Olivia tersungkur ke tanah. Ia memegang kepalanya yang terasa pening akibat hantaman kuat dari Diva. Gadis menghampiri Olivia dan mengulurkan tangannya. Olivia mengedipkan matanya beberapa kali kemudian dengan senang hati menerima juluran tangan Diva dan memeluk Diva. Dica membantu Olivia untuk berjalan dan segera membawa lawannya ke ruang kesehatan untuk diobati sementara perlombaan akan digilir oleh peserta selanjutnya.
Sembari menunggu, Elia memilih untuk pergi ke kantin sekolah. Sebelumnya, ia sudah bertanya apa titipan dari Claire, Diva dan Olivia. Elia segera membeli makanan itu dan kembali ke tempatnya. Namun di tengah ia akan berlari, Elia merasa seseorang menarik tangan nya. Sebelum sontak melepas genggaman orang asing pada tangannya, gadis itu melihat siapa yang berada di depannya.
"Na!"
Elia kenal suara itu. Ia berhenti meronta dan memiringkan kepalanya, menatap seseorang yang dikenalnya menarik tangannya dengan panik.
"Apa?" Tanya Elia.
"Kemarilah!" pinta Kelvin, pria itu mengambil nafas sebentar sebelum akhirnya melepas tangan Elia dan membawanya mendekati ke sebuah letak kerumunan. Elia hanya mengikutinya dan tiba-tiba, seorang pemuda seumurannya dengan syal berwarna putih yang setia melingkar di lehernya, mengambil alih telapak Elia dan meletakkan sesuatu ke genggaman gadis itu.
"Ini." Carlos, teman seangkatan Elia itu memberikan sebuah pil warna putih pada Elia dan di genggamannya lagi terdapat sebotol air mineral.
"Apa ini?" Tanya Joyce yang juga baru datang dan langsung disuguhi sebuah pil berwarna putih oleh Carlos.
"Obat. Kami dari klub laboratorium, dan mendapat kabar dari organisasi pusat elemen dan penelitian bahwa matahari sedang tidak stabil sehingga klub kami berinisiatif membuat sebuah pil untuk meningkatkan daya tubuh elemen bagi pengguna elemen cahaya." Jelas Carlos. Elia melihat beberapa anggota klub laboratorium sekolah -yang memiliki ciri khas yaitu syal putih yang selalu mereka bawa- sedang membagikan sebotol pil yang sama pada murid dengan elemen cahaya."Telanlah," ucap salah satu anggota klub laboratorium. Elia dan yang lain turut menelan pil dari Carlos. Carlos memberikan satu botol berwarna putih kepada Elia.
"Apa ini?" Tanya Elia meraihnya dan melihat lihat bagian luar botol kecil berwarna putih itu.
"Pasokan pil yang cukup untuk sebulan. Omong-omong, aku percaya kau akan menang nantinya, botol pil seperti ini pasti dengan mudah kau temukan di akademi bintang nanti." Jawab Carlos.
"Apa membuat hal seperti ini tidak merepotkanmu dan anggota klub lainnya?" tanya Elia mengambil botol itu dan melihat detailnya."Repot? Haha tidak. Ini demi kesehatan kita. Pihak cahaya memang dibuat untuk menjamin kebaikan dan kesucian, karena itu adalah lambang elemen kita."
"Terima kasih Carlos." Kata Dahlia sembari tersenyum dan menyimpan botol pil nya ke dalam tas. Carlos tersenyum dan mengangguk.
"Aku... tidak suka bintang dan kegelapan di pagi hari." Timpal Joyce menatap jijik.Elia melihat ke angkasa dan mendapati bulan sabit di angkasa. Ia mengerti, karena cahaya matahari adalah lambang sekaligus energi kekuatan bagi para pengguna elemen. Kecuali dengan mereka yang mendapat kuasa sang dewa matahari, maka para rakyat biasalah yang akan merasakan efek sampingnya yang lebih besar.
Tapi, Elia bukanlah rakyat biasa.
"No peserta 9!!!"
Suara itu berdengung mengisi ruangan, Elia segera membungkuk dan mengucap terima kasih lalu bergegas menuju tempat teman-temannya --mengingat ia tadinya hendak memberi makanan pada teman-temannya--.
"Dari mana saja kau?!" Tanya Claire mengerutkan dahinya kesal. Antara marah dan lapar menjadi satu.
"Maaf, aku pergi dulu ya. Bye bye." Ujar Elia segera memberikan makanan yang telah ia daat kepada Claire.Setelah meninggalkan snack-nya pada teman-teman nya, gadis itu menuju lapangan bersama dengan lawannya. Hilda, kakak kelasnya, adalah lawan Elia di ronde kali ini. Terkenal dengan ketegasan dan keteguhannya mempelajari ilmu pedang, Hilda menjadi salah satu wanita yang masuk dalam klub pedang sekolah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Elia: The Daughter Of Sun
PertualanganMenjadi yang tersingkir bukanlah sebuah pilihan. Demikianlah ketika sang gadis terjebak di dalam labirin kegelapan. Elia hidup di kalangan rakyat biasa, namun siapa sangka, kekuatan yang mengalir dalam dirinya berasal dari penguasa terkuat di dunia...