Kalau cinta bisa membuatku untuk percaya lagi, aku pasti sudah mencintaimu.
- Dito Alaska -
Jika menjadikan masalalu sebagai rasa trauma mu, lantas apa artinya masa depan untuk mu?
- Kalista Indah Lukito -
☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀☀
Jakarta ...
Sebuah cerita cinta, dua anak manusia. Semua bermula saat Kalista pindah sekolah di SMA Jakarta.
Gadis berdarah Tionghoa campuran Bandung itu bernama Kalista Indah Lukito atau dalam nama Tionghoa nya yakni Mingmei Tao Shuwan, kerap disapa Kalista atau Kalis, lahir di Bandung.
Ayah nya bernama Anwar Lukito, asli orang Bandung yang lahir di Jakarta, berprofesi sebagai hakim, dan status nya sebagai ketua hakim pengadilan. Sedangkan ibu nya bernama Wei Xiu Juan, atau biasa di panggil Cik Winda untuk nama Indonesia, ia seorang ibu rumah tangga biasa. Setelah menikah Wei Xiu Juan atau Cik Winda mengubah status kewarganegaraan nya menjadi WNI dan masuk kedalam agama islam. Kemudian menetap di kota Bandung setelah sang suami berpindah tugas disana.
Pada pertengahan semester genap kelas dua, sang ayah meminta Kalista untuk pindah ke Jakarta. Dengan alasan untuk menemani nenek nya yang saat ini tinggal seorang diri, setelah suami nya meninggal dunia beberapa bulan yang lalu.
Awal nya Kalista menolak, ia merasa berat bila harus meninggalkan kota Bandung, karena ini pertama kali baginya harus berpisah dari kedua orang tuanya.
Tapi disatu sisi, Kalista juga merasa senang, karena sebenarnya memang sudah sejak lama ia mendamba untuk bisa tinggal di ibukota. Namun dulu sang ayah selalu menolak, ayah bilang ibukota terlalu keras bagi dirinya yang masih berusia 16 tahun itu.
Kalista sempat marah pada ayah nya, karena tak pernah mengizinkan untuk ia tinggal disana. Dan sekarang, justru sang ayah lah yang menyuruh nya untuk pindah dan merawat nenek di Jakarta setelah Kalista menyerah pada permintaan nya. Dengan perasaan tak menentu, antara senang dan sedih, akhir nya ia pun pindah ke Jakarta.
Tak banyak hal yang ia lakukan selama tinggal di Jakarta, selain mencoba beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan teman-teman baru nya. Kalista pun merasa senang karena akhir nya bisa tinggal di Jakarta dan bisa menjaga nenek nya disana. Walaupun terkadang ia sedih saat teringat kota kelahiran nya itu.
Pagi itu seperti biasa, setelah sarapan Kalista segera bergegas untuk berangkat ke sekolah. Setiap hari, ia selalu diantar oleh supir pribadi nenek, yang sudah bekerja selama 10 tahun dirumah ini.
Ia langsung menyambar tas, kemudian masuk kedalam mobil, karena supir nya sudah menunggu.
" Ayo pak, berangkat." ujar nya pada pak Kardi. Laki-laki paruh baya itu mengangguk, kemudian mobil melaju meninggalkan pekarangan rumah.
Beberapa menit kemudian, Kalista sudah sampai di sekolah. Lalu ia turun dari mobil dan melangkah masuk ke area sekolah.
" Nanti di jemput gak mba?" tanya pak Kardi.
" Ya pak, seperti biasanya." jawab Kalista.
Pak Kardi mengangguk tanda mengerti, " Ya udah, kalau begitu saya pulang mba, mau ngantar nenek." kata pak Kardi.
" Oke pak."
Mobil pun kembali melaju meninggalkan Kalista yang masih berdiri di gerbang sekolah. Kemudian ia kembali berjalan dengan senyum dibibir nya terus mengembang. Entah mengapa ia merasa bahagia pagi itu, entah apa sebab nya.
" Kalista .... " panggil seseorang dari arah belakang.
Langkah nya pun berhenti, kemudian Kalista berbalik badan. Ia kaget, setelah mendapati seseorang sudah berdiri dihadapan nya.
Ya, dialah seseorang yang membuat hari-hari nya menjadi lebih berwarna setelah ia mengenal pemuda tanggung itu. Kalista menganggap pemuda itu adalah sumber kebahagiaan nya, meskipun status mereka hanya teman saja.
Ah ... Cowok tinggi, keren, manis, menjadi idaman para cewek di sekolah ini, ditambah status nya sebagai kapten dalam tim futsal nya.
Namun, Kalista sadar, ia tak mau berkhayal terlau tinggi, pada cowok populer di sekolah ini. Bisa mengenal dan berteman dengan nya saja sudah lebih dari cukup.
Mana mungkin, cowok sekeren Dito Alaska bisa menyukai cewek biasa sepertiku, hanya karena dia sering menegur dan menyapaku setiap pagi - batin Kalista sadar.
" Hei ... Kok bengong?" ujar Dito membuat gadis itu terkejut, lalu sadar dari lamunan nya tentang Dito.
Ia berusaha bersikap santai, karena tak mau Dito menangkap hal lain, apalagi kalau sampai Dito tau jika sebenarnya Kalista menyimpan rasa.
Uhh ... Kalista, jangan mimpi deh - gumam nya dalam hati.
" Eh, Di ... Dito." ucap Kalista tergagap. Ia pun tak tau, mengapa selalu salah tingkah saat dihadapan cowok itu.
" Masih pagi kok udah bengong, mikirin aku ya .... " ujar Dito menggoda.
" Gak, enak aja." balasnya mencibir.
Dito justru teryawa renyah. Sialan! Kalista mengumpat dalam hati.
" Nanti pulang bareng yuk." ajak Dito.
Kalista pun agak kaget mendengarnya. Hah! Seorang Dito? Gak mungkin, pasti dia cuma mau mengetes aku aja nih - Katanya membatin.
Namun begitu, walau sebenarnya Kalista senang, dia tak langsung menyetujui ajakan cowok keren di depan nya itu. Kuatir kalau Dito hanya bercanda.
" Tuh kan ... Bengong lagi, kenapa sih, suka banget bengong." ujar Dito sambil menatap wajah Kalista, membuat gadis itu tersipu.
" Kalau diem aja berarti setuju. Oke, nanti aku tunggu." kata Dito kemudian berlalu pergi, tanpa memberi Kalista kesempatan untuk menjawab.
Huh! Menyebalkan!
Tapi itulah yang membuat Kalista menyukai cowok itu, Dito, seorang kapten futsal. Ia menilai, Dito bukanlah termasuk cowok yang suka bertele-tele. Orang nya sangat misterius, kepribadian nya cukup sulit ditebak.
Ah ... Dito, cowok yang telah berhasil membuat Kalista jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidup nya.
Sejenak ia mengehela nafas panjang, Kalista masih tak percaya jika yang berbicara dengan nya tadi adalah Dito, cowok yang paling di idolakan oleh semua cewek di sekolah ini.
Gadis itu pun tersenyum, kemudian kembali melangkah menuju kelas.
Bersambung...
========================
Terimakasih buat teman-teman yang sudah membaca. Mohon maaf kalau masih berantakan.
Jangan lupa komen dan vote nya yaaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
ORIGAMI CINTA (SELESAI)
Teen FictionIni tentang kisah mengejar cinta pertama, pada seseorang yang masih enggan untuk mencinta karena kisah masalalu yang membuat trauma. Memutuskan untuk mencintai seseorang yang masih belum bisa melupakan masalalu nya memang tidak mudah. Butuh perjuang...