STRAWBERRY |29|

17 1 0
                                    

~Happy Reading~

Entah apa yang membuat Kalista pergi mencari Dito, sampai ke kantin tempat biasa cowok itu nongkrong bersama teman-temannya. Seperti ada sesuatu hal yang ingin gadis itu sampaikan padanya. Namun, sebelum pergi ke kantin, Kalista telah terlebih dahulu mencari Dito ke kelas nya, tetapi cowok itu tidak ada. Bahkan dibeberapa titik, tempat Dito berdiam, seperti perpustakaan ataupun lab kimia, cowok tetap tak ditemui. Sampai akhirnya Kalista memutuskan untuk mencarinya di kantin. Sebab, Kalista sangat yakin jika Dito ada disana.

Setibanya di kantin mak Sum, Kalista hanya melihat teman-teman Dito ada disana, pun dengan Susan. Tapi Dito? cowok itu tidak ada, entah kemana dia.

Kalista menghampiri mereka.

"Hai .... " sapa Kalista. Sontak, pandangan mereka pun teralihkan pada sosok gadis yang sudah berdiri seraya melempar senyum kepada mereka.

"Kalista, ada apa?" tanya David. Yang lain masih diam, namun Susan memandang Kalista dengan tatapan kurang senang.

"Dito, kemana ya? "

"Ada perlu apa? " Susan bertanya agak sewot.

"Ada hal penting, sekalian mau mengembalikan ini," ujar Kalista sambil menunjukkan kota nasi.

Kemudian Susan berdiri, mendekatinya. Dia menilisik, dari ujung kaki sampai kepala. Tatapannya begitu sinis, dan terkesan meremehkan gadis dihadapannya itu.

"Cuma itu doang? " kata Susan sambil menaikkan satu alisnya.

"Iya. Dito, gak disini? "

"Enggak! " timpal Alan terdengar kurang senang. Entah mengapa, teman-teman Dito bersikap seperti itu pada Kalista, seperti tidak menyukai gadis itu, kecuali David.

"Lagian kenapa sih, lu nyariin Dito terus." Burhan ikut bertanya.

Susan pun menyunggingkan senyum nya, kemudian kembali duduk.

"Memang lu ada hubungan apa sama Dito?" tanya Susan.

"Gak ada, cuma teman."

"Temen kok, tapi posesif." Farhan menyela.

Mereka pun tertawa lebar. Sedangkan David? cowok itu masih bungkam, melihat teman-temannya bersikap seperti itu pada Kalista.

"Jangan terlalu posesif. Mentang-mentang semalem, habis diajak Dito," cetus Farhan terdengar menyebalkan.

Gadis itu diam tak bergeming, mendapat perlakuan tak menyenangkan dari teman-teman Dito.

Susan menoleh kearah Farhan. Dahinya mengerut, "Diajak kemana?"

"Semalam kan kita latihan futsal, Kalista diajak," balas Farhan.

"Ohh .... " Susan manggut-manggut.

"Sebenernya Dito ngajakin gua, tapi gua gak bisa. Jadi, mungkin, Dito ngajak dia." Susan berkata sambil menatap Kalista yang diam terpaku.

"Kalian kenapa sih, aku kan cuma nanyain Dito doang. Kok kalian kaya gitu, kenapa? " ujar Kalista.

Tak satu pun dari mereka yang menjawab pertanyaan Kalista. Mereka hanya menyunggingkan senyum sinis nya.

David yang sedari tadi membisu, pun akhirnya angkat bicara. Setelah melihat Kalista dirundung oleh teman-temannya, yang notabene memang tak menyukai akan kedekatannya dengan kapten mereka. Sebab mereka lebih setuju, bila Susan dan Dito kembali seperti dulu, menjadi sepasang kekasih.

Sebenarnya, mereka tak ada hak untuk mencampuri urusan pribadi Dito. Terlebih mengenai urusan hati.

"Udah-udah .... " lerai David.

ORIGAMI CINTA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang