~ Happy Reading ~
Langkah gontai menyusuri koridor sekolahan, dengan wajah sendu dan sedikit ditekuk. Tas mungil berwarna maroon melekat di punggung nya. Ia terus melangkah, melewati setiap kelas dan para siswa lain nya yang sedang mengobrol ataupun sekedar membaca buku.
Begitulah Kalista melalui pagi nya itu tanpa senyum semangat tidak seperti biasanya. Senyum hambar berusaha ia paksakan untuk mengiasi wajah putih bersih khas campuran Tionghoa-Sunda itu.
Saat menuju kelas, tak sengaja ia berpapasan dengan Dito yang kala itu sedang berjalan dengan teman laki-laki nya.
" Dito .... " Sapa Kalista, berharap cowok itu membalas sapaan nya.
Dito hanya tersenyum datar, lalu melangkah begitu saja. Kalista kecewa, karena Dito acuh padanya.
Gadis itu sadar, seperti nya Dito marah, lantaran kemarin ia tak jadi datang untuk memenuhi undangan nya.
Ia tak menyerah begitu saja, setidak nya ia harus menjelaskan pada Dito, mengapa kemarin ia tak jadi datang ke lapangan untuk melihat nya berlatih futsal.
Kalista berbalik badan.
" Dito, tunggu." Seru nya, Dito pun berhenti. Ia pun segera melangkah menghampiri Dito.
Dito masih diam, acuh, tak seperti biasanya yang selalu bersikap ramah dan manis padanya.
" Dito, kamu marah ya?" Ucap Kalista.
" Enggak."
" Kalis minta maaf ya, kemarin gak jadi datang." Ujar gadis itu dengan harap-harap cemas.
" Iya, gak papa." Jawab Dito datar.
" Kemarin nenek ku masuk Rumah Sakit, jadi aku harus pulang." Terang nya berusaha menjelaskan.
" Iya, gak papa kok. Udah dulu ya .... " Ujar Dito kemudian berlalu begitu saja, membuat Kalista kecewa.
Gadis itu murung, karena Dito bersikap acuh dan dingin padanya hari ini.
Lalu, ia pun kembali melangkah menuju kelas, dimana ia sudah disambut oleh Ira dengan senyum riang, khas gadis berdarah Sulawesi itu.
" Kalista .... " Sapanya dengan wajah berseri.
Kalista hanya membalas dengan senyum yang dipaksakan, begitu datar. Ira menerka, apa yang sudah terjadi pada sahabat nya ini, mengapa wajah nya begitu masam.
" Kalis, kamu kenapa?" Tanya Ira setelah Kalista duduk disamping nya.
" Gak papa." Jawab nya sambil menggeleng.
" Bohong!" Sergah Ira tak percaya.
Kalista pun duduk menghadap Ira, dengan raut sendu, ia pun bercerita padanya.
" Dito, seperti nya marah deh sama aku." Ucap Kalista.
" Marah kenapa?"
" Ya ... Karena kemarin aku gak jadi datang." Tutur Kalista, lalu menutup wajah dengan kedua tangan nya.
" Kamu udah ketemu dia, terus jelasin ke dia belum?"
" Udah Ra, tadi aku ketemu Dito."
" Terus, gimana respon dia?"
" Ya gitu, cuek, dingin ... Tapi dia bilang sih gak marah sama aku, tapi kenapa dia cuek sama aku Ra."
" Mungkin Dito ada masalah lain Lis, udah jangan terlalu di pikirin, yang penting kamu kan udah jelasin ke dia." Timpal Ira, membuat Kalista sedikit lega.
Beberapa saat lonceng sekolah berbunyi. Para siswa pun masuk kedalam kelas, kemudian disusul dengan pak Wahyu yang hari ini akan memberi materi pelajaran Bahasa Inggris.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORIGAMI CINTA (SELESAI)
Teen FictionIni tentang kisah mengejar cinta pertama, pada seseorang yang masih enggan untuk mencinta karena kisah masalalu yang membuat trauma. Memutuskan untuk mencintai seseorang yang masih belum bisa melupakan masalalu nya memang tidak mudah. Butuh perjuang...