Jangan lupa vote dan comment 💜
👨👩👧👦👨👩👧👦👨👩👧👦
Selamat membaca
.
.
.1 bulan Kemudian ....
"Halo nak?" sapa seseorang dari seberang sana.
"Halo siapa ini?" jawab Vina sembari melihat nama yang tertera diponselnya. "Ya ampun Mami. Maaf ya, Vina baru bangun tidur."
"Iya Nak, tidak apa-apa. Maaf juga karena mami menelepon mu pagi-pagi buta begini, kamu masih tidur ya? Maaf kalau mengganggu."
"Mami sama sekali tidak mengganggu Vina. Ngomong-ngomong ada apa, Mi?" tanyanya beranjak bangun dari kasur.
"Hari ini kamu datang kerumah ya, insyaallah putra mami gak pergi kemana-mana. Kebetulan ini weekend, dia juga libur. Kamu maukan bertemu dia? Maaf juga ya sudah 3 kali Vina datang kerumah tapi tidak pernah berjumpa dengan anak mami," ujar Rosa.
Emm gimana ya? Kalau aku pergi ke rumah mami pasti gak di ijinin tante Cindy. Atau aku buat alasan kerumah Rina aja lagi ya. Gak enak kalau harus nolak, batin Vina.
"Iya boleh, nanti Vina datang kerumah. Gak usah minta maaf, Mi. Vina ngerti kok anaknya Mami sibuk kerja." balas Vina sopan. Benar saja, dalam kurun waktu satu bulan ini ia sudah 3 kali datang ke kediaman keluarga Athala. Namun tak sekalipun laki-laki yang katanya dijodohkan dengannya menampakkan wujud. Vina tidak terlalu mempermasalahkan itu, tapi penerimaan lelaki itu patut dipertanyakan. Jangan-jangan dia menolak Vina, makanya gak pernah nongol gitu.
"Baiklah Sayang, datangnya agak siang saja. Biar sekalian kita makan siang dirumah. Kata Ela dia mau masak spesial buat calon kakak iparnya. Alif juga udah rindu aja sama kamu, padahal tiap hari juga jumpa disekolah."
"Iya Mami, Vina akan datang." jawabnya, kemudian mereka mengakhiri panggilan telepon.
Setelah menerima ajakan dari Rosa, Vina segera bangun dari tempat tidur dan mulai melakukan pekerjaan dirumah Cindy. Mulai dari menyapu, mengepel, mencuci piring dan pakaian, merawat taman belakang dan masih banyak pekerjaan lainnya yang di kerjakan Vina bersama pelayan rumah.
Selesai dengan pekerjaannya, Vina merasa lapar dan melahap roti yang selalu dibelinya untuk disimpan dikamar. Biasanya Vina memang selalu sarapan roti karena Cindy dan Cia tidak mengijinkan dia sarapan bersama mereka, kadang juga Bik Ani yang berbaik hati menyimpan sebagian sarapan yang telah dimasak untuk Vina. Ya, memang dirumah itu hanya bik Ani yang sayang dan peduli pada Vina, kadang dia membantu pekerjaan Vina secara sembunyi-sembunyi agar tak di ketahui oleh majikannya, kadang juga selalu menguatkan Vina untuk bersabar terhadap perlakuan Cindy dan Cia.
Setelah selesai bersiap-siap, Vina segera meminta izin pada Cindy untuk mengunjungi rumah temannya yang bernama Rina, meskipun sebenarnya itu adalah alasan agar Vina bisa datang kerumah Rosa.
Sungguh hal aneh, hari ini Cindy langsung memberi izin padanya tanpa menginterogasi terlebih dahulu seperti sebelumnya.
"Ma, kita ikutin aja si Vina. Aku curiga dia sudah beberapa kali minta izin ke rumah temannya. Jangan-jangan dia bohong!" ujar Cia saat Vina baru saja pergi beberapa menit lalu.
"Iya benar, ayo kita pergi sekarang. Sebelum dia jauh," jawab Cindy.
"Awas aja kalau sampai ketahuan berbohong," ucap Cindy dan diangguki oleh anaknya dengan senyuman sinis.
Mereka berdua pun mengikuti taksi yang ditumpangi Vina, dan betapa terkejutnya saat melihat Vina berhenti didepan sebuah rumah mewah yang terdapat tulisan Kediaman keluarga Athala dipagar depannya.
"Benerkan dugaan aku Ma, si babu itu sudah membohongi kita. Ini bukan rumah orang sembarangan. Pemiliknya orang kaya. Kalau gak salah milik CEO Athala Group yang terkenal itu," ujar Cia pada Cindy yang masih terkejut melihat Vina masuk kedalam rumah mewah itu dengan mudahnya. Rumah yang bahkan jauh lebih mewah dari pada rumah miliknya sendiri.
"Kurang ajar Vina sialan, berani mebohongi ku. Awas saja, dasar babu gak tau diri!" umpat Cindy penuh emosi.
"Pulang aja yuk, Ma. Kita tunggu gadis babu itu dirumah," ajak Cia dan diiyakan oleh Cindy. Kemudian mereka pergi dari sana.
👨👩👧👦👨👩👧👦👨👩👧👦
"Mi, Kakak Ipar sudah datang," teriak Ela pada sambil menarik tangan Vina dan membawanya keruang keluarga.
"Loh sayang kamu uda sampe? Bentar ya, mau panggil putra mami dulu, dia ada dikamar atas," ujar Rosa.
"Iya Mi," jawab Vina sopan sembari menyalami tangan Rosa.
Rosa pun naik keatas berniat memanggil Rizam dan betapa terkejutnya saat ia malah mendengar Rizam tengah berdebat dengan Andi.
"Ok Pi, aku akan turutin kemauan kalian untuk nikah sama perempuan itu. tapi beri waktu untuk aku meyakinkan diri menerima kenyataan ini. Karena sampai sekarang Eva masih belum terlupakan sedikitpun. Apa lagi menerima perempuan lain sebagai istri!" ujar Rizam mantap.
"Silahkan kamu meyakinkan diri. Papi beri waktu 3 bulan untuk memikirkan semuanya. Tapi, setelah itu kamu harus menikah dengan Vina, titik!" balas Andi pada tegas.
"Kenapa sih harus nikah lagi? Rizam udah bilang kalau gak bisa mencintai wanita lain. Apa Papi mau kalau Rizam menikahi perempuan itu tanpa cinta? Dia gak akan pernah bahagia hidup sama Rizam, karena gak akan pernah bisa menjadi suami seperti yang dia harapkan," ucapnya frustasi.
Rosa yang berada di depan pintu kamar langsung emosi mendengar ucapan putranya kemudian membuka pintu kamar itu dengan kasar, sehingga mengejutkan kedua orang yang sedang berdebat.
"Apa maksud kamu Rizam?!" tanya Rosa dengan suara agak keras pada putra.
"Mi, aku hanya mengatakan yang seben---"
"Mengatakan apa hah? Kalau kamu masih sangat mencintai Eva. Dia bukan perempuan baik!" Rosa emosi dan langsung memotong ucapan putranya.
"Apa maksud Mami? Aku tahu kalian memang tidak pernah menyukai Eva. Tapi Mami tidak pantas mengatai seperti itu!" balas Rizam tak kalah sengit.
"Eva memang tak sebaik yang tampak!" teriak Rosa pada putranya.
"Mami sudah, tenangkan dirimu. Ayo kita kebawah Vina sudah sampai 'kan?" bujuk Andi pada istrinya.
Andi dan Rosa pun turun untuk menghampiri Vina yang tengah bersenda gurau bersama Alif dan Ela diruang keluarga.
"Loh Mi, abang mana, kok gak ikut turun?" tanya Ela pada Rosa karena tak melihat Rizam bersama mereka.
"Abang kamu kurang sehat katanya, jadi istirahat dikamar," jawab Andi berbohong.
"Bukannya tadi pagi baik-baik aja ya? Kok tiba-tiba uda sakit sih. Coba aku lihat deh keatas" celetuk Ela.
"Sudah gak usah Nak, mungkin dia kecapean karena sibuk bekerja," timpal Rosa cepat. Sebelum Ela menyerbu kamar Rizam.
"Yuk kita makan siang dulu, setelah itu baru berbincang-bincang. Mami dan Ela sudah masak banyak loh buat Vina," ujar Rosa mengajak, mencoba mengalihkan perhatian.
Aneh, sudah 3 kali aku datang kerumah ini. Bahkan 4 kali dengan hari ini, tapi laki-laki yang akan dijodohkan dengan ku itu tak pernah menunjukan batang hidung nya. Apa jangan-jangan dia tidak mau ya di jodoh? batin Vina bertanya-tanya.
"Ah, iya ayo," jawab Vina.
Mereka semua segera menuju ruang makan, kemudian menikmati makan siang yang telah disediakan oleh Rosa dan Ela.
Tiba-tiba di tengah-tengah mereka menikmati makanan, Rizam turun kebawah dan langsung mengambil posisi duduk di samping Alif.
👨👩👧👦👨👩👧👦👨👩👧👦
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Impian Untuk Alif [END]
General FictionWarning : BELUM DIREVISI! Chasyavina mutia Anggara, gadis berusia 24 tahun yang kerap disapa vina itu menerima perjanjian perjodohan yang pernah dibuat alm mendiang ayah nya, dengan seorang laki-laki yang disebut-sebut anak dari sahabat ayah nya. Me...