masih kesal dengan manusia astral itu. Dan ternyata, ada chat dari klien putri, isi chat itu meminta Putri untuk datang ke butik karena si klien minta bertemu. Lalu, Putri meletakkan kembali ponselnya di atas nakas. Karena tiba-tiba perutnya minta dilarikan di UGD. Ups! Maksudnya toilet.

🖤💍

Assalamualaikum
Gimana ceritanya?
Semoga bermanfaat dan menghibur yah
Jangan lupa vote dan komen di bawah

Jangan lupa follow instagram saya
@nrfauziah2

Istikharah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang