~ Happy Reading ~
Perasaan yang dirasakan oleh Kalista benar-benar tak bisa dilukiskan dengan kata-kata, ia sangat bahagia setelah mendapat undangan secara langsung dari sang kapten. Ia sudah tak sabar untuk menunggu pulang sekolah nanti, Kalista ingin segera melihat kapten kebanggaan nya itu, unjuk kemampuan di tengah lapangan.
" Kalista? " Panggil seseorang lalu mendekat.
Rupanya Sandi, teman satu angkatan namun beda kelas dengannya, dia anak kelas XI Kimia 1.
" Eh ... Sandi, ada apa?"
" Nanti pulang sekolah, kamu mau gak temenin aku latihan softball?" Pinta Sandi.
Sejenak Kalista diam setelah mendengar ajakan Sandi. Ia bimbang, mana mungkin Kalista mau menerima ajakan Sandi, sedangkan ia pun ingin melihat Dito bermain futsal.
Kalista nampak bingung, bagaimana cara nya menolak ajakan Sandi, tanpa harus membuat nya kecewa atau pun sakit hati.
Ira pernah bilang pada Kalista, jika Sandi menyukai nya. Tapi sayang nya, Kalista tak memiliki rasa yang sama, ia hanya menganggap Sandi sebagai teman saja. Karena hati dan perasaan nya, telah dicuri oleh sang kapten itu.
" Hhmm ... Gimana ya San, sepertinya aku gak bisa." Ucap Kalista agak ragu.
" Kenapa?"
Kalista bingung harus memberi alasan seperti apa, supaya Sandi tak begitu kecewa dan percaya.
Lalu, ia pun melirik Ira, sepertinya Ira mengerti dengan isyarat tersebut.
" Anu ... Itu, Kalista mau pergi sama aku." Ujar Ira menimpali.
Sekarang, Kalista bisa bernafas lega, karena Ira telah membantunya dalam masalah ini.
" Oh ... Ya udah deh, lain kali aja." Kata Sandi dengan nada kecewa.
" Maaf ya San .... " Pungkas Kalista sambil tersenyum, berharap bahwa Sandi bisa memahami.
" Iya, gak papa kok."
Lalu Sandi pun enyah dari hadapan gadis itu. Sebenarnya, Kalista merasa tak enak hati pada cowok itu, karena selama ini, Sandi begitu baik padanya.
Tapi mau bagaimana lagi, sang kapten sudah memaksa nya untuk datang, mana mungkin Kalista menolak kesempatan emas ini.
" Sepertinya Sandi beneran suka deh sama kamu." Kata Ira.
" Kira-kira, Sandi kecewa gak ya Ra?"
" Kecewa kenapa?"
" Ya, karena aku menolak ajakan dia."
" Ah ... Udah, biasa aja, gak usah dipikirin." Balas Ira.
Kalista pun mengangguk mendengar ucapan Ira.
***
Setelah semua pelajaran selesai, Kalista pun segera membereskan buku-buku nya dari atas meja, dan dimasukkan kedalam tas sekolah. Ia agak terburu-buru, lantaran ingin segera datang ke lapangan futsal, untuk memenuhi undangan dari Dito.
" Lis, jadi ke lapangan?" Tanya Ira.
" Jadi."
" Ya udah, yuk." Ajak nya.
Kalista mengangguk, kemudian bangkit dari tempat duduk nya dan melangkah keluar, menuju lapangan futsal yang terletak di belakang gedung serba guna sekolah.
Gadis itu benar-benar tak sabar, untuk segera melihat Dito bermain futsal. Ia sudah membayangkan, betap keren dan jago nya Dito, saat dia memainkan bola di lapangan nanti. Diiringi dengan tepuk tangan yang begitu riuh, dari para penonton yang memang sengaja datang untuk memberi semangat kepada tim kebanggaan sekolah mereka, meskipun hanya sekedar latihan saja, terlebih disana ada Dito, bintang nya lapangan.
Namun, saat keduanya hampir tiba, langkah kaki Kalista terhenti setelah merasakan getaran ponsel dari saku baju sekolah nya.
" Eh ... Tunggu bentar Ra." Ucap Kalista lalu menarik ponsel nya dari saku baju.
" Kenapa Lis? Ada yang ketinggalan?"
" Enggak ... Ini, ada yang nelfon, bentar ya."
Ira pun mengangguk, lalu ia menunggu Kalista yang sedang menerima panggilan telfon.
" Hallo? " Ucap Kalista menjawab panggilan tersebut.
" Hallo non, ini bik Asih." Balas bik Asih dari ujung telfon. Suara nya terdengar parau, seperti sedang menahan tangis.
" Iya, ada apa bik?"
" Nenek non." Ucap bik Asih sendu.
" Nenek kenapa bik?" Tanya Kalista mulai diliputi kecemasan.
" Nenek tadi jatuh dari kamar mandi, gak sadarkan diri, lalu dibawa ke Rumah Sakit." Terang bik Asih.
" Apa?! " Kalista pun terkejut, pikiran nya mulai panik, hatinya pun sedih, saat mendengar kabar, jika nenek tercinta saat ini sedang berada di Rumah Sakit.
" Mama sama papa, udah di kasih tau bik?" Imbuh nya lagi.
" Udah non, sekarang sedang menuju Jakarta."
" Ya udah, aku pulang sekarang juga bik." Sambung nya sambil menahan tangis.
Ya tuhan ... Tolong selamatkan nenek - Kalista berdoa dalam hati.
Ira perlahan mulai mendekat, ia memperhatikah wajah teman nya itu dengan seksama.
" Kalista, ada apa?" Tanya Ira pelan.
" Nenek, Ra." Balas Kalista sedih.
" Nenek kenapa?"
" Masuk Rumah Sakit, aku harus pulang Ra." Ucap Kalista.
" Ya udah, hati-hati ya, semoga nenek cepat sembuh." Tutur Ira.
Lalu Kalista pun berbalik arah, ia mengurungkan niat nya untuk melihat Dito berlatih. Kalista lebih khawatir dengan kondisi nenek nya itu, ia tak memikirkan apapun lagi selain harus segera sampai di Rumah Sakit.
Dito ... Maafin Kalista ya, bukan nya Kalis gak mau lihat Dito latihan, tapi nenek Kalis lebih penting, beliau sekarang lagi di rumah sakit, Kalis harap Dito gak marah - Gumam Kalista dalam hati.
Bersambung....
==========================
Sekali lagi author ucapkan terimaksih buat para readers yang telah bersedia untuk membaca cerita ini.
Jangan lupa tinggalkan jejak dan stay tune di next part ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ORIGAMI CINTA (SELESAI)
أدب المراهقينIni tentang kisah mengejar cinta pertama, pada seseorang yang masih enggan untuk mencinta karena kisah masalalu yang membuat trauma. Memutuskan untuk mencintai seseorang yang masih belum bisa melupakan masalalu nya memang tidak mudah. Butuh perjuang...