30. Loose String

315 56 31
                                    

Siang itu, Rosaline membolos pelajaran terakhir dan meminjam dapur milik jurusan tata boga yang berada di gedung selatan. Mungkin, kata meminjam kurang tepat untuk menggambarkan kehadiran Rosaline dan Troye yang tanpa ijin dan basa-basi di sana.

Kedua orang itu tiba-tiba saja merangsek masuk ke dalam dapur dengan satu kantong belanja, dan menempati satu meja dapur yang kosong. Bahkan, siswa-siswi jurusan tata boga yang juga berada di sana sampai menatap mereka berdua seperti alien yang tersasar.

Kalau kalian bertanya apa Rosaline dan Troye peduli dengan mereka, jawabannya tentu saja tidak.

Troye berdalih, kalau ia dan Rosaline tidak pernah telat membayar uang sekolah. Makadari itu, mereka berhak untuk menikmati fasilitas yang disediakan.

"Baiklah, kita mulai dari mana?" tanya Rosaline entah pada siapa. Bahan makanan yang ia bawa hari itu, sudah tersusun rapih di atas meja dapur.

"Mana ku tau. Yang belajar memasak itu kau, bukan aku." Jawab Troye dengan nada ketus.

Tidak mau mengambil pusing jawaban Troye yang sama sekali tidak membantu, Rosaline melihat catatan yang ada di ponselnya dan mencoba mengingat tahapan dan cara memasak yang telah diajarkan oleh Sarah di rumah.

"Baiklah, kita mulai dari memotong bawang, dan sosis." Rosaline menarik lengan sweater yang dikenakannya hingga ke siku, lalu mulai bersiap memotong bahan-bahan untuk memasak spaghetti.

Saat Rosaline begitu fokus memasak, Troye sibuk mengambil gambar dan video sahabatnya yang saat ini benar-benar terlihat seperti orang lain. Andai saja Troye tidak tahu, kalau Rosaline sedang dimabuk cinta, mungkin ia sudah akan membawa Rosaline ke rumah sakit jiwa.

Rosaline, memasak, dan dapur seharusnya tidak pernah ada di dalam satu kalimat.

"Troye coba cicipi." Setelah berkutat hampir setengah jam memasak, Rosaline akhirnya mulai berbicara lagi.

Awalnya Troye pikir, dia hanya akan terus diabaskan.

"Bagaimana?" Rosaline kembali bertanya, saat Troye selesai mencicipi saus bolongnaise yang dimasak Rosaline.

"Hmmm ... " Troye terlihat sedang berpikir keras, membuat Rosaline harap-harap cemas. "Lumayan."

"Hanya itu?"

"Ya, mau bagaimana lagi? Lidahku ini terbiasa dengan masakan yang dimasak oleh chef hotel bintang lima. Dan masakanmu itu rasanya biasa saja. Jadi aku harus jujur dan bilang lumayan."

Rosaline rasanya ingin menendang pemuda yang ada di hadapannya itu agar terdampar di bulan. Tetapi, mendengar alasan yang diberikan oleh Troye, sepertinya ia tidak bisa membantah.

Bagaimana bisa masakan seorang pemula sepertinya dibandingkan dengan chef hotel bintang lime.

Troye sepertinya melihat perubahan raut wajah Rosaline yang menjadi murung. Tidak mau gadis itu semakin salah paham, ia buru-buru menarik tangan Rosaline dan berucap, "Hei, untuk orang yang sama sekali tidak pernah tahu urusan dapur dan memasak, masakanmu itu luar biasa."

"Apa-apaan? Kenapa jadi memuakan seperti itu?" Rosaline menarik tangannya dengan raut wajah jijik. Namun, tidak dapat dipungkiri, kalau ia senang mendengar pujian tidak langsung dari Troye.

"Jerome pasti suka. Ku jamin." Ucap Troye lagi, yang membuat Rosaline tidak bis amenyembuhikan senyumannya.

"Ya, dia memang harus menyukainya. Aku mempertaruhkan hidup dan matiku untuk membuat spaghetti ini."

Rosaline dan Troye kemudian tertawa. Berbarengan dengan tawa mereka, pintu dapur digeser terbuka dari luar, dan menampakan sosok Jaehyun.

Laki-laki berlesung pipi itu berjalan menghampiri ke arah Rosaline dan Troye. Matanya memancarkan ketidak percayaan melihat Rosaline berada di tempat ini.

SEÑORITA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang