28. Neraka & Arabella

324 54 23
                                    

A/N  : trigger warning for mentions of violence and child abuse.

Ini adalah alasan kenapa gue masukin Senorita ke dalam kategori mature content.

16 tahun yang lalu, saat pertama kali melihat belasan anak yang ada di rumah keluarga Kwon, Jerome tidak terlalu memperhatikan wajah mereka satu persatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

16 tahun yang lalu, saat pertama kali melihat belasan anak yang ada di rumah keluarga Kwon, Jerome tidak terlalu memperhatikan wajah mereka satu persatu. Alasannya? Pertama, karena mereka terlalu banyak dan tidak mungkin Jerome dapat mengenali mereka dalam satu kali pandang. Alasan kedua adalah karena penampilan mereka yang sangat mengenaskan.

Jerome tidak bisa melihat mereka lebih dari 5 detik. Mata anak-anak itu terlihat kosong, dan membuat Jerome yang baru berusia 7 tahun, ketakutan.

Meski demikian, Arabella adalah orang pertama yang menarik perhatiannya. Bukan karena perempuan yang tiga tahun lebih tua dari Jerome itu memiliki mata biru secerah langit tetapi, karena Arabella memberikan sepotong roti krim kepada Jerome.

Saat itu, Jerome sudah tinggal selama empat hari di rumah keluarga Kwon. Namun, ia selalu kehabisan saat pembagian makan.

Pembagian makan di rumah keluarga Kwon sangat tidak adil dan manusiawi. Cara mereka memberi makan adalah dengan memberikan nampan berisi beberapa helai roti dengan keju, atau sepiring nasi dengan sepotong ikan, ada juga mangkuk berisi sup krim, dan kalau beruntung mereka akan mendapatkan buah sebagai pencuci mulut.

Jumlah yang diberikan tidak pernah cukup untuk mereka semua. Maka dari itu anak-anak yang ada di rumah itu akan selalu berebut dan berkelahi.

Di hari-hari awal kedatangannya di rumah itu, Jerome selalu mengalah, karena ia merasa kasihan. Mereka semua terlihat seperti orang yang kelaparan dan kurang gizi.

Namun setelah hari keempat, giliran Jeromelah yang merasa kelaparan setengah mati. Perutnya perih, wajahnya pucat, dan keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.

Di saat Jerome merasa kalau ia tidak akan bertahan malam itu, sebuah tangan mengulurkan sepotong roti krim ke hadapannya.

Jerome mengangkat kepala, dan mendapati sepasang mata biru cerah yang menatapnya.

"Makan." Ucap si pemilik mata biru itu, sambil menggoyang-goyangkan roti di hadapan Jerome.

Tangan si anak bermata biru itu sangat kotor dan di sela-sela kukunya dipenuhi oleh tanah. Jerome yakin ada jutaan kuman yang telah mengkontaminasi roti krim yang ada di genggaman anak itu.  Namun, ia seakan tidak peduli dan langsung memakan roti itu dengan lahap seperti orang kesetanan.

"Siapa namamu?" anak perempuan itu bertanya, sesaat setelah Jerome menghabiskan rotinya.

"Junhoe. Koo Junhoe." Jerome menyebutkan nama lahirnya dengan suara pelan.

"Aku Arabella. Panggil saja Bella."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEÑORITA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang