Jangan lupa vote dan comment💜
👨👩👧👦👨👩👧👦👨👩👧👦
Selamat membaca
.
.
."Vina bangun Nak," Bik Ani menepuk-nepuk pelan pipi Vina.
"Enghhh, jangan tante. Ampuni Vina, tolong, tolong," racaunya dalam tidur. Vina terlelap kurang lebih selama 3 jam dalam keadaan tubuh setengah basah. Penampilan acak-acakan, memar disekujur tubuhnya akibat pukulan Cindy beberapa jam lalu.
"Sadar Nak! ini bik Ani," ujarnya kembali menepuk pelan pipi Vina.
"Bibik? Vina takut," ujarnya membuka mata. Kondisinya saat ini benar-benar menyedihkan.
"Makan dulu ya. Ini bibik bawa makanan untuk Vina," ujar Ani meletakkan sepiring makanan di hadapan Vina.
"Tapi bagaimana Bibik bisa masuk kedalam gudang?" tanya Vina meringis.
"Nanti aja kita bahas itu ya, sekarang cepat kamu makan. Biar bibik oles salep," jawabnya mulai mengoles mengobati lengan kiri dan anggota tubuh Vina yang terlihat memar.
Vina pun mulai menyendok makanan kedalam mulut, hatinya terenyuh melihat kebaikan bik Ani. Bahkan wanita itu nekat masuk ke gudang demi memberinya makanan dan obat. Sungguh Vina sangat menyayangi bik Ani, mengingatkan dia pada bude dikampung.
"Bibik udah makan?" tanya Vina.
"Ndak usah mikirin itu. Yang penting sekarang kamu harus pulih. Selesai makan nanti bibik bantu mengganti pakaian, baju yang kamu pakai sudah lembab dan kotor," balas Ani sembari mengelus pucuk kepala Vina. Ia begitu kasihan melihat Vina diperlakukan dengan buruk oleh tantenya sendiri.
"Pasti Bibik belum makan, iya 'kan?" tanya Vina pada Ani. Namun hanya ditanggapi dengan senyuman oleh wanita itu. "Ayo sini kita makan berdua, pasti ini jatah makan malam Bibik 'kan? Kenapa diberikan pada Vina? Padahal Bibik sendiri belum makan."
"Vina, kamu gak usah khawatir. Bibik belum lapar, jadi makanannya buat kamu aja," jawab Ani.
"Gak, pokoknya Bibik harus makan juga, sini Vina suap ya," pinta Vina kemudian mulai menyuapi Ani dan dirinya sendiri.
Setelah mereka menghabiskan sepiring makanan, bik Ani membantu Vina mengganti pakaian dan memberikan selimut serta bantal kepada. Ia tahu pasti gadis malang itu akan kedinginan tidur digudang. Meskipun ruangan penyimpanan ini rutin dibersihkan namun tetap saja tidak layak untuk ditiduri.
Setelah itu bik Ani permisi pada Vina, ia menutup kembali pintu gudang dengan rapat dan tak lupa menguncinya agar Cindy tidak merasa curiga esok pagi.
👨👩👧👦👨👩👧👦👨👩👧👦
Keesokan harinya Vina terbangun saat mendengar suara pintu gudang yang dibuka, ia begitu terkejut tanpa aba-aba Cia masuk dan mengguyur seember air dingin diwajahnya. Kemudian Vina ditarik paksa keluar gudang dan dibawa dapur bagian belakang, tempat dimana biasanya para pelayan mencuci pakaian.
"Lo cuci semua pakaian ini sendiri, tanpa mesin cuci dan bantuan dari pelayan. Ini hukuman buat Lo karena berani menerima makanan, selimut dan bantal yang diberikan bik Ani. Tau nggak? bukan cuma Lo yang dapat hukuman tapi bik Ani juga. Sekarang dia ikut terseret gara-gara bantuin Lo semalam. Memang manusia kampungan dan gak tau diri, cuma bisa bawa masalah untuk orang lain!" cecar Cia mendorong Vina kearah tumpukan pakaian kotor yang ada dilantai.
"Sadar diri ya, Lo bukan siapa-siapa disini. Seenaknya keluar rumah dan nipuin kita. Alasan kerumah temen, eh tau-taunya ketempat lain. Kita ngikutin Lo goblok! Dasar gak tau diri banget ya, orang kampung miskin semacam Lo gak pantas masuk kerumah mewah sekelas keluarga Athala! Jangan-jangan mau goda pemilik rumah itu ya? Dasar jal---"
"Cukup Cia! Berhenti menghina dan mencela saya. Kamu gak tau apa-apa jadi jangan menghakimi seperti itu!" Potong Vina ditengah-tengah celaan sepupunya. Ia tak tahan mendengar semua caci maki itu
"Heh, berani lo ya jalang. Mampus!" bentak Cia kemudian mendorong tubuh Vina dan menekan masuk kepala gadis itu kedalam ember berisi air. Sampai Vina megap-megap kesulitan bernapas.
"hahhh, hahhh, hahhh." Vina terengah-engah menghirup udara saat kepalanya ditarik keluar dari air. Tanpa ampun Cia kembali menenggelamkan kepala Vina sampai berulang-ulang.
"Cepat kerjain cucian ini! Sampe berani lagi ngelawan, gue bakal siksa Lo habis-habisan!"
Setelah Cia pergi, Vina segera melakukan perintahnya mencuci semua pakaian yang sudah ditumpuk dilantai. Gadis itu terisak tanpa mengeluarkan suara, melakukan pekerjaan dengan penuh deraian air mata.
Tiba-tiba Heru suami Cindy menghampiri Vina dan memberikan beberapa helai celana kotor, lama ia berdiam mengamati lekat-lekat tubuh Vina.
"Om ngapain disini?" tanya Vina melihat suami tantenya itu masih betah berdiri disana.
"Mau om bantu gak Vina? Biar kerjaan kamu cepat selesai. Tapi kamu harus mau om cium," ujar Heru menyeringai. Tangannya sudah bergerak menyetuh dan mengelus pinggang ramping Vina.
"Om jangan kurang ajar ya!" sergah Vina menyentak tangan Heru yang meraba tubuhnya.
"Ayolah Sayang kamu jangan munafik! Om tau kamu pasti sudah pernah melakukannya 'kan?" ujar Heru terkekeh kembali meraba tubuh Vina.
Vina menghempas tangan pria kurang ajar itu kemudian bergerak menjauh, namun Heru menarik lengan Vina dengan kuat hingga tubuh mereka saling berbenturan.
Saat hendak mencium Vina yang tengah meronta-ronta, tiba-tiba Heru menghentikan aksi bejatnya karena dipergoki oleh Tuti---pelayan disana selain bik Ani.
"Tu-tuan apa yang kalian laku---"
"Diam! awas kalau berani ngadu sama Cindy. Aku gak segan-segan untuk menyakiti kamu, ingan itu!" ancam Heru pada Tuti, kemudian ia melepas Vina dan beranjak pergi dari sana.
"Terimakasih Mbak Tuti sudah menolong Vina. Kalau tidak, entah apa yang akan terjadi tadi," ujar Vina menghela napas lega.
"Halah, bilang aja kamu yang goda Tuan 'kan? Cukup tau, perempuan seperti kamu memang genit," tuduh Tuti menatap sinis pada Vina.
"Apa yang Mbak katakan? Vina bukan perempuan seperti itu!" Gadis itu tak habis pikir kenapa semua orang dirumah ini tak suka padanya? Hanya bik Ani satu-satunya orang yang berbuat baik pada Vina.
"Cih, sudahlah lebih baik kamu kerjakan semua cucian itu. Atau aku akan melaporkan perbuatan mu tadi pada nyonya Cindy. Biar kamu disiksa lebih sadis karena berani menggoda suaminya," Sinis Tuti pada Vina kemudia ia beranjak pergi dari sana.
Apa salah Vina, kenapa selalu diperlakukan dengan buruk? Jelas-jelas mbak Tuti melihat om Heru yang berbuat kurang ajar tadi. Tapi malah menuduh Vina yang yang tidak-tidak, batinnya meronta merasa terluka.
👨👩👧👦👨👩👧👦👨👩👧👦
KAMU SEDANG MEMBACA
Mama Impian Untuk Alif [END]
Fiksi UmumWarning : BELUM DIREVISI! Chasyavina mutia Anggara, gadis berusia 24 tahun yang kerap disapa vina itu menerima perjanjian perjodohan yang pernah dibuat alm mendiang ayah nya, dengan seorang laki-laki yang disebut-sebut anak dari sahabat ayah nya. Me...