Jangan lupa Vote dan comment 💜
👨👩👧👦👨👩👧👦👨👩👧👦
Selamat membaca
.
.
.Rizam terduduk didepan rumah keluarga Athala dengan keadaan lesu dan mata memerah, jika kalian pernah melihat kodisi orang yang baru saja menangis histeris, maka seperti itulah wujud Rizam. Kacau berantakan.
"Astaga Tuan Rizam. Kenapa duduk dilantai teras?" kaget Bik Ida yang baru saja akan keluar dari rumah.
Rizam menggeleng tanpa minat, wajahnya memucat bak mayat berjalan. "Mami mana Bik?" tanyanya tanpa menoleh.
"Nyonya besar sedang ada urusan diluar, baru lima menit pergi, Tuan."
"Papi?" tanya Rizam lagi.
"Tuan besar juga pergi bersama nyonya, tampaknya mereka terburu-buru tadi."
Rizam mengangguk dan berjalan masuk kedalam rumah menuju kamar lamanya dan Vina saat masih tinggal disini.
"Bik, tolong buatkan teh hangat, antar kekamar saya," ujar Rizam sebelum benar-benar masuk.
👨👩👧👦👨👩👧👦👨👩👧👦
"Mami khawatir banget waktu Alif nelfon tadi. Kamu yang kuat ya, Nak. Ada kita disini yang akan selalu bersama kamu," isak Rosa disamping Vina yang masih terbaring lemas.
"Iya mami, Vina akan selalu kuat. Mami jangan khawatir," ujar Vina mencoba menenangkan ibu mertuanya.
"Sini sayang, peluk oma dulu," pinta Rosa pada kedua cucunya yang duduk diatas ranjang kamar Vina.
"Cucu-cucu pintar oma, jadi anak baik ya. Jangan merepotkan mama kalian. Kasihan kondisinya seperti ini," kata Rosa masih dengan air mata berlinang.
Saat Alif mengabarinya tadi, Rosa cemas luar biasa. Sampai Dokter Claire memberitahunya kabar mengejutkan mengenai kondisi kesehatan Vina saat ini, Rosa sangat syok dan langsung menangis tersedu.
"Mana suamimu, Vin?" tanya Andi, sebab tak melihat Rizam sejak sampai di kediaman putranya itu.
Vina menggeleng lemah. "Tiba-tiba Mas Rizam berlari pergi saat Dokter Claire berbicara dengannya. Vina gak tau pergi kemana, gak sempat lihat, Pi," jawabnya.
"Astaga pria nakal itu. Istri lagi begini juga malah ngilang dianya. Minta di geprek kayaknya." Rosa menggeram mengetahui putranya tak berada ditempat, sementara kondisi Vina lemah saat ini.
"Sabar, Mi. Jangan marah-marah, darah tinggi nanti," sela Andi mengusap bahu Rosa pelan.
"Mami bakal kirim Bik Ida kesini besok pagi. Kamu gak boleh kerja apa-apa Vina, kalau perlu kita tambah ART-nya jadi lima. Supaya kamu bisa tenang ada yang urus rumah, dan cucu-cucu mami."
Andi mengangguk ikut mengiyakan ucapan istrinya. "Pokoknya Vina istirahat yang banyak, rajin minum obat. Kalau ada apa-apa kabari kami, kita langsung bawa kerumah sakit. Jangan banyak gerak, Nak. Kamu masih sakit," timpalnya menasehati Sang menantu.
Vina mengangguk patuh dan melebarkan senyumnya. Rasanya masih sama, tidak ada yang berubah sedikitpun. Kedua mertuanya ini sangat baik dan perhatian.
👨👩👧👦👨👩👧👦👨👩👧👦
Sudah seminggu Rizam tidak pulang kerumah. Pria dewasa beranak dua itu memilih tinggal dirumah orang tuanya. Bahkan urusan kantor ia tinggalkan pada Sherly dan Zen selama sepekan ini. Tak ada kabar yang terkirim untuk anak istrinya dirumah. Ponselnya pun ikut di nonaktifkan beberapa hari ini. Dia benar-benar kacau sekarang!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Impian Untuk Alif [END]
Fiksi UmumWarning : BELUM DIREVISI! Chasyavina mutia Anggara, gadis berusia 24 tahun yang kerap disapa vina itu menerima perjanjian perjodohan yang pernah dibuat alm mendiang ayah nya, dengan seorang laki-laki yang disebut-sebut anak dari sahabat ayah nya. Me...