~ Happy Reading ~
Saat tiba dibelakang bangunan lab ipa. Kalista mendapati Dito sudah tersungkur dengan wajah lebam dan bibir berdarah, karena perkelahiannya dengan tiga siswa tanggung, yang Kalista sendiri tak kenal siapa mereka.
"Dito!" teriak Kalista. Baik Dito dan ketiga siswa itu pun langsung mengalihkan pandangannya kearah Kalista.
"Kalista? " Dito melotot saat melihat Kalista sudah berdiri, tak jauh darinya.
Acuh. Kemudian ketiga siswa itu menatap Dito dengan penuh kebencian yang tersumat. Salah seorang diantara mereka tersenyum licik dan penuh kemenangan, lalu meraih kerah seragam Dito.
" Bangun lo, pengecut!" sungutnya sambil menarik baju seragam Dito secara paksa.
Perlahan, Dito berdiri, meski agak terhuyung.
* BUG! *
Satu bogem mentah mendarat, tepat mengenai hidung Dito, tanpa permisi. Dito pun meringis kesakitan, bersamaan dengan itu, darah segar keluar dari hidung nya.
"Maju, sini lo, pengecut! " hardiknya, lalu mendaratkan satu pukulan lagi. Dito semakin terhuyung. Bukan Dito tak mampu untuk melawan serangan pemuda itu, namun karena dia bermain kotor, dengan membawa dua teman lagi untuk membantunya menghabisi Dito.
Kalista langsung berlari, kearah Dito.
"Stop! " seru Kalista, lalu berdiri didepan Dito, ia merentangkan tangannya untuk menghalangi. Seolah ia ingin melindungi Dito dari serangan ketiga siswa itu.
"Gue paling gak suka, berurusan sama cewek. Minggir! " bentak nya membuat Kalista agak terkejut. Namun dia tak gentar, gadis itu tetap berdiri didepan Dito seraya menghalangi mereka.
"Kalau berani, sini, hadapin aku," pungkas Kalista layaknya seorang jagoan.
"Cih! " pemuda itu menyunggingkan senyumnya.
" Lis ... minggir, jangan disini. Kamu ngapain kesini," kata Dito.
"Gak! Kalis gak mau pergi! " tandasnya keras kepala.
"Minggir! gue gak mau nyakitin cewek. Ini urusan gue sama si keparat ini, jadi lo minggir! " tukas pemuda itu, lalu mendorong Kalista secara kasar. Gadis itu pun terhempas ke tanah dan siku nya pun menatap tanah.
"Kalis?! " Dito tersentak.
"Aw! sakit .... " rengek Kalista sambil mengusap siku nya.
Melihat hal itu, Dito merasa tak terima. Terlebih pemuda itu bertindak kasar, hingga membuat Kalista terjatuh.
"Bangsat lo ya Lex! beraninya sama cewek! " sungut Dito dengan tatapan bak sebilah pedang.
"Gue udah bilang minggir, tapi dia keras kepala. Jadi itu bukan salah gue!"
Tanpa permisi, Dito pun menghujani pemuda bernama Alex itu, dengan pukulan-pukulan tiada ampun. Entah mengapa, setelah melihat Kalista mendapat perlakuan kasar dari Alex, amarah nya pun meledak. Dito seperti mendapat sumber kekuatan untuk menghajar Alex. Dito, seperti sedang kesetanan.
Tiga sampai empat pukulan dilayangkan, tepat mengenai wajah dan perut Alex secara bertubi-tubi. Tak hanya itu, tendangan kaki nya pun turut melayang, menghajar Alex tanpa ampun. Sedangkan kedua teman Alex hanya bisa terpaku melihat Dito menghajar Alex, secara membabi buta. Demikian dengan Kalista, hanya bisa tercengang melihat perkelahian sengit didepan matanya. Dan tinjuan terakhir, begitu kuat, mengenai hidung Alex, hingga membuat cowok itu jatuh tersungkur dengan luka lebam diwajah nya. Bibir dan hidung Alex berdarah, dia terluka amat serius.
"Dito! stop! " teriak Kalista lalu memeluk Dito yang sedang beringas. Amarah Dito meledak, sorot matanya begitu tajam, serta nafas nya memburu tak beraturan. Kalau saja Kalista tak langsung memeluknya, mungkin Dito benar-benar menghabisi Alex yang sudah tidak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORIGAMI CINTA (SELESAI)
Teen FictionIni tentang kisah mengejar cinta pertama, pada seseorang yang masih enggan untuk mencinta karena kisah masalalu yang membuat trauma. Memutuskan untuk mencintai seseorang yang masih belum bisa melupakan masalalu nya memang tidak mudah. Butuh perjuang...