Bagian 13

8 3 0
                                    

Setelah pertemuan mereka minggu lalu, Nidya dan Rafly bertambah akrab. Di kantor, mereka juga lebih sering bertemu dan Nidya juga sering bertanya kepada Rafly jika ada pekerjaan yang kurang dipahaminya. Kecanggungan di antara mereka makin hari makin memudar diganti dengan keakraban yang terjalin.

🖤💍

Putri sedang berada di butiknya. Dia sedang memeriksa barang-barang fashionnya dan hari ini juga waktunya para karyawannya menerima hasil kerja mereka sebulan sekali. Putri merasa bersyukur karena usahanya yang melambung sukses dan banyak pelanggan setianya yang selalu membeli barang-barang di butiknya. Ini juga berkat para karyawannya yang sudah banyak membantu dalam mengembangkan butiknya ini. Ayahnya Putri juga bangga terhadap Putri yang bisa membuka bisnis di usia mudanya. Tanpa memberatkan ayahnya lagi, Putri bisa membeli kebutuhannya sendiri dari hasil kerja kerasnya. Padahal sebenarnya ayahnya bisa membelikan itu semua.

Jam makan siang telah tiba, Putri memutuskan untuk pergi ke restoran terdekat, mencari apa saja yang bisa mengisi perutnya yang sudah mulai demo.

🖤💍

Putri duduk di salah satu meja dan memesan makanan. Sambil menunggu pesanan datang Putri memainkan ponselnya. Tanpa Putri sadari, ada yang sedang memperhatikannya sedari tadi. Orang itu mulai mendekat ke arah Putri. Setelah jarak mereka sudah sangat dekat, orang itu membuka suaranya.

"Putri!"

Putri yang tadinya fokus ke layar ponselnya, langsung mendongakkan kepalanya ke atas melihat siapa yang memanggilnya.

"Izhar!"  Begitu mengetahui bahwa Izhar lah yang memanggilnya, Putri langsung memalingkan wajahnya ke arah lain. Itu membuat Izhar bingung sekaligus heran, kenapa Putri segitu kesalnya dengan dia?

Mereka sudah hampir 1 bulan tidak pernah bersapa. Pesan yang dikirimkan oleh Izhar untuk Putri pun tidak pernah dihiraukan oleh Putri.

"Kenapa kamu ada di sini?"

"Sekarang jam istirahat kantor. Jadi, aku ke sini, setelah melihat ada kamu, aku ke sini. Tapi, kenapa sepertinya kamu selalu ngehindar? Sebulan yang lalu aku ke rumah kamu buat minta maaf, tapi kamunya gak ada. Kata ayahmu kamu ada panggilan mendadak ke butik kamu."

Mendengar pernyataan Izhar, entah kenapa Putri jadi sedikit luluh. Kini, Izhar duduk di kursi yang masih kosong di depan Putri. Izhar menatap Putri lekat, tatapan yang menunjukkan ketulusan dan kehangatan dari seorang Ahmed Abizhar Maliki.

Putri yang merasa diperhatikan sedari tadi, kini mulai mendongakkan kepalanya. Dan, benar saja Izhar menatapnya tanpa berkedip sedikitpun. Membuat Putri hampir salah tingkah.

"Kenapa ngeliatin gitu?"

"Kamu cantik."

Mendengar kalimat itu, Putri terlihat biasa saja. Mungkin karena Putri tidak mempunyai rasa yang istimewa ke Izhar. Cuma Izhar saja yang terlalu berharap banyak. Mencintai sepihak itu memang sakit.

"Sejak kapan bisa gombal?" tanya Putri akhirnya setelah beberapa detik diam.

"Itu bukan gombal, tapi kejujuran."

"Apaan sih, gak jelas banget." Putri tampak risih dengan kehadiran Izhar yang tidak diharapkannya.

Izhar menghela nafasnya sebentar dan menghembuskannya.

"Putri!" seru Izhar kemudian.

Putri tidak menghiraukannya karena sibuk memotong steak daging yang ia pesan tadi.

"Putrii!" seru Izhar lagi dan kini Putri balik menatap Izhar dengan malas.

"Apa?"

"Aku pengen ngomong sesuatu."

"Apa?"

"Sebenarnya aku ada rasa lebih sama kamu." Kening Putri makin mengkerut mendengarnya."Aku suka sama kamu, Put." Putri langsung melepaskan pisau dan garpu yang ada di tangannya. Terkejut mendengar kejujuran Izhar. "Aku sudah menahan rasa ini sejak kita masih SMA."

Putri berpikir sejenak dan memahami lagi maksud dari perkataan Izhar. Setelah itu, Putri mengeluarkan suaranya lagi.

"Aku ngehargain perasaan kamu ke aku. Tapi, maaf banget, aku gak bisa balas perasaan kamu. Karena apa? Aku gak punya perasaan yang lebih sama kamu. Dari dulu itu, aku nganggap kamu cuma teman baik, gak lebih. Sepertinya kita gak ditakdirkan untuk bersama, Har. Aku yakin kamu akan menemukan wanita yang lebih baik dari aku." Putri meminum lemon tea nya dan berdiri dari kursinya.

"Aku duluan yah, soalnya aku ada kerjaan lagi di butik." Tanpa menunggu jawaban dari Izhar, Putri segera melangkahkan kakinya keluar restoran.

Izhar tertunduk dan merasa sangat sakit saat ini.
Baru pertama rasanya ia ditolak oleh wanita yang sangat ia cintai.

Mencintai sepihak itu memang sakit
~Izhar~

🖤💍

Assalamualaikum
Gimana ceritanya?
Semoga bisa menghibur dan bermanfaat yah
Jangan lupa juga buat dukung cerita ini dengan cara vote dan komen di bawah.

Jangan lupa follow akun instagram saya

@nrfauziah2

Istikharah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang