17. Half Moon

385 68 12
                                    

A/N  Chapter pendek lagiiii, mohon dimaklumi.

Btw dukung penulis dan work ini dengan cara vote dan komen. Karena vote dan komen kalian bakalan nambah motivasi gue buat nulis, percaya deh.

Enjoy fellas.

Sudah satu minggu berlalu sejak pertemuan terakhir Rosaline dengan Jerome

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu minggu berlalu sejak pertemuan terakhir Rosaline dengan Jerome. Itu berarti, sudah satu minggu juga Jerome mendeklarasikan ketidaksukaannya pada Rosaline.

Kalau ditanya bagaimana perasaan Rosaline saat ini? well ia tidak mau munafik dengan mengatakan kalau perkataan Jerome sama sekali tidak membekas di hatinya. Tetapi, setidaknya saat ini ia merasa lebih baik.

Sangat baik hingga Rosaline memutuskan untuk bersikap biasa dan datang ke akademi dengan sukarela.

Seperti biasa, ia menunggu jemputannya di depan lobi—tanpa Troye, dan saat mobil sedan hitam itu datang, ia dengan patuh masuk ke dalamnya.

Semuanya berjalan mulus dan sesuai rencana, hingga Rosaline sudah berganti pakaian dan berada tepat di depan pintu besi putih yang menghalanginya dengan ruang latihan.

Saat itulah Rosaline merasa kalau ia belum siap. Ia tidak sanggup untuk berhadapan langsung dengan Jerome.

Rosaline bingung, bagaimana bisa omongan Jerome bisa begitu mempengaruhinya.

Bukankah omongan menyakitkan dari orang lain sudah seperti makanan sehari-harinya?

Lalu, kenapa kali ini begitu sakit?

Jerome hanyalah orang asing yang kebetulan ia temui, dan kebetulan juga menyelamatkan nyawanya beberapa kali.

Perasaan yang saat ini ia rasakan, apakah itu rasa hutang budi? Atau lebih?

Rosaline masih berdiri di depan pintu dengan pandangan menerawang. Entah kenapa saat ini ia ingin pergi jauh.

Memantapkan hati untuk tidak masuk ke dalam ruang latihan, Rosaline perlahanlahan melepas handel pintu, lalu membalikkan tubuhnya.

Namun, bukan lorong lantai 5 yang menjadi pemandangan saat tubuh Rosaline berbalik, tapi sebuah dada bidang yang terbalut baju taekwondo berwarna hitam.

"Kenapa berbalik dan bukannya masuk ke dalam?"

Suata berat itu seketika membuat tubuh Rosaline menegang. Saat ia menengadah, Jerome sudah terlebih dahulu memandanginya dengan tatapan bosan—tatapan biasa yang selalu terpancar dari iris matanya.

"Ada yang terlupa atau tertinggal?" tanya Jerome lagi, kali ini ia berjalan ke samping Rosaline, dan membuka pintu ruang latihan lebar-lebar.

"Masuk." Ucapnya dengan suara tegas, seperti memerintah.

Sial, sungguh sial.

Rosaline berniat untuk bolos karena tidak ingin bertemu dengan Jerome. Namun lihat, orang yang sangat tidak ingin ia temui malah ada di hadapannya sekarang.

SEÑORITA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang