Bagian 17

6 2 0
                                    

5 hari sudah, Rian dirawat di rumah sakit Permata. Setelah operasi beberapa hari yang lalu, Rian tak kunjung sadar. Dokter mengatakan itu adalah efek dari operasi, sehingga pasien akan koma dalam beberapa hari.

Setiap harinya Putri datang jam 6 pagi dan akan pulang ke rumah jam 9 malam dengan ditemani 1 ARTnya. Setiap pulang atau pergi yang menyetir mobil adalah sopir pribadinya. Terkadang jika pulang bekerja Rafly sempatkan untuk ke rumah sakit.

Hari ini adalah hari ke-6 Rian dirawat. Saat sampai di rumah sakit tadi pagi Putri mendapat kabar dari dokter bahwa Ayahnya sudah sadar dan sedari tadi memanggil namanya. Putri bergegas masuk keruangan Ayahnya.

"Ayah!" Putri langsung memeluk Ayahnya sambil menangis terharu.

"Putri khawatir banget sama Ayah."

"Kamu gak perlu khawatir,  karena Ayah sekarang sudah tidak apa-apa. Kata dokter Ayah besok sudah bisa pulang dan hanya perlu banyak-banyak istirahat."

"Putri khawatir banget tau, Ayah itu 5 hari gak sadar."

Rian tersenyum pelan sambil mengelus puncak kepala Putri.

Beberapa menit kemudian Rafly datang. Sebelumnya Putri memang memberi kabar bahwa Ayahnya sudah sadar. Dan Rafly pun sudah meminta izin untuk keluar sebentar.

"Assalamualaikum." Rafly menghampiri Putri dan Ayahnya dengan membawa sekeranjang buah-buahan segar sebagai hadiah untuk Rian.

"Waalaikumussalam," jawab Putri dan Rian.

Rafly menaruh buah yang ia bawa di atas nakas dan menyalami tangan Rian.

"Ini Rafly kan?" tanya Rian saat memperhatikan wajah yang beberapa tahun lalu pernah dijumpainya.

"Iya, Om."

"Akhirnya setelah sekian lama kita bisa ketemu lagi."

"Alhamdulillah, Om."

Rian hanya tersenyum bersyukur karena Putri mendapat teman yang baik seperti Rafly.

🖤💍

"Eh, katanya Ayahnya Putri masuk rumah sakit yah?" tanya Dewi pada Izhar.

Dewi ini memang kenal dengan Putri, tapi mereka hanya kenal di Whatsapp. Karena dulu Izhar sangat terbuka soal perasaannya pada Putri dengan Dewi. Izhar sering curhat tentang Putri kepada Dewi, karena Izhar percaya dengan Dewi. Chika dan Angel sebenarnya juga tahu tentang masalah cinta Izhar dengan Putri, tapi dibalik itu semua Dewi lebih banyak tahu.

Tapi, semenjak penolakan Putri beberapa minggu lalu, Izhar menjadi dingin dan tidak seceria dulu. Dia juga jarang bicara di kantor. Dan masalah itu Izhar tidak menceritakannya kepada Dewi, Chika maupun Angel. Tapi, Dewi yakin bahwa ini ada hubungannya dengan Putri.

"Iya." Izhar menjawab dengan nada datar.

"Lo sudah jenguk?" tanya Dewi lagi.

"Belum."

"Lah, kenapa?" Dewi jadi yakin sekarang kalau ada sesuatu yang terjadi di antara mereka sehingga Izhar jadi berubah cuek dan pendiam seperti sekarang.

"Gak apa-apa." Izhar berdiri dan ingin keluar dari ruangan. Tapi, langkahnya terhenti saat mendengar pernyataan Dewi.

"Kalau ada masalah, jangan dipendam sendiri." Setelah mendengar itu Izhar langsung melesat keluar.

Kini di ruangan Divisi Keuangan, tinggal Dewi yang sedang duduk santai. Obrolan singkat mereka tadi tidak didengar oleh Angel atau Chika, karena mereka berdua pergi ke kantin. Sedangkan Nidya sedang pergi ke toilet. Hingga akhirnya setelah beberapa menit Izhar keluar Angel dan Chika datang.

🖤💍

Hari ini Rian sudah boleh pulang. Dibantu dengan kursi roda, Rian dibawa keluar menyusuri koridor rumah sakit. Putri mendorong kursi Rian sedangkan Rafly dan beberapa ART rumah Putri membawa beberapa barang milik Rian. Sampai di parkiran, Rian dibantu Rafly masuk ke dalam mobil. Mereka pulang dengan memakai mobil Putri. Mereka keluar dari area rumah sakit menuju ke rumah Putri.

🖤💍

Assalamualaikum
Semoga cerita ini selalu bisa menghibur dan bermanfaat yah buat kalian.
Syukron banget buat yang sudah setia baca sampai di sini😭🥰

Follow instagram
@nrfauziah2

Istikharah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang