~ Happy Reading ~
Mentari bersinar semakin terik, sebab sang fajar akan kembali ke peraduan nya, menyinari bumi belahan lain.
Sore itu, selepas dari mengajar les, Dito mengantar Kalista pulang ke rumah. Kedua nya berboncengan, lalu mengobrol diselingi canda dan tawa yang begitu lepas. Tanpa disadari, tangan Kalista telah melingkar di pinggang Dito, dan Dito merasa nyaman Kalista melakukan hal itu.
" Gimana ami, gak gigit kan?" Tanya Dito ketika motor sedang melaju.
" Iya, ami baik banget, ramah."
" Jadi gak kapok kan main ke rumah?"
" Gak lah, kalau bisa setiap hari ke rumah kamu." Cetus Kalista.
" Huuuu ... Ami ngomong apa aja?"
" Ih kepo, ada deh." Cibir Kalista.
" Pasti ngomongin kegantengan seorang Dito kan, haha! " Gurau Dito.
" Ih pede banget sih." Balas Kalista seraya memukul helm yang Dito pakai.
" Eh ... Kata ami, banyak fans-fans Dito yang suka ngasih kado, dan ada juga yang suka dateng ke rumah. Itu bener ya?"
Dito mengangguk, " Iya bener, yang penting kan aku gak pernah maksa mereka."
" Terus, kalau fans maniak Dito lihat kita boncengan, gimana?"
" Ya gak gimana-gimana, bilang aja, lagi boncengin fans yang ngebet banget minta dianter pulang, haha ...." Tandas Dito disertai gelak tawa.
" Sialan! " Umpat Kalista. Gadis itu pun cemberut setelah mendengar ucapan Dito. Entah mengapa, gurauan seperti itu selalu diambil hati oleh Kalista, perasaan nya memang begitu sensitif seperti pantat bayi, mungkin karena yang berbicara seperti itu adalah cinta pertama nya. Hingga terbesit dalam benak Kalista, bahwa selama ini Dito pun menganggap dirinya sama seperti gadis-gadis lain, hanya sebatas penggemar.
" Kalau misal nya fans Dito ada yang gak suka, terus dia macem-macem sama Kalis, gimana?"
" Haha! Itu gak akan mungkin Kalis, kebanyakan nonton drama sih kamu."
" Kalau misal nya ada beneran?"
" Hhm ... Itu gak mungkin Kalista, jadi gak usah ngaco." Jawab Dito.
" Berarti Dito gak akan belain Kalis ya?" Ujar Kalista kecewa.
Dito tak menjawab pertanyaan Kalista. Kedua mata nya justru teralihkan oleh sosok gadis yang sedang duduk di halte seraya membawa sebuah tas.
Sementara itu di jok belakang, Kalista terus nyerocos tanpa henti, meskipun Dito tak menanggapi nya. Sebab Dito lebih terfokus pada gadis itu, sampai motor nya melaju cukup jauh.
* ZYITT!! *
Dito mengerem motor nya secara mendadak, hingga menimbulkan bunyi derit karena ban motor bergeseskan dengan aspal. Membuat dahi Kalista membentur helm yang dia pakai.
* DUG *
" Aw! Sakit! " Pekik gadis itu seraya mengusap-ngusap dahi nya.
" Eh, maaf ... Maaf." Ucap Dito.
" Dito kenapa sih, rem mendadak, bikin kaget aja." Protes Kalista.
Dito tak menjawab, dia justru berbalik arah.
" Kita mau kemana Dito? Kok balik lagi?"
" Bentar ya Lis." Jawab Dito, lalu ia menambah kecepatan laju kendaraan nya.
Motor nya berhenti, tepat di depan halte tersebut. Dan gadis tadi, rupanya masih duduk disana, wajah nya terlihat sendu seperti habis menangis. Dito segera turun dari motor nya lalu menghampiri gadis itu. Pun dengan Kalista, ia nampak bingung sebab ia tak mengenali gadis tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ORIGAMI CINTA (SELESAI)
Teen FictionIni tentang kisah mengejar cinta pertama, pada seseorang yang masih enggan untuk mencinta karena kisah masalalu yang membuat trauma. Memutuskan untuk mencintai seseorang yang masih belum bisa melupakan masalalu nya memang tidak mudah. Butuh perjuang...